[ Part 25 ] Luka Bagi Kevan

71K 5.7K 321
                                    

Cepet banget targetnya terpenuhi, padahal baru tadi siang loh aku up😭

Part ini nggak aku kasih target voment, nanti draft-ku cepet abis (´༎ຶ ͜ʖ ༎ຶ ')♡

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN. FOLLOW AKUN INI JUGA BIAR NGGAK KETINGGALAN INFO UPDATE!

📌Note : Ghava cowok yang suka Nara tapi beda agama dan sahabat Kevan yang tidak gabung Geng Zervanos. Inget kan?

|🌹HAPPY READING🌹|

.
.

Besok adalah hari di mana Nara melaksanakan Olimpiade Sains Nasional. Beberapa minggu terakhir memang hari-harinya sedang tak baik-baik saja. Tapi ia tetap menyiapkan hal yang sudah menjadi tanggungjawabnya karena ia sudah ditunjuk sebagai kandidat peserta.

Namun, hal itu sirna ketika Nara hanya bisa menatap nanar amplop pemberian guru pembimbing bahwa posisinya sudah digantikan oleh kandidat lain tanpa alasan yang jelas. Ia marah dan kecewa.

SMA Cakrawala hanya memberi dua perwakilan peserta yang mengikuti lomba tersebut. Salah satunya adalah Nara. Bersama Ghava tentunya, karena cowok itu juga murid cerdas kebanggaan Cakrawala. Nara sangat berambisi mengalahkan lelaki itu. Tapi harapannya pupus saat pagi ini ia harus menerima surat pemberitahuan yang membuatnya jengkel.

Nara berjalan menyusuri koridor dengan langkah terburu sembari membawa surat pemberitahuan yang sudah lecek karena ia remat.

Tanpa sengaja, langkahnya terhenti karena kehadiran Ghava di hadapannya. Melihat cowok itu, justru membuat Nara semakin jengkel.

"Minggir lo!"

Tanpa menjawab, Ghava merampas amplop di genggaman Nara. "Lo dikeluarin dari kandidat peserta? Kenapa?"

"Kenapa malah nanya gue?" ketusnya. "Minggir! Gue nggak terima posisi gue diganti tanpa alasan yang jelas!" Nara merampas amplopnya dari tangan Ghava lalu melanjutkan langkahnya ke ruang guru.

Ghava mengikuti perempuan itu dari belakang.

Sesampainya di depan ruang guru, Nara langsung dikejutkan dengan Bu Kanaya--guru pembimbing-- yang membuka pintu. Nara semakin terkejut saat Felly juga baru saja keluar dari balik pintu itu.

"Kenapa posisi saya digantikan?" tanya Nara to the point.

"Maaf, Nara. Itu sudah keputusan saya," jawab Bu Kanaya.

Nara justru tertawa jengkel mendengarnya, "keputusan Ibu atau keputusan manusia ular ini?" balasnya seraya menunjuk Felly.

Felly menepis jari Nara dengan kesal. Lalu tersenyum miring penuh kepuasan. "Terima nasib aja, lah, saudariku," kata Felly dengan nada menjengkelkan.

"Maaf, Nara. Keputusan saya sudah bulat dan tidak bisa diganti lagi. Untuk lomba besok, Felly yang akan menggantikanmu," jelas guru itu.

Ya, tak heran lagi kenapa Bu Kanaya mau menerima Felly. Karena gadis itu juga memiliki IQ tinggi dan juga merupakan murid cerdas Cakrawala sama seperti Ghava dan Nara.

Namun Nara yang mendengarnya semakin jengkel. Kertas yang ia genggam semakin ia remat hingga membentuk gumpalan. Tatapan dinginnya menusuk pada netra Felly yang tersenyum puas. Mengapa selalu gadis itu yang mengacaukannya?

"Saya dan Felly harus mengurus beberapa hal mengenai lomba besok. Ayo, Nak," ajaknya pada Felly.

"Iya, Bu. Duluan aja saya mau ngomong bentar sama Nara."

Silence Of Tears (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang