Jangan lupa vote dan komen ya😗
|🌹HAPPY READING🌹|
.
.Entah sudah berapa kali pukulan demi pukulan serta tendangan itu menghantam sebuah samsak merah yang menggantung. Meski keringat sudah bercucuram, bahkan rambutnya sudah terlihat berantakan cowok itu tak kunjung berhenti melakukan kegiatannya. Sesekali bibirnya mengeluarkan umpatan diselingi dengan pukulan yang semakin membabi buta.
Bugh!
Bugh!
Dak!
"Cewek sialan! Kenapa malam itu gue harus ketemu lo sih!"
Bugh!
Lagi-lagi Kevan memukul samsak itu membabi buta. Membayangkan bahwa benda tersebut adalah cewek sialan yang ia maksud.
"Bos, udah napa. Satu jam lo marah-marah gak jelas gini. Mana ngomong sama samsak lagi. Kayak orang gila aja," celetuk Aldo yang sedari tadi menyaksikan Kevan dari kursi pojok.
"Bacot!" sahut Kevan, masih tak menghentikan kegiatannya.
Saat ini cowok itu tengah berada di salah satu ruang latihan di markasnya. Markas itu adalah milik geng Zervanos. Sebuah geng ia ciptakan sekaligus ia sendiri yang menjadi ketua. Meski geng tersebut terkesan baru, namun sudah banyak yang menjadi anggotanya. Apalagi dengan wajah tampan dan aura kepemimpinannya membuat siapapun takkan segan melakukan segala cara untuk bisa bergabung dalam geng Zervanos.
"Tenangin diri lo, Kev, kalo ada masalah, lo bisa cerita ke kita," sahut Sagara yang juga salah satu sahabat Kevan serta termasuk anggota inti.
"Lo pikir gue cewek yang kalo ada masalah kudu curhat gitu?"
Bugh bugh dak
Kevan menghantamkan pukulan serta tendangan pada samsak itu lagi. Lantas menatap Sagara.
Bugh
"Ini cara gue untuk melampiaskan semuanya," tukasnya setelah memberi pukulan terakhir pada benda menggantung tersebut sebelum akhirnya mengambil handuk kecil dan membersihkan keringat yang bercucuran.
"Tapi nggak usah ngomong sama samsak juga kali," celetuk Aldo.
Duk!
"Bangsul! " Aldo meringis saat Kevan melempar botol air mineral tepat mengenai wajahnya.
Kevan hanya memberi tatapan tajam, lalu mulai memukul samsak itu kembali. Hal itu membuat Aldo semakin kesal, pasalnya Kevan sedari tadi terus mengeluarkan umpatan yang membuat telinganya pengang.
"Terserah lo, Kev. Lama-lama di sini bikin telinga suci gue ternodai dengan umpatan lo itu." Cowok itu mengambil jaketnya yang tergeletak di kursi.
Duk!
"Shit!" umpat Aldo.
"Mampus," sahut Sagara.
Lagi-lagi sebuah benda melayang mengenai kepala belakangannya. Membuat Aldo menoleh ke belakang dengan tatapan kesal. Melirik ke bawah guna melihat benda apa yang baru saja dilempar padanya.
Sebuah sepatu. Kevan baru saja melemparnya dengan sepatu tersebut. Pantas rasanya sakit. Aldo mengambilnya, lalu dilemparkan asal dengan perasaan jengkel.
"Sakit bego!" sungut Aldo.
"Lo barusan bilang apa? Bego? Lo-"
"E-enggak bos, becanda elah." Aldo menyengir seraya menunjukkan peace.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silence Of Tears (TERBIT)
General Fiction📍SUDAH TERBIT! ❝Luka tidak memiliki suara, sebab airmata jatuh tanpa bicara.❞ Keynara Zhivanna, gadis dengan kepribadian jutek dan dingin. Namun, siapa sangka dibalik sikap cueknya dia banyak menyimpan luka. Takdir seolah tak memihaknya saat ia ha...