[ Part 40 ] Karena Dia

77.7K 6.7K 1.7K
                                    

Parah, part kemarin tembus 1k komen woy! Makasih bgt, nggak nyangka bisa seramai itu 😭❤

Ramein part ini juga sabi lah hehe.

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, FOLLOW DAN SHARE YA!

📌Tandai Typo!

|🌹HAPPY READING🌹|

.
.

"Shit!"

Sedari tadi Kevan tak henti-hentinya mengumpat. Kedua matanya masih fokus tertuju pada tayangan video di laptopnya. Flashdisk yang diberi Neron ternyata berisi video di mana Kevan dan Alexa melakukan itu. Lebih tepatnya Kevan yang terlihat memaksa dan mendominasi karena mabuk. Sedangkan Alexa terlihat beberapa kali berontak walau pada akhirnya ia tetap kalah.

Beberapa hari lalu Kevan sebenarnya sudah meminta bantuan Neron untuk mencari bukti di club yang pernah ia kunjungi saat itu. Ia yakin pasti ada kamera tersembunyi di kamar-kamar club yang mungkin di pasang oleh oknum tertentu.

Dan ia benar-benar tak menyangka bahwa selama ini memang Alexa yang dia lecehkan, bukan Nara.

"Ja-jadi selama ini Alexa hamil anak gue?" monolognya.

Kevan mengusak rambutnya frutasi seraya mengumpat. Tangannya menyuruk meraih ponsel, hendak menghubungi nomor yang beberapa bulan ini ia abaikan. Nomor Alexa.

Bugh!

Kevan meninju tembok dengan keras karena ternyata nomor Alexa sudah tidak aktif.

"Aku hamil, Kev. Anak kamu!"

"Please, percaya sama aku, Kev."

"Aku nggak pernah selingkuh! Aku hamil anak kamu!"

Kevan meremat rambutnya dan menjambaknya. Perkataan Alexa kala itu yang mengatakan bahwa dia hamil anaknya kini membayanginya, membuatnya semakin merasa bersalah.

"Jalang!"

"Lo munafik, Al. Kita putus! Gue benci pengkhianat!"

"Soal bayi yang lo kandung, itu terserah lo. Mau lo gugurin atau pertahanin itu bukan urusan gue!"

"ARGHH! Alexa maafin gue ...," lirih Kevan dengan mulut bergetar.

"Jaga diri baik-baik. Nggak perlu cari aku, karena aku yakin kamu juga nggak ada niatan buat cari aku. Terima kasih atas semuanya, Kev. Sekali lagi maaf. Aku pamit."

Lagi-lagi ucapan Alexa kala itu terngiang memenuhi isi kepalanya. Membuat Kevan semakin frustasi dan dilingkupi rasa bersalah. Alexa adalah satu-satunya perempuan yang berhasil membuatnya jatuh cinta. Bahkan setelah Alexa memutuskan pergi pun Kevan selalu merindukannya.

Sebenarnya ia tak rela Alexa pergi, Kevan masih menyayangi bahkan mencintainya. Setiap hari ia tak bisa lepas dari bayang-bayang perempuan itu. Setiap hari pula ada keinginan untuk mencari keberadaan Alexa, tapi rasa marah dan kecewa lagi-lagi berhasil memenangkan egonya.

"Gue bakal cari lo, Alexa. Di mana pun lo berada gue bakal cari lo," tekadnya.

"Sampai keliling dunia pun, gue nggak bakal berhenti sebelum lo balik ke sisi gue lagi."


•••

"Ghav, kalau seandainya gue ketemu lagi sama Alexa, apa dia mau maafin gue?"

Silence Of Tears (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang