Halo 2024!
Part 46-48 aku unpubulish tahun 2023 kemarin, dan aku publish ulang kali ini hehe. Semoga kalian senang😸
Yang harus kalian persiapkan sebelum baca part ini :
1. Cari posisi senyaman mungkin.
2. Atur napas biar nggak sesek ntar.
3. Siapkan tisu kalau ada. Kalau nggak ada pake lap meja juga gpp '_'
4. Jangan baca part ini di tempat umum.
5. Jangan baca part ini dulu kalau kamu belum siap nangis brutal!JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, FOLLOW DAN SHARE YA!
📌Tandai Typo!
Song : Dream - bolbalgon4
|🌹HAPPY READING🌹|
.
.Satu minggu sudah berlalu sejak Nara kembali ke Indonesia. Sementara Genan baru pulang dari London kemarin setelah tubuhnya kembali pulih. Kini lelaki itu berdiri di depan pintu tempat tinggal Nara dengan tatapan penuh harap. Sudah berjam-jam dia berdiri di sana dengan terus menyebut nama Nara, berharap istrinya mau menemuinya.
Genan masih berharap bahwa keputusan Nara untuk bercerai hanyalah omong kosong belaka. Sungguh ia tak mau jika harus berpisah dengan perempuan itu. Kepergian Nara saja sudah mampu membuatnya tersiksa, apalagi jika mereka berpisah.
"Nara ... gue mohon," lirihnya entah yang ke berapa kali.
Ceklek
Genan tersenyum tipis saat pintu itu akhirnya terbuka. Sosok Nara terlihat menggemaskan dengan perut yang membesar, membuat Genan ingin mendekapnya erat.
Dia sangat ingin mengelus perut yang membuncit itu, sangat ingin berbincang pada calon anaknya dan merasakan tendangan kecil dari sana. Tapi sepertinya hal itu hanya angan semata saat Nara menyerahkan satu berkas padanya.
Mata Genan memanas saat membaca isi berkas itu. Gugatan perceraian. Jadi Nara benar-benar sudah mantap dengan keputusannya?
"Nggak! Gue nggak mau cerai, Ra! Kasih gue kesempatan lagi. Gue mohon," mohonnya seraya melempar berkas itu.
"Kita sudahi semuanya, Nan. Keputusan gue udah bulat."
Genan menggeleng lemah dengan mata berkaca-kaca. Dia benci dengan apa yang baru saja diucapkan Nara. "Ra, gue mohon. Kita masih bisa perbaiki semuanya. Gue nggak mau pisah. A-anak itu butuh ayahnya. Gue siap jadi ayah yang baik buat anak kita."
Hati Nara terhenyak mendengar Genan menyebut 'anak kita'. Ada rasa hangat ketika sadar Genan sudah mengakui anaknya, tapi ada rasa marah juga saat teringat perbuatan Genan dulu.
"Dia nggak butuh ayah brengsek kayak lo," singkatnya.
Hatinya seolah tertusuk belati tajam mendengar ucapan Nara. Pria itu meraih kedua tangan Nara, atensinya tertuju pada kedua matanya dengan tatapan memohon.
"Nara ... tatap mata gue," pintanya. "Gu-gue nggak sanggup harus kehilangan lo. Satu kali aja, Ra. Kasih gue kesempatan ...," sendunya. Air mata permohonan itu lagi - lagi meluruh membasahi pipinya yang tirus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silence Of Tears (TERBIT)
General Fiction📍SUDAH TERBIT! ❝Luka tidak memiliki suara, sebab airmata jatuh tanpa bicara.❞ Keynara Zhivanna, gadis dengan kepribadian jutek dan dingin. Namun, siapa sangka dibalik sikap cueknya dia banyak menyimpan luka. Takdir seolah tak memihaknya saat ia ha...