♪ t h i r t e e n ♬

89 20 0
                                    

"J-Jake?"

"Ng-ngapain lo disini??"

Chaehyun terkejut juga keheranan. Perasaan, akhir-akhir ini ia sering sekali bertemu Jake, selain ketika berada didalam kelas.

Seperti sekarang, saat ia akan mengambil buku paket bersama Isa ke perpustakaan. Ia kembali menemukan Jake disana, mengobrol dengan seorang gadis dan seorang laki-laki.

"Lo gak tau? Jake kan jadi anggota pengurus perpus. Udah lama juga," bisik Isa.

Baik Jake maupun Chaehyun sama-sama menggaruk tengkuk masing-masing.

"Iya, gue diajak sama Taehyun nih." laki-laki bernama Taehyun tersebut melambaikan tangannya pada kedua gadis itu.

"Lo pasti jarang ke perpus ya? Wkwk kayaknya kaget banget liat Jake disini, hihi." ujar satu-satunya perempuan diantara Taehyun dan Jake.

Dari nametag-nya sih, namanya Kim Gaeul.

"Hehe, iya." gadis itu terkikik kecil dan kembali mencatat beberapa siswa yang datang ke meja mereka untuk mendata buku yang akan dipinjam.

"Jadi, kalian nyari buku apa? Oh iya, sekarang pelajaran siapa sih?" tanya Jake tanpa jeda.

Isa menarik nafas sekali, lalu langsung menjawab.

"Kita nyari buku GEOGRAFI, sama Fisika. Oh iya, cover Fisikanya harus yang warna item biru tua gitu ya! Kalo sekarang, pelajaran pak Shindong sama bu Mina. Udah buru, gue mau cepet ke kelas!"

Chaehyun dan Jake dibuat melongo oleh Isa. Gadis itu hanya bernafas sekali, namun ucapannya dalam satu tarikan nafas itu cukup banyak.

"O-oke," jawab Jake dan segera mencarikan buku yang diminta oleh Isa.

"Hyun, gue bantu Jake dulu ya." Gaeul berdiri dari kursinya dan berjalan menuju rak dimana Jake berada. Gadis itu tak memperhatikan jika Isa dan Chaehyun tengah menatapnya dengan pandangan yang rumit.

"Lo mikirin sama kayak apa yang gue pikirin gak?" tanya Isa.

Chaehyun hanya fokus menatap Jake dan Gaeul, namun gadis itu masih bisa menangkap kalimat Isa dengan jelas. Karena itulah, Chaehyun menanggapi dengan gelengan kepala.

Isa berdecak malas. Teman sekelasnya yang satu ini benar-benar gak peka.

"Nih bukunya, lo bawa Geografi, Chae bawa Fisika."

Isa mengerutkan keningnya."Woy! Gak adil lo! Chae bawa buku fisika tipis-tipis anjir! Bantuin gue bawa Geo dong! Tebel-tebel nih bukunya!" protes Isa.

Jake menggelengkan kepalanya pelan.

"Gak ada. Dah sana masuk kelas, jan lupa dispenin gue!" balas Jake.

Gadis bersurai coklat itu menggeram dan mendesis. "Ogah!"

Sedangkan Chaehyun hanya tertawa geli melihat keduanya. Perempuan itu mengambil beberapa buku yang ada ditangan Isa, lalu menumpuknya ditumpukkan buku yang ia bawa.

"Loh loh loh? Chae, gue tadi cuma becanda!" kata Isa panik, namun Chaehyun hanya tersenyum tipis. "Gak papa kok Isa."

Isa terdiam dengan perasaan tak nyaman, tetapi hanya menghela nafas pelan.

"Yaudah, makasih ya." tukas Isa dengan senyum kecil.

"Jake, nanti pulang sekolah lo harus bareng gue ya! Bodoamat gak nerima penolakan!"

"Dih, sape lu?"

"Isshh! Lu mah begitu!!"

"Sstt, Gaeul diem deh, Gaeul diem. Ini tuh perpustakaan."

"So alim lu. Biasanya juga paling berisik!"

"Awokwok."

Chaehyun melirik kembali ke dalam perpustakaan. Ia hanya menoleh sekilas dan segera menghadap kedepan lagi.

"Gaeul, emang orangnya gitu sih. Agak manja, terus kayak orang haus perhatian gitu. Tapi kalo sama Jake, dia suka caper berlebihan. Ck, gue curiga tuh cewek suka sama Jake." dumel Isa.

Chaehyun meniup poninya sekali, ia menoleh pada Isa.

"Emangnya kenapa kalo Gaeul suka sama Jake? Lo cemburu?"

Yang ditanya mendengus. "Gak lah, bukan gue. Orang udah ketauan siapa."

"Siapa?"

Kali ini Isa menoleh padanya.

"Emang lo nggak?"

Baru saja hendak menggeleng, pergerakan Chaehyun terhenti. Sejenak ia pikir ia sama sekali tidak ada masalah dengan hal itu.

Tentu, karena kehidupan Jake bukan dirinya yang mengatur. Jake berhak dekat atau memiliki hubungan istimewa dengan siapapun. Laki-laki itu berhak menentukan dengan siapa nantinya ia ingin bahagia.

Tapi sekarang, mengapa dirinya mendadak tak bisa mengakui itu?

Bahkan untuk memberikan sebuah gelengan sebagai pengganti kata 'tidak' saja Chaehyun ragu.

Gadis itu memeluk setumpukan buku yang ada ditangannya. Mengingat momen-momen kebersamaannya dengan Jake, membuat gadis itu memiliki ekspektasi lebih.

Berharap bisa seperti itu selamanya.

Dan ketika kembali terbayang bagaimana interaksi Gaeul dan Jake tadi, membuatnya merasa tak suka dan...sakit? Rasanya sesak, tapi Chaehyun kebingungan dengan perasaan absurd ini.

"Aduh, gue kenapa sih?" gumam Chaehyun pada dirinya sendiri.

Tanpa menyadari jika Isa tersenyum penuh kemenangan. Isa lantas menepuk pundak Chaehyun agak sedikit keras. Membuat Chaehyun tersadar dan langsung menoleh padanya.

"Mungkin lo suka sama Jake, mungkin juga, lo gak suka ketika liat dia interaksi sama yang lain. Tapi, apapun itu, tetep ikutin kata hati lo Chae."

"Cinta gak bisa dipaksain, tapi kalo lo mau nyoba buat ngungkapin dan siap dengan penolakan, that fine!"

It's so Hurt[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang