Tiga puluh delapan

5.2K 814 86
                                    

Update!

Jangan lupa vote dan komentarnya ya bestie. Seneng kan di update lagi? Kasih hadiah dong buat yang nulis 🙈

Selamat membaca, kalo ada typo mohon maaf ya koreksi aja 🙏

Setelah apa yang terjadi antara Milo dan Lilac tadi. Sekarang emosi Milo hilang dan dia sudah mulai tenang. Cowok itu bahkan sudah berada di rumah Lilac, duduk diam menunggu Lilac yang pergi ke dapur untuk membuatkan minum untuknya. Sementara itu, dia di ruangan tidak sendiri. Tapi dia duduk dengan Bunda dan satu cowok yang tak dia harapkan kehadirannya. Cowok itu Geometri.

Geometri tidak tanpa sebab datang ke rumah Lilac. Setelah melihat Lilac pergi dengan Milo tadi, dia dengan cepat mengikuti mereka. Melihat situasi mulai tegang, akhirnya Geometri memutuskan untuk pergi menemui Bunda. Lalu menjelaskan semua hal yang terjadi di sekolah. Janjinya kepada Lilac seakan hanya angin lalu saja, Geometri mengingkari janjinya untuk merahasiakan apa yang terjadi kepada Lilac di sekolah belakangan ini.

Bunda tentu saja terkejut mendengar pengakuan Geometri. Dia tidak percaya kalau putrinya mengalami sesuatu yang mengerikan di sekolah. Pantas saja Lilac belakangan ini tampak aneh, tapi setiap Bunda tanya dia selalu menjawab tidak ada apa-apa.

"Bunda gak tahu kalau ternyata Lilac harus mengalami itu di sekolah. Lilac gak pernah cerita apa-apa sama Bunda. Bunda tahu Lilac ngelakuin itu karena gak mau Bunda cemas, tapi harusnya dia cerita. Sudah banyak luka yang dia dapatkan akibat kesalahan Bunda. Bunda bahkan gak nyangka kalau hal ini bakal terjadi di sini. Bunda pikir kejadian buruk itu gak akan terulang lagi setelah kami pindah kemari," kata Bunda.\

Tidak lama Lilac datang. Membawakan minuman untuk Milo. Juga untuk Geometri dan dirinya sendiri. Menyimpannya dia atas meja, Lilac duduk di samping Bunda.

Bunda menoleh menatap Lilac. "Kenapa kamu harus merahasiakan ini?"

Lilac menunduk. "Maafin Lilac, Bunda."

Bunda menghela napas berat. "Bunda yang harusnya minta maaf sama kamu. Bunda udah buat kesalahan yang gak seharusnya kamu tanggung dan kamu dapatkan. Bahkan kalau boleh, mending Bunda saja yang menanggung semuanya."

Lilac menggeleng. "Bunda jangan bilang gitu. Ini bukan salah Bunda kok."

Dan di situ, Bunda mulai menjelaskan kenapa dia bisa di anggap pelakor. Sudah bertahun-tahun lamanya, Bunda masih ingat dengan jelas apa yang sudah terjadi di hidupnya.

Saat itu Bunda masih sangat muda. Dia jatuh cinta kepada seorang pria yang sudah beberapa kali menolong keluarganya yang kesulitan. Bunda yang saat itu begitu naif, mulai menganggap pria itu sebagai pahlawannya dan keluarganya. Semakin hari Bunda semakin jatuh cinta dengan perhatian dan kasih sayang yang pria itu berikan. Sampai akhirnya pria itu melamar Bunda, tentu saja Bunda langsung menerimanya, bahkan keluarga besarnya juga sudah sangat setuju dan menyukai pria itu. Tanpa tahu fakta kalau ternyata pria itu sudah berkeluarga.

Pria itu mengaku kalau dia masih lajang. Dengan orang tua yang sudah meninggal dunia. Dia mengaku anak tunggal dan tidak punya siapa-siapa lagi. Karena itu lah saat pernikahan terjadi, baik Bunda dan keluarga tidak curiga sama sekali saat keluarga si pria tidak ada yang hadir.

Saat itu kehidupan mereka baik-baik saja dan bahagia. Sampai akhirnya Lilac lahir, kabar buruk itu datang. Di mana wanita yang mengaku sebagai istri dari suaminya menghubunginya. Mereka sudah menikah hampir 10 tahun lamanya. Tentu saja Bunda syok mendengar fakta itu. Bunda meminta penjelasan itu kepada suaminya. Beberapa kali sampai akhirnya suaminya mengakui semua kesalahannya. Dan mengakui kalau sebenarnya Bunda istri keduanya. Bunda marah, dia merasa di khianati dan di bohongi. Dan saat itu juga, Bunda mengusir suaminya dari rumah dan memutuskan untuk berpisah. Bunda juga tidak lupa meminta maaf kepada sang istri yang merasa dikhianati. Bunda menjelaskan semuanya, kalau dia tidak tahu kalau pria yang di nikahinya ternyata sudah berkeluarga.

Lilac (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang