[ Part 18 ] Cuek

67.1K 6.2K 213
                                    

Hai, lov <3

Aku up cepet soalnya target sudah terpenuhi😁

Jangan jadi silent reader. Vote dan komen😃👍Ayo ramein.

|🌹HAPPY READING🌹|

.
.


Hari baru. Derita baru. Ya itu adalah hal yang selalu Nara yakini. Bahkan untuk sekedar bangun tidur, dia enggan. Bukan karena malas, tapi karena ia merasa lelah menjalani hari-hari yang selalu memuakkan baginya.

Seperti pagi ini. Mentari sudah menampakkan eksistensinya terbukti dari cerahnya cahaya pagi yang terpantul dari kaca balkon. Walau rasanya berat perempuan berpiyama merah maroon itu terpaksa bangun. Nara menghela napas saat mendadak ia teringat dengan kejadian semalam. Kejadian yang hampir merenggut nyawanya. Sungguh tak menyangka Genan bisa semenyeramkan itu.

"Sshh."

Nara meringis sakit di daerah lehernya. Ia bangkit menuju cermin guna melihat luka pada leher akibat perbuatan Genan semalam. Wanita itu seketika membelak saat mendapati bekas kemerahan di sekeliling lehernya. Bayang-bayang saat Genan mencekiknya tadi malam sungguh membuat Nara takut. Bahkan rasa sakit dan nyeri itu masih ada, wajahnya pun terlihat sedikit pucat dari  biasanya.

Memilih mengabaikan kejadian semalam, Nara melangkah keluar kamar. Tujuannya adalah ke kamar Genan. Hari ini ia harus ke sekolah, dan semua bajunya ada di kamar Genan, termasuk ponselnya. Meski kondisinya sedang tak begitu sehat, Nara tetap memutuskan pergi sekolah daripada mendekam seharian di rumah ini.

Mengingat apalagi mertuanya sangat menjengkelkan.

Nara menghela napas saat kini ia sudah berdiri tepat di depan pintu bercat putih itu. Tangan kanannya menuju knop pintu, ia menarik napas sebelum memutarnya. Namun, sayangnya tak terbuka. Nara memutar knop pintu itu berkali-kali tapi tetap saja tak bisa terbuka. Itu berarti pintunya terkunci.

"Duh kok dikunci 'sih," dengusnya. "Masa gue harus nunggu dia bangun?"

Nara menghela napas. Dia memutuskan untuk kembali ke kamar sebelah. Jujur ia masih takut bertemu dengan Genan. Mungkin menunggu cowok itu bangun dan pergi lebih dulu dari kamar itu adalah keputusan yang baik. Sambil menunggu, perempuan itu memilih untuk mandi dulu. Berharap setelah mandi Genan sudah pergi dari kamar dan ia bisa mengambil seragamnya.

Pukul 06.40 Genan baru keluar dari kamar dengan seragam lengkap. Diam-diam Nara mengamati cowok itu dari balik pintu kamar. Setelah Genan benar-benar pergi menuruni tangga, barulah Nara segera beranjak menuju kamar cowok itu guna mengambil seragamnya. Dengan buru-buru Nara juga mengganti pakaiannya di kamar mandi yang tersedia di kamar itu.

Jam terus berputar, perempuan dengan hoodie hitam yang membalut seragam putih-abunya itu buru-buru menuruni anak tangga. Tersisa 12 menit sebelum bel sekolah berdering dan ia masih berada di rumah. Di tambah lagi jarak dari rumah Genan ke sekolah lebih jauh. Sekitar 20 menit, itu pun jika jalanan lancar. Nara takut telat, dua tahun ia bersekolah di SMA Cakrawala tak pernah sekalipun Nara terlambat. Bisa dibilang dia adalah murid teladan.

Apalagi hari ini akan ada ulangan matematika pada jam pertama, ditambah lagi guru killer yang akan siap memarahinya nanti kalo sampai ia tidak mengikuti ulangan.

Nara tak sengaja berpapasan dengan Clara—mamah Genan—di ujung tangga. Membuat langkah kakinya berhenti mendadak.

"Oh bagus jam segini baru bangun ya? Cuma numpang di sini tapi seenaknya aja," ketus Clara.

Silence Of Tears (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang