H a p p y R e a d i n g ♡
...
Sembari tadi Rindu terdiam,bibirnya terasa keluh,air matanya pun menetes,membasahi permukaan kulit putih diwajahnya."Rindu tahu gak? Bayun ajak Rindu kesini karena apa?" tanya pemuda disampingnya,dengan begitu lembut.
Rindu tak menjawab,ia hanya berpaling,menatap mata hazel milik pemuda tersebut.
"Lakukan apa yang Bayun katakan.." perintahnya.
Rindu mengangguk kecil,pertanda mengiyakan.
"Pejamkan matamu.."
Rindu langsung menuruti apa yang dikatakan oleh pemuda tersebut. Entah apa yang akan keduanya lakukan kali ini.
"Sekarang tarik napas dan keluarkan secara perlahan. Rasakan angin laut yang sejuk. Biarkan angin menerpa wajahmu,biarkan angin laut tahu. Begitupun semesta,semua benak yang ada dalam pikiran dan juga hatimu"-kata pemuda tersebut.
Sang gadis tersenyum,membiarkan hembusan angin laut menerpa wajahnya. Surai rambutnya mengembang. Membuat pemuda yang kini tengah ada disampingnya,terkesima,untuk seperkian detik.
"Masih sedih?" tanya pemuda tersebut kembali.
Rindu menggelengkan kepalannya lucu,mirip sekali dengan anak kecil yang tak mau jika mainan kesayangannya akan direbut.
"Gadisku!" -kata pemuda tersebut mulai gemas,akan tingkah sang gadis.
Pemuda tersebut mengelus pelan puncak kepala sang gadis. Lagi dan lagi... Senyum indah itu, terpancar di wajah pemuda tersebut.
"Maaf ya.."
Rindu mengernyitkan keningnya dalam-dalam,"kenapa minta maaf?" tanyanya.
"Masalah ini terjadi pasti karena aku!" kesal pemuda tersebut,membuang napasnya dengan gusar.
"Siapa bilang?"
"Iya siapa ya?" bukannya menjawab,pemuda tersebut justru bertanya kembali pada sang gadis.
"Kok Bayun jadi tanya balik sih!" ujar sang gadis dengan nada intonasi,yang sedikit meninggi.
"Iya udah.. Maaf deh,iya..." finalnya mengucapkan kata 'maaf ' pada sang gadis.
"Perempuan mah gak pernah salah. Perempuan itu selalu benar,mana ada salah-salah?" gumam pemuda tersebut tanpa sadar.
Sang gadis menoleh,membulatkan kedua matanya lebar-lebar.
"Bilang apa? coba bilang sekali lagi. Telinga Rindu rada rusak soalnya" sarkasnya.
"Udah lupain,nih.." pemuda tersebut menyodorkan sebuah ranting kecil yang sembari tadi ia pegang.
"Buat apa?"
"Coba tebak!"
"Dih.."
"Emang Rindu cenayang,bisa main tebak-tebakan?"
Pemuda tersebut terkekeh. Melihat gadisnya yang tampak begitu menggemaskan. Perlahan namun pasti, ia mulai menggerakkan ranting tersebut.
Menggoreskannya pada pasir putih nan bersih itu. Digambarkannya sesuatu pada pasir tersebut.Rindu mengernyitkan keningnya dalam-dalam. Ia sama sekali tak tahu apa yang pemuda tersebut coba lakukan kali ini.
"Kamu tahu ini apa?"
"Itu tanaman apa? Kok Rindu baru lihat" Rindu terkekeh heran. Melihat apa yang pemuda tersebut gambarkan, ia merasa bingung . Agaknya tidak terlalu jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKALA RINDU (ON GOING)
Teen Fiction"Lo yang mati, atau gue yang bakal mati?" "Jangan sekalipun berharap, kita semua bakal damai!" Dua insan yang dipersatukan kembali oleh dendam dan cinta. Skala Reager Affandra ialah pemimpin dari ARTEGO. Di masa putih abu- abunya banyak terjadi peri...