[ Part 47 ] Dia Pergi

75.5K 6.7K 1.8K
                                    

Stok air mata masih aman? 😭

Emm sub judulnya bikin deg-degan ygy🙄

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, FOLLOW DAN SHARE YA!

📌Tandai Typo!

|🌹HAPPY READING🌹|

.
.

Beberapa hari sudah berlalu sejak Nara berhasil melangsungkan operasi donor mata dan ginjal. Perempuan itu saat ini masih setia menutup mata, namun kondisinya sudah berangsur pulih dan berhasil melewati masa kritisnya.

"Nara bangun. Kasihan anak lo nunggu bundanya," lirih Mauren menatap sendu sahabatnya yang tak kunjung sadar.

Sejak beberapa hari terakhir mereka selalu menanti Nara. Mauren tak henti-hentinya meracau dengan suara lirihnya membuat Kenzo hanya bisa menghela napas. Sedangkan Deynal hanya terdiam, namun dalam hatinya dia terus merapalkan doa agar adiknya segera bangun.

Oeekkk ... Oeekkk

Suara tangisan itu seketika membuat mereka mengalihkan fokusnya. Emy yang berdiri paling dekat dengan box bayi di sebelah bangsal Nara pun langsung menghampiri bayi itu guna menenangkannya. Begitupun dengan Mauren yang juga mendekat seraya membawa botol berisi ASI.

Mauren menepuk pelan pantat bayi itu guna menenangkannya. Karena tangisannya tak kunjung berhenti, Emy pun menggendong bayi mungil tersebut. Dalam pelukan Emy, bayi tampan itu terlihat merengek dan kembali menangis hingga membuat wajahnya memerah. Karena yang saat ini bayi itu butuhkan adalah pelukan hangat dari bundanya.

"Ra, anak lo butuh pelukan bundanya," lirih Mauren seraya menenangkan bayi itu.

Deynal sendiri tak sanggup mendengar suara tangisan ponakannya. Dia pun mengambil alih bayi itu, menepuk pantatnya pelan dan menimangnya. Tapi tetap saja cara yang ia lakukan tak berhasil membuatnya berhenti menangis.

"Dey, coba deh lo deketin dia ke Nara," saran Kenzo.

Deynal menyetujui saran Kenzo. Perlahan ia menidurkan bayi tampan itu dengan posisi telungkup di dada Nara. Dan detik itu pula tangisannya terhenti.

Dengan mata berkaca-kaca Deynal meraih jemari lemas Nara lalu ia arahkan pada jari mungil bayinya. Jemari mungil itu langsung menggenggam erat jemari Nara. Dia terlihat bergerak gelisah seolah meminta sang ibu untuk bangun dan memeluknya.

"Nara, ayo bangun. Dedek pengen dipeluk sama bundanya," lirih Deynal.

Dan benar saja, seperkian detik setelah Deynal mengatakan itu jemari lemah Nara mengalami pergerakan. Deynal langsung mengangkat ponakannya yang mulai sedikit tenang. Sedangkan Mauren dengan sigap memencet nurse call. Mereka semua pun menatap Nara dengan senyum haru.

"Nara ...."

"Kak ... ?" suaranya sangat lirih hampir tak terdengar.

"Iya kakak di sini. Kita semua di sini nunggu lo bangun. Dedek nungguin bundanya bangun," balas Deynal masih menimang sang ponakan.

Nara tersenyum haru mendengar perkataan terakhir itu. Dia meraba ke bagian matanya yang masih tertutup perban dan kapas. Itu berarti ia berhasil melakukan operasi. Kegelapan masih ia lihat karena perban itu belum di lepas, tapi ia tersenyum bahagia saat sebentar lagi dia bisa melihat sang anak.

Silence Of Tears (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang