"Chae!"
Chaehyun berbalik saat di parkiran, rupanya Yedam yang memanggilnya.
"Gak papa, ayo pulang." ajaknya.
Chaehyun pun mengangguk saja. Sementara Yedam memberikan helm cadangannya yang biasa dipakai Chaehyun.
"Udah?"
Chaehyun memperbaiki posisi duduknya, dan mengangkat ibu jarinya."Yok jalan!"
Motor Yedam pun mulai bergerak keluar dari area parkir sekolah. Melewati jalanan dengan beberapa siswa yang berjalan kaki.
Sesekali Yedam mengklakson, tiap ada yang dikenalnya.
"Gue perhatiin lo akhir-akhir ini deket sama anak-anak IPS ya?"
Chaehyun menggaruk kepalanya pelan.
"Enggak juga, emang iya?" gadis itu balik bertanya.
Yedam langsung mengangguk."Kata Soeun, mereka lagi bikin rencana buat bantuin lo. Tapi pas gue tanya apa, dia gak mau ngasih tau gue." Yedam mencebik.
"Oh."
"Elu lagi! Kok 'Oh' doang?!" balas Yedam kesal.
"Ya terus gue harus gimana?" tanya Chaehyun lagi.
"Gini Chaehyun, lo kalo ada apa-apa bilang sama gue. Apapun itu, pasti gue bantu, sekalipun gue belum tentu mampu. Gue temen lo kan?"
Chaehyun gelagapan."I-iya, lo temen gue. Lo sahabat gue, cuma.." Chaehyun bingung harus bagaimana ceritanya.
"Lo mau main rahasia-rahasiaan lagi sama gue?" tukas Yedam.
Chaehyun buru-buru menggelengkan kepalanya. Gadis itu menggaruk pelan puncak kepalanya.
"Gue tau, lo lagi sibuk pdkt sama Chaein kan? Gue cuma gak mau gangguin lo, bukan berarti gue gak butuh bantuan lo sama sekali. Karena kalau dipikir-pikir, gue udah sering banget ngerepotin lo." jelas Chaehyun.
Yedam langsung menghembuskan nafas pelan.
"Gak ada lah Chae, cinta sama temen, jelas lebih penting temen buat gue!"
Mendengarnya membuat Chaehyun tersenyum lembut,"Syukur deh, kalo lo tetep menomor satukan pertemanan kita, hiks."
"Lah? Lo nangis?!" tanya Yedam panik, tapi Chaehyun menggeleng dan tertawa."Becanda, haha!"
"Ngomong-ngomong, seru ya main sama Soeun dan temen-temennya?" Chaehyun mengangguk.
"Iya, mereka asik!"
Yedam tersenyum tipis dan menghela nafas panjang."Sepertinya, makin lama lo main sama mereka, gue bakal terlupakan." ujarnya dramatis.
Chaehyun membelalakkan matanya tak percaya.
"Gak bakalan lah!" tukasnya menyanggah.
"Ah, gue gak yakin." Yedam membalas pesimis.
"Gak bakalan Yedam! Lo kan sahabat gue, temen gue dari dulu sampe sekarang! Lo temen terbaik gue dari sejak TK!"
"Eh anu," Yedam tercengir,"Kita kenalan pas kelas 4 SD mbak."
Chaehyun menggaruk kepalanya pelan, lalu bergumam.
"Iya juga ya."
"Hahaha, gara-gara kebanyakan mikirin Jake jadi pikun kan!"
"Hahaha," Chaehyun ikut tertawa. Ia bicara lagi,"Lo sendiri sama Chaein gimana?" tanya Chaehyun penasaran.
Yedam meliriknya sebentar.
"Lagi proses, nunggu Chaein siap lagi buka hati." jawabnya senang.
Chaehyun pun mengangguk-angguk. Ia langsung menepuk bahu Yedam kuat, si empunya sampai meringis.
Sadar sudah berlebihan, Chaehyun ikut meringis dan meminta maaf.
"Hehe, sorry. Yah, intinya kalo nanti Chaein mau pacaran lagi sama lo, lo harus jaga dia, jaga hatinya. Jangan sampe, Chaein ngalamin sakit yang sama dari lo. Lo harus bisa bikin Chaein ngerasa, dia masih sama seperti sebelum kalian pacaran, dia harus selalu berharga buat lo." nasihat gadis itu, panjang lebar.
Yedam terkekeh kecil dan mengangguk saja.
"Oke deh bu."
"Gue doain supaya langgeng,"
"Haha aaamiiin,"
"Tapi gue mau minta PJ sekarang."
Mendengar kata 'PJ', Yedam mendatarkan wajahnya."Keterlaluan," gumamnya keki.
Kali ini Chaehyun yang tertawa senang, berhasil mengerjai temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's so Hurt[✓]
Fanfiction❝Kalo boleh, gue mau bersikap egois aja rasanya. Asli, kayak gini terus juga sakit banget.❞ Update setiap hari minggu! Januari, 16, 2022