Dua belas

8.8K 2K 227
                                    

Update 🎉

Jangan lupa vote dan komentarnya ya gaes biar aku semangat lanjut 🥰

Milo masuk ke dalam kamar, mengunci pintu lalu melemparkan tas yang dikenakannya sembarangan. Menjatuhkan dirinya di atas kasur, pandangannya menerawang ke langit-langit kamar. Ada banyak hal yang terjadi hari ini, meski itu sudah sering dia rasakan di Sekolah. Tetap saja, Milo merasa ada sebuah keganjilan. Dan itu datang dari sosok cewek aneh yang selalu mengganggunya. Cewek dengan wajah lugu dan polos yang setiap kali keluar ucapannya adalah sebuah kebohongan.

Seperti yang terjadi di UKS. Cewek itu berbohong dengan beralasan ingin mengukur suhu tubuhnya. Milo tahu karena dia bukan anggota PMR juga tidak pernah bertugas menunggu di UKS. Belum lagi gombalan aneh yang keluar dari mulutnya.

Sejak kapan cewek itu mengganggunya? Milo tidak ingat. Tapi setiap kali kakinya berpijak. Dia selalu ada dan terlihat. Awalnya Milo mengabaikan, tapi semakin lama tingkah aneh dan beraninya membuat cewek itu tampak mencolok dari banyak cewek yang juga ikut mengganggunya. Ya, semua cewek yang melihat dan mengikutinya Milo anggap sebagai penganggu. Persetan dengan fangirl, dia tidak menyukainya.

Untung ada Lilac datang ikut ngadang mereka

Milo ingat kembali perkataan ketua club soal kejadian di mana Lilac terjatuh karena mencoba menahan gerombolan cewek yang ingin menyusup ke dalam club. Dan menyebabkan dia juga yang ikut jatuh karena tingkah Lilac. Milo memang sedikit kesal karena Lilac pergi begitu saja setelah membuatnya terjatuh, tapi dia tetap harus mengatakan kata terima kasih atas apa yang dilakukannya.

Milo bangkit dari tidurnya. Cowok itu berjalan ke sebuah lukisan yang tertutup kain putih. Tangannya terulur dan menarik kain yang menutupi itu. Lukisan yang sudah lama sekali tidak dia lihat kembali di pandanginya. Lukisan wajah cantik dengan senyum manis yang selama ini menghantuinya. Lukisan sosok cewek yang bertahun-tahun lamanya masih membekas di dalam hatinya. Lukisan yang membuat satu sekolah heboh dan memunculkan rumor-rumor tidak berdasar.

"Milo! Mil, kenapa pitunya di kunci segala sih? Lagi ngapain lo? Bukain!"

Milo memejamkan matanya. Cowok itu menoleh ke pintu kamar yang tertutup. Suara berisik itu membuat Milo menggeram kesal. Dia tidak tahu kenapa tukang rusuh itu harus ada di rumahnya lagi setelah kemarin memaksanya membeli bunga. Dia Arin, sepupu Milo.

"Milo! Ngapain lo? Gue denger suara desahan di kamar."

Tidak mau mendengar Arin kembali mendengar kalimat aneh itu, akhirnya Milo memilih membuka pintu kamarnya.

"Ngapain sih lo? Berisik." Milo menatap Arin kesal.

Senyum Arin mengembang. "Ya suruh siapa ngunci pintu segala."

"Ini kamar gue. Mau gue segel juga urusan gue."

"Ih galaknya. Awas lo cepet tua nanti. Keriputan tahu rasa lo."

Lilac (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang