Hai lovv!
Part ini mengandung unsur 17+
Tapi bukan unsur seksual yang seperti kalian harapkan, melainkan unsur Gore.Gore adalah subgenre yang berisi kekerasan bersifat ekstrem dan membuat beberapa pembaca nggak nyaman. Kalo kalian nggak kuat bisa skip aja.
⚠MENGANDUNG KEKERASAN DAN GORE⚠
|🌹HAPPY READING🌹|
.
.Gelak tawa puas dari seorang dengan pakaian hitam senada itu memenuhi ruangan kecil tersebut. Di bawah cahaya temaram dari lampu pijar berwarna oranye cowok bertubuh bongsor itu membuka topi serta maskernya. Dan tampaklah wajah tampan bagai pangeran dengan seringai menyeramkan di bibirnya.
Mata tajamnya menatap lapar pada seorang gadis yang duduk di kursi dengan keadaan terikat. Tak ketinggalan juga bibir mungilnya yang dilakban hingga membuatnya tak bisa berbuat apa-apa selain menangis.
"Nggak usah takut. Ini bakal seru, kok." Suara itu justru membuat gadis tersebut semakin menangis ketakutan.
Melihatnya ketakutan justru membuat Genan lagi-lagi tersenyum. Ya, cowok itu adalah Genan.
Setelah sekian lama ia menahan hasrat untuk tak melakukan kegiatan yang menyenangkan itu, akhirnya malam ini Genan berhasil mendapat mangsa yang akan mengobati rasa rindunya dengan teriakan dan tangisan korbannya. Dan di sinilah sisi gelap Genan akan tampak. Sisi kekejaman dan kebringasan seorang Genan Algerio.
Srek!
Genan melepas kasar lakban pada mulut gadis yang berseragam SMP itu. Wajah lugunya terlihat kacau karena terlalu banyak menangis. Dan Genan justru terlihat semakin bersemangat melihatnya.
"Kita mulai," seringainya.
Genan berjalan ke arah lemari di belakang gadis itu. Membukanya, lalu mengambil sebuah koper berukuran sedang. Kemudian cowok itu kembali ke hadapan gadis yang akan menjadi korbannya seraya membawa koper yang berisi alat-alat tajam.
Genan berjongkok, lalu membuka koper hitamnya. Dan tertampanglah berbagai senjata tajam mulai dari yang kecil, sedang, hingga besar. Tentu hal itu membuat korbannya semakin menangis histeris.
"Lo pilih yang mana?" tanya Genan seraya menatap korbannya.
"Hiks, le-lepasin a-aku, Kak," mohonnya seraya menangis.
Genan tak menghiraukan, justru ia mengambil pisau kecil pada kopernya. Lalu menunjukkan pisau itu di hadapan gadis itu. "Pisau kecil ini bikin gue lebih puas nyiksa lo," seringainya.
Genan tertawa sejenak. Lalu mulai melakban mulut korbannya dengan kasar. Selanjutnya ia mengarahkan pisau kecil nan tajam itu pada jemari mungil korbannya. Dan dengan perasaan tak sabar cowok itu mulai melakukan gesekan antara pisau dan jari gadis itu. Awalnya pelan, lalu perlahan semakin cepat dan bringas hingga darah segar mulai bercucuran.
"Arghhh! Sa-kit,"
Srek, srek, srek
"HAHAHA!" Genan semakin brutal memotong satu persatu jemari korbannya dengan bersemangat.
Setelah puas dengan jari, Genan segera membersihkan pisaunya dari darah. Lalu menatap sang korban seraya menodongkan pisaunya tepat di hadapan gadis yang sedari tadi meraung karena tersiksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silence Of Tears (TERBIT)
General Fiction📍SUDAH TERBIT! ❝Luka tidak memiliki suara, sebab airmata jatuh tanpa bicara.❞ Keynara Zhivanna, gadis dengan kepribadian jutek dan dingin. Namun, siapa sangka dibalik sikap cueknya dia banyak menyimpan luka. Takdir seolah tak memihaknya saat ia ha...