[ Part 19 ] Ancaman

59.7K 5.7K 169
                                    

Update lagi nih guys, padahal baru kemarin aku up🙄.

Part ini ada Felly yang mungkin bakal bikin kalian emosi.

Vote dan komen dong say😃👍

Follow juga akun wp @bunnylovv


|🌹HAPPY READING🌹|

.
.

Perempuan dengan hoodie melekat ditubuhnya, beserta sebuah earphone menyumpal kedua telinganya itu tengah berjalan menyusuri koridor kelas. Entah kenapa mood nya tiba-tiba hancur sebab ungkapan Ghava tadi di kantin. Sebenarnya Nara tak peduli dengan perasaan Ghava padanya. Namun, rasanya cukup mengganggu.

Nara menyusuri koridor sembari mendengarkan musik melalui earphone dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku hoodie. Tatapannya datar dan memang  perempuan itu selalu acuh tak acuh jika di sekolah. Selalu bersikap cuek dan tak peduli pada hal yang menurutnya tak penting.

Bruk!

Nara seketika melepas earphone di kedua telinganya. Pandangannya beralih pada sebuah minuman yang sudah tumpah. Jus alpukat, minuman kental itu tercecer di lantai koridor.

Perempuan itu mendongak, dan pandangan pertama yang ia lihat adalah seorang gadis yang tengah menatapnya jengkel. Saudari tirinya. Siapa lagi kalau bukan Felly.

"Kalo jalan lihat-lihat bego!" sungut Felly. "Lo punya mata nggak, sih!?"

"Pertanyaan lo nggak jelas. Kalo lo punya mata lo pasti bisa lihat kalo gue punya mata," balas Nara, terdengar santai tapi penuh penekanan.

Felly berdecak, atensinya turun pada sepatunya yang kotor sebab terkena tumpahan jusnya tadi. "Lihat, sepatu gue jadi kotor, Nara!" marahnya.

"Apaan, sih, lo! Lebay banget. Tinggal dibersihin apa susahnya?"

Sungguh. Nara merasa bahwa Felly sengaja menabrakkan dirinya tadi.

"Bersihin sepatu gue sekarang!"

"Ogah! Gue bukan babu lo!" balas Nara. Ia mendadak menyentuh lehernya. Sial, luka akibat cekikan Genan tiba-tiba terasa nyeri karena ia berteriak.

"Bersihin sekarang!"

"Gue nggak mau! Gue tahu lo juga sengaja nabrak gue tadi," ketus Nara dengan sorot marah.

"Mulai sekarang lo tuh harus nurut sama gue. Jangan macem-macem lo sama gue!" ancam Felly.

Nara mulai jengah dengan gadis di hadapannya. Tatapannya kian dingin dengan wajah datarnya. "Gue bukan babu lo. Buat apa gue nurut sama nenek sihir kayak lo," tukasnya. "Lagian sepatu lo kotor juga salah lo sendiri. Padahal lo bisa lihat jelas kalo koridor ini masih luas. Tapi kenapa lo sengaja nabrakin diri ke gue?"

"Nurut sama gue atau rahasia lo gue bongkar sekarang!"

Felly mendekat pada Nara guna membisikkan sesuatu. "Lo udah nikah dan sekarang lagi hamil. Kalo lo nggak nurut dan macem-macem sama gue, gue bakal sebarin berita itu. Biar sekalian lo dihempas dari sekolah ini, ngerti lo?" bisiknya pelan.

Nara kaget. Kedua tangannya terkepal erat. Ingin sekali ia mencakar gadis di hadapannya ini. Mungkin benar yang dikatakannya, bahwa Felly adalah satu-satunya gadis yang tahu bahwa ia sudah menikah bahkan sedang hamil.

Silence Of Tears (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang