Tiga

11.1K 2.4K 70
                                    

Update 🎉

Jangan lupa vote dan komentarnya ya ❤️

Di dunia ini ada banyak hal yang tidak bisa dijangkau. Ada banyak keinginan yang sulit dikabulkan. Juga ada kenyataan yang membuat kepercayaan diri sedikit demi sedikit menjadi hilang. Seperti apa yang Lilac rasakan setelah mendengar jawaban dari pertanyaan yang dia ajukan kepada Azalea. Tidak, ini bukan salah Azalea. Azalea hanya menjawab jujur pertanyaannya. Ini salah Lilac yang malah semakin isecure dengan jawaban jujur Azalea.

Seharusnya Lilac tidak mengajukan pertanyaan bodoh yang mendadak membuat hatinya cemas. Dibandingkan dengan Ivory jelas jauh berbeda. Bahkan hanya dengan melihat dari pakaian saja, sudah jelas Ivory pemenangnya sekalipun mereka memakai seragam yang sama.

Lilac mencoret-coret kertas kosong dengan perbandingan yang dia buat antara dirinya dan Ivory.

"Ivory pintar, gue bodoh. Ivory cantik, gue juga cantik. Tapi Azalea bilang cantikan Ivory, jadi gue kalah cantik. Ivory punya banyak teman, gue? Punya juga kok, teman di kelas ini teman gue juga kan? Terus ada Fuchsia, ada Mint juga. Ivory dekat sama Milo, gue cuma remahan debu yang numpang lewat di galakasi Milo. Aihs, kenapa gak ada yang bagus di gue?" tanya Lilac, mencoret asal semua perbandingan yang sudah dia tulis.

Lilac membuang napas berat, menatap teman-teman sekelasnya yang sedang asyik mengobrol dengan beberapa kelompok. Kelompok kanan barisan depan itu anak-anak yang lumayan pintar di kelas. Kelompok tengah anak-anak yang hobi bergosip tentang K-Pop. Belakangnya anak-anak yang suka makeup. Lilac menoleh ke samping teman duduknya.

Namanya Altruis. Cewek itu sedang asyik dengan buku novel yang ada di satu tangannya. Entah apa yang sedang dia baca, Lilac bisa melihat berkali-kali Altruis tersenyum, cemberut, tertawa lalu kembali cemberut.

"Lo lagi baca apa, Al?" tanya Lilac karena penasaran.

Altruis menoleh, cewek itu tersenyum. "Ini novel roman komedi yang baru gue beli kemarin. Kenapa? Mau baca?"

"Serukah?"

"Seru dong. Kalau gak seru gak gue baca."

Lilac mendesah, mengintip kalimat-kalimat yang tertulis dalam buku tanpa ada gambar. "Kayaknya gue gak bisa baca."

Satu alis Altruis naik. "Hah? Lo gak bisa baca? Udah SMA juga."

"Bukan gak bisa baca. Gue gak bisa baca buku novel itu. Gue gak suka, lihatnya aja udah bikin otak gue pusing. Gue lebih suka buku yang bergambar kayak komik," ujar Lilac.

Altruis mendengus. "Tuhkan. Gimana lo mau dapetin hati Milo. Cuma baca novel aja udah pusing."

Lilac cemberut lagi. Bukan hanya Altruis yang tahu kalau Lilac suka Milo. Semua teman sekelasnya tahu Lilac begitu memuja Milo. Tentu saja mereka tahu, toh Lilac selalu mengklaim kalau Milo itu miliknya. Bahkan Lilac tidak malu-malu mendekati Milo walau akhirnya diabaikan cowok kulkas itu.

Lilac (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang