Dua puluh satu

5.7K 1.6K 206
                                    

Spesial update lagi!! Seneng gak nih kalian? Baik banget kan aku😂 makanya ayo ramaikan ceritanya dengan vote dan komentar kalian biar aku semangat buat lanjut🔥

Absen dulu nih pakai nama kota! Kalian dari kota mana aja?

Ayo bisa 1k vote dan 300 komentar. Kalau sampe hari ini langsung aku double update🔥

🌼🌼

Lilac sedang bahagia, bahkan dia tidak ingat sosok Milo sedikit pun hanya karena dia mendapatkan teman baru. Terlihat berlebihan mungkin, tapi untuk Lilac teman adalah sesuatu yang berharga untuknya. Kenangan masa lalu yang membuat Lilac tidak punya teman menjadikan itu harapan besar di hidupnya yang sekarang. Lebih dari apa pun, teman adalah mimpi manis untuknya.

Seperti sekarang, Helena ke kelasnya. Mengajak Lilac makan siang bersama. Biasanya Lilac akan pergi menghampiri Fuchsia dan Mint. Tapi kali ini, ada orang yang dengan suka rela menjemputnya ke kelas untuk mengajaknya makan siang bersama.

"Boleh," kata Lilac, senang. "Boleh bawa Al juga gak?" tanya Lilac. Sebelum Helena datang, Lilac sudah mengajak Altrius lebih dulu.

"Al?" ulang Helena.

Lilac mengangguk. "Altrius," kata Lilac, menarik Altrius yang tadi berdiri di belakangnya.

Helena menatap Altrius. Tidak tahu kenapa, Altrius bisa menangkap tatapan tidak suka dari sosok Helena kepadanya. "Boleh aja," ujar Helena.

Senyum Lilac mengembang. "Asik, ayo Al."

Altrius tahu Helena setengah hati mengatakan itu. Altrius tidak peduli, lagi pula dia tidak berniat untuk pergi ke kantin. Karena awalnya Altrius memang mau pergi ke perpustakaan untuk meneruskan cerita boys love nya yang belum selesai.

"Kayaknya gue gak jadi ikut deh Lil."

Dahi Lilac mengerut. "Loh? Kenapa?"

"Gak apa-apa. Gue ada urusan yang lebih penting daripada ke kantin," balas Altrius.

"Urusan penting? Apa tuh?" tanya Lilac penasaran.

Altrius mendengus melihat keingin tahuan Lilac. "Gak usah kepo lo. Udah sana, gue mau ke perpustakaan dulu, bye Nyet."

Altrius pergi lebih dulu dari kelas membuat Lilac membuang napas beratnya. Melihat Lilac yang sedih Helena langsung menggandeng Lilac akrab. "Gak usah sedih. Kan ada gue, gue juga bakal kenalin lo ke temen-temen gue."

Lilac menatap Helena penasaran. "Temen-temen lo?"

Helena mengangguk. "Iya. Yaudah ayo."

"Eh? Tapi gimana kalau nanti mereka gak suka sama gue?"

Helena berdecak. "Mana ada. Mereka semua itu baik. Yakali mereka gak suka sama lo."

"Tapi kan─"

Helena tidak mau mendengar keluhan Lilac yang takut teman Helena tidak menyukainya. Cewek itu memaksa dan mengajak Lilac pergi ke kantin di mana teman-teman Helena sudah menunggu di sana. Tidak tahu kenapa Lilac masih takut berkumpul dengan banyak orang yang tidak dia kenal sebelumnya.

"Halo gaes, lihat gue bawa temen baru," kata Helena kepada teman-temannya.

Semua teman Helena yang sudah duduk menoleh ke arah Lilac yang memberikan senyum tidak nyaman. Lilac takut, apa lagi dia tidak tahu siapa saja teman Helena.

"Ini Lilac kan?" tanya satu cowok yang ada di sana.

Lilac mengangguk. "I─iya. Lo kenal gue?"

Cowok itu tertawa renyah. "Kenal lah. Siapa sih yang gak kenal lo. Lo kan anak Cheerleader. Kenalin, gue Diko."

Lilac (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang