♪ f i v e ♬

167 35 0
                                    

Hari-hari berlalu dengan cepat. Waktu pun tak terasa. Chaehyun tak lagi memikirkan apa yang dikatakan Soobin.

Ia kembali ke pemikiran yang didoktrinnya sendiri.

"Cha, bola voli nya dong!" seru seorang perempuan pada Chaehyun, yang awalnya tengah melamun dipinggir lapangan.

Mereka baru saja selesai pemanasan, hari ini ada jam olahraga di mapel mereka. Dan sekarang anak-anak lain sudah mau bersiap untuk lanjut ke permainan bola voli.

Chaehyun pun bangkit, dan melangkah ke arah dimana bola voli tadi terlempar.

"Nih," Chaehyun melempar kembali bola itu pada si empu tadi. Dengan semangat, gadis itu menangkapnya dan memberikan acungan jempol pada Chaehyun.

"Thanks Chae!"

"Iyaa."

Chaehyun juga kembali ke tempatnya semula. Ia duduk termenung sambil membersihkan sepatunya dari sisa-sisa debu. Sesekali Chaehyun menatap angkasa juga orang-orang yang tengah bermain ditengah lapangan.

"Kak Chaehyun!" sapa beberapa anak kelas 10 yang lewat disekitarnya.

Chaehyun tersenyum dan melambaikan tangannya,"Haii." balasnya.

"Hehe, orang populer mah beda ya?" seseorang tiba-tiba duduk disampingnya.

Chaehyun mendelik. Kalau tidak salah, dia juga sama populernya.

"Gak tuh, biasa aja." jawab Chaehyun.

Laki-laki itu tertawa kecil."Wkwk santuy."

Cowok tadi fokus ke depan, memperhatikan anak-anak perempuan yang bermain voli. Sesekali ia berteriak heboh karena melihat kepiawaian kawan sekelasnya.

"Keren anjir!" decaknya kagum.

Chaehyun tertawa geli. Ia tidak punya topik untuk di bicarakan. Lagipula, Chaehyun bukan tipe yang mau bicara lebih dulu. Biasanya, ia hanya akan menunggu seseorang mengajaknya bicara.

"Betah ya Yedam temenan ma elo." celetuk cowok itu.

Matanya masih asik menatap ke depan. Tapi Chaehyun sadar jika ia sedang diajak bicara.

"Betah gak betah."

Cowok itu menoleh dan kini menatap Chaehyun. Ia menggaruk kepalanya.

"Habisnya, lo dieman banget. Gak diajak ngobrol aja, kagak mau ngomong. Gak tau apa ini akward banget?" Ia menukik sebelah alisnya tajam.

"Maksud gue tuh, si Yedam kan tipe-tipe orang berisik gitu." katanya semakin canggung.

Tapi Chaehyun malah tertawa. Lucu juga, memikirkan kata-kata orang ini. Sebab apa yang dikatakannya tidak salah sama sekali.

"Haha, kalo lo pasti gak bakal betah kan?" tanya Chaehyun sambil menebak.

Dan tentu saja, laki-laki itu langsung menganggukkan kepalanya. Ini membuat tawa Chaehyun meluncur kembali.

"Aduuh~" keluh gadis itu.

"Eh gue mau nanya dong,"

"Ya,"

"Menurut lo nih ya, pindahan ekskul KIR cocoknya masuk ke ekskul apa? Menurut lo aja nih, gue udah tanya temen-temen gue jawabannya gak ada yang bener anjir." mendadak orang itu jadi berasa akrab dengan Chaehyun.

Agak risih sih, tapi entah kenapa Chaehyun tidak merasa bermasalah dengan itu.

...mirip ngobrol sama cewek juga ya, hmm.

Chaehyun berpikir sejenak.

"KIR ya? Hmm, PMR gak sih? Atau gak Pecinta Alam kayaknya cocok deh." jawabnya sebisa mungkin tidak terdengar gugup.

Terkadang, Chaehyun selalu memikirkan pendapat orang-orang tentang dirinya. Dan hal itu selalu Chaehyun lihat dari 'first impression' mereka terhadap pendapatnya juga.

Ini juga kadang membuatnya gugup sendiri. Takut-takut kalau pendapat yang ia keluarkan justru malah membuat lawan bicaranya tak nyaman atau justru kontra.

Namun, pemuda itu memikirkannya. Ia terlihat bimbang.

"Pecinta Alam boleh juga sih...tapi gue gak suka yang capek-capek kek gitu."

"Lo gak suka olahraga?"

"Suka lah!"

"Ya kan olahraga juga capek."

Laki-laki itu menatap Chaehyun datar. Chaehyun menatapnya balik dengan pandangan bertanya.

"Ha.."

"Lo sendiri ikut ekskul apa?" tanyanya pada Chaehyun.

Gadis itu menaikkan sebelah alisnya."Kenapa? Mau ikutan gue?" Ia bertanya balik.

Si laki-laki menggeleng."Gak tau, tapi tergantung."

"Gue ikut ekskul Fotografi sih, soalnya emang hobi."

"Wah," Pemuda itu menutup mulutnya entah terkejut atau apa."Mak lo artis, adek-adek lo model cilik, dan lo fotografer? anjirlah, keren banget lo!" cetusnya antusias.

Chaehyun mengulum bibirnya, ia menahan senyum. Agak malu dipuji seperti ini, meski berlebihan. Tapi Chaehyun senang. Terlepas dari semua pengaruh kelurganya.

"Lo juga pinter nyanyi kan?? Gue pikir lo ikut Band atau padus, Chae!" serunya makin heboh.

"H-hmm.., lo merhatiin?" tanya Chaehyun, dengan jantung berdegup kencang. Entah apa maksudnya.

Cowok itu menggeleng."Enggak, cuma perkiraan aja, hahaha."

"Gue liatnya, lo kayak cinta banget gitu sama musik, wkwk."

Chaehyun tersenyum kecil, untuk menutupi rasa kecewanya. Apalagi ini? Kenapa juga gadis itu harus kecewa.

"Tapi bener nih Chae? Wah keren sih, kapan-kapan lo harus liatin hasil foto lo ke gue ya! Kalo bagus, gue booking ahahaha!!"

Chaehyun tersenyum manis dan mengangguk-angguk. Yah, selain hobi, Chaehyun memang berniat menekuninya. Foto yang diambilnya pun gak jelek-jelek, yaa cukup memuaskan lah baginya.

"Cie Jeki! Ciee~"

Kedua orang itu terkejut. Rupanya anak-anak kelas mereka kini tak lagi bermain voli ataupun futsal dan basket, lalu malah fokus pada mereka yang keasikan ngobrol.

"Uhuy! Jeki modusnya boleh nih!"

"Ih ih ih! Chae nya malu-malu kambing tuhh~"

"HAHAHAHAHA! Keciduk lo berdua!"

Jake melongo tak percaya. Jadi dari tadi, mereka diperhatikan dengan sebegitunya.

"Jake, kalo suka terobos aja! Chae gak ada pawangnya kok!" celetuk Junho yang disambut heboh anak-anak yang lain.

Tiba-tiba saja, lewat Yedam juga beberapa temannya.

"Lah itu pawangnya!!"

"Ahahahahaha!"

Yedam dan teman-temannya menoleh, wajah mereka terlihat kebingungan.

"Aya naon iye teh?"

It's so Hurt[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang