31.STEVEN RAJENDRA

220 29 1
                                    

H A P P Y R E A D I N G ♥

****

Suasana kali ini benar-benar terasa sangat aneh. Sunyi dan hanya ada kesedihan menyelimuti lingkungan sekolah. Perihal Andrean yang melewati masa kritisnya mampu membuat semua orang bahagia. Namun pada akhirnya,semua orang juga merasakan kepedihan yang dirasakan oleh Artego. Bahwa salah satu anggotanya hilang dari memori memorinya. Lebih tepatnya amnesia,dimana seseorang melupakan suatu kenangan atau memori dalam otaknya dimasa lalunya.

"Rhea... Ayo makanannya dimakan dulu" bujuk Karisa yang mulai lelah akan sikap sahabatnya yang sangat keras kepala. Lebih tepatnya khawatir akan kondisi kesehatannya.

"Gue gak laper!" tolaknya dengan nada seru,menatap Karisa tajam.

"Gue cuma mau Andrean" ucap Rhea membuat Karisa dan lainnya saling pandang.

"Maka dari itu kamu harus makan. Demi Andrean,kamu harus jaga kesehatan kamu. Kamu gak mau kan,nanti kamu sakit. Nah terus siapa dong yang bakal bantu Andrean pulih lagi,kayak dulu?" bujuk Rindu.

Rhea menghela napas panjang,"iya iya" berhasil. Rindu berhasil membuat sahabatnya perlahan menyuapkan makanannya ke dalam mulutnya. Meskipun hanya beberapa sendok.

"Kok gak dihabisin?" saut Evelyn.

"Gue udah kenyang"

Hening sesaat,mereka hanya bisa menatap satu sahabatnya yang sembari tadi hanya melamun dengan tatapannya yang kosong. Bagai manusia yang hidup tanpa raga dan jiwa. Hanya ada nyawa.

"Emm... Gimana kalau kita latihan,buat acara minggu depan?" ucap Liora memecahkan keheningan.

"Boleh tuh,tapi sebelum itu kita cari manusia kutub utara dulu deh,kayaknya" ujar Clessea.

"Kutut?buat apaan?" tanya Rindu sedikit heran. Sedangkan sahabatnya hanya diam meliriknya dengan tersenyum jahil kepadannya. Yah,lebih tepatnya ingin melakukan hal buruk kepada dirinya .

"Rindu..." panggil Liora cengengesan.

"Apaan? Gak,Rindu gak mauu!!" Rindu sangat paham,apa maksud sahabatnya itu. Mereka ingin membuat Skala dan dirinya berlatih,agar bisa dekat dengan anggota Artego yang lainnya.

"Aa ayolah!! Gue pengin ketemu sama bebep Briell aaa..." pinta Liora memelas,dengan menggoyang goyangkan lengan sahabatnya.

"Gue juga pengin sama babang Ragan!!" saut Clessea,ikut ikutan dengan Liora.

"Gu-"

"APA?!! Kamu mau bilang kayak mereka biar kamu bisa deket sama Guntur iya HAH?biar kalian bisa mesra-mesraan,bisa uwuw uwuw gitohh?" tanya Rindu panjang lebar,sekarang Rindu benar benar dibuat jengkel.

"Dih ogahh gua sama si curut Guntur!!"

"Alahh prett!!" ledek Clessea.

"Ganteng sih,tapi sayang bar-bar nya kek orang gilaaaa!!" seru Evelyn dengan suara khas toak masjidnya.

"Kalau lo bilang Guntur bar-bar,terus lo apaan Evelyn?..." Rindu mulai lelah. Lelah dengan drama kehidupan ini. Rasanya ingin terbang ,ke Korea menemui 23 bujang.

"Ck,iya deh nanti Rindu bilang sama Skala buat latihan buat acara minggu depan. Dengan embel embel. "Sekalian dibawa pasukannya,soalnya cewe cewe disana udah kebelet mau bucin." Sahabatnya menganga,mendengar penuturan gadis lugu yang satu ini.

"Gak kasihan sama Rindu? Udah beda sekolah,musuh pacar kalian semua" Rindu merasa iba pada dirinya sendiri.

"Anak Quiiroz juga lumayan menarik. Kalau gue gak sama Briell,gue juga mau sama Famoz" pekik Liora,mulai membayangkan ketampanan Famoz. Wajahnya blesteran nya mampu membuat kaum hawa terpikat olehnya. Ditambah dengan kemampuan otaknya yang tergolong pintar dan jenius. Sebelas dua belas dengan Brian,hanya saja Brian lebih suka diam dan sibuk dengan dunianya sendiri.

SKALA RINDU (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang