Tujuh belas

7.2K 1.7K 182
                                    

Astaga, akhirnya setelah berabad-abad ya gaes, hahaha 😭😂

Mana nih yang masih nunggu cerita Lilac?

Maaf ya baru bisa update karena satu dan banyak alasan yang bikin cerita ini stuck tapi akhirnya sekarang udah dapat Ilham gaes 😭🥺😂

Makasih buat yang masih setia nunggu, doain semoga produktif update ya❤️ selamat membaca, cek kalau ada typo ya❤️

Komen yang banyak biar rajin update!

🌼🌼

Ekspresi apa yang harus dibuat ketika si pujaan hati akhirnya mau melihat sosok kamu yang awalnya tidak terlihat? Seperti makhluk ghaib yang tidak kasat mata. Mungkin auranya hanya bisa dirasakan oleh beberapa orang saja. Itu pun manusia yang sesitif dengan semua hal yang berbau ghaib seperti anak indigo. Mungkin dulu Lilac seperti itu, bukan bagian dari anak indigonya, tapi salah satu makhluk tak kasat mata yang tidak orang hiraukan keberadaannya. Hanya beberapa teman dekat dan Bundanya saja yang bisa melihatnya. Termasuk Milo, cowok yang dia suka mendadak sekarang mendekatinya.

Padahal Lilac sudah berusaha membulatkan tekad. Satu tahun perasaannya yang sia-sia ingin segera Lilac akhiri karena memang tidak ada gunanya. Terus-terusan menjadi fangirl yang keberadaannya saja tidak diketahui. Apa lagi keinginan itu diperkuat dengan fakta bahwa Milo sudah punya pacar. bukannya tidak baik menyukai orang yang sudah punya kekasih? Lilac tidak mau di cap perusak hubungan orang atau pelakor walau julukan itu terlalu mustahil. Tentu saja karena Lilac tidak mungkin berada di antara keduanya. Milo saja tidak tertarik kepadanya.

Tapi kok─kenapa sekarang Milo mendadak mendekatinya? Apa Lilac melakukan sesuatu? Apa Milo sedang merencanakan sesuatu jahat kepadanya? Pikiran-pikiran itu terus berputar di kepala Lilac yang sekarang sedang diboncengi oleh Milo. Entah akan di bawa ke mana dia oleh cowok ini.

"Milo, lo ada dendam ya sama gue?"di tengah kerasnya suara angin yang menerjang, Lilac mencoba bertanya karena sudah tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya.

Sejujurnya Lilac senang akhirnya bisa duduk di motor Milo. Dulu Lilac selalu membayangkan rasanya seperti ini. Naik motor Milo, berbicara manis lalu memeluk Milo. Sayangnya realita memang tidak seindah halusinasinya. Jangankan memeluk Milo, bicara dengan Milo saja Lilac masih tergugup. Tadi saja memeluk karena tidak sengaja. Gara-garanya Milo membawa motor terlalu cepat, tapi ketika sadar Lilac langsung melepaskan pelukannya dari tubuh Milo buru-buru.

"Apa?"

"Apa yang apa?"

Milo melihat wajah Lilac dari kaca spion sekilas. "Tadi lo ngomong apa?"

"Emang gak denger?"

"Gak."

Lilac memutarkan kedua bola matanya malas. Lilac pikir cowok ganteng itu semuanya sempurna. "Gue gak tahu cowok ganteng bisa budeg juga," kata Lilac dengan suara pelan. Tapi anehnya Milo bisa mendengarnya dengan jelas.

"Lo ngatain gue?"

Lilac terkesiap. "Hah?"

"Lo ngatain gue budeg?"

Lilac mengedipkan matanya bingung. "Kok lo bisa denger?"

"Gue punya kuping," balas Milo.

"Tapikan kuping lo ketutup helm," ujar Lilac.

Milo mendesah. "Terus lo juga pakai helm, kenapa bisa denger?"

Lilac diam beberapa saat setelah itu membalas. "Iya juga ya."

Milo tidak menyangka julukkan anak bodoh yang diberikan teman-temannya untuk Lilac memang benar sebuah fakta. Milo tidak tahu kapasitas otak Lilac berapa sampai urusan helm dan telinga saja di permasalahkan.

Lilac (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang