♪ t h i r t y ♬

67 14 0
                                    

Dayeon menepuk dahinya keras bak orang dewasa. Ia mendekat pada Sunoo lalu menjitak dahi kembarannya itu. Chaehyun langsung bereaksi dengan menutup mulutnya tak percaya.

"Heh kamu KDRT!!" serunya.

"Apa sih??" sewot Dayeon. Gadis kecil itu menoleh pada Sunoo yang masih mengusap-usap puncak kepalanya sambil memanyunkan bibir dengan imut.

"Kita beda sama anak-anak yang ada di panti asuhan Sunoo! Kita cuma kehilangan ayah, kita masih punya mamah." ujar Dayeon.

Dayeon menundukkan kepalanya dan mengepalkan kedua tangannya.

"Hiks..."

Chaehyun dan Sunoo menatap Dayeon dengan pandangan khawatir. Keduanya lantas mendekat pada Dayeon yang kini sibuk menyeka air mata menggunakan lengan bajunya.

Jika si kuat Dayeon sudah seperti ini, rasanya memang sangat menyedihkan hidup mereka. Ditinggal ayah, bahkan tanpa tahu apa penyebabnya. Walau masih ada sang ibu, itu tidak menutupi fakta kalau mereka kesepian.

Apalagi, Dayeon dan Sunoo memang tak sempat mengenal ayah mereka. Hanya Chaehyun yang tahu seperti apa sosok papah Kim, tapi Chaehyun tak mau berbagi fakta apapun menyangkut pria yang merupakan cikal-bakal adanya mereka dibumi.

"Hiks...kita salah apa sih?? Kok papah jahat banget ninggalin kita?? Padahal papah belum dipanggil Tuhan!"

"Hush Dayeon.." Chaehyun menepuk-nepuk punggung Dayeon yang sudah direngkuhnya sejak tadi.

Dibelakangnya, Sunoo duduk bersila sambil memperhatikan mereka dengan mata yang berkaca-kaca.

Jujur saja, ia dan Chaehyun adalah anak yang cengeng. Mereka cenderung mudah menangis lebih cepat dari Dayeon. Makanya, panggilan Dayeon adalah si kuat dan keren. Gadis berusia 11 tahun itu bahkan sempat jadi panutan kakaknya sendiri.

Sunoo pun sesekali menyeka kubangan air matanya sendiri. Ia juga bisa merasakan betapa sakitnya perasaan Dayeon.

"Cup cup, jangan nangis ya? Hari ini kita jalan sore aja gimana?"

Sunoo bangkit dari duduknya dan mengangguk antusias."Ayok! Sunoo mau beli es cendol campur di depan komplek!"

Dayeon menyeka ingusnya dengan lengan baju, lalu menatap Chaehyun.

"Dayeon mau bakso sama seblak, hiks.."

Chaehyun nyengir dan mengeluarkan uang 20 ribuan 2 lembar."Untung kemarin uang yang dikasih om Hyunsuk masih ada. Yok makan-makan!" serunya membuat Sunoo dan Dayeon tersenyum senang.

Yah, namanya juga anak-anak memang mudah dibuat naik moodnya.

Tapi baru saja mereka akan beranjak untuk mandi, suara panggilan keras dari depan rumah mengejutkan ketiganya.

"Itu Yeseo, kak." kata Dayeon lalu segera berlari keluar rumah, Sunoo mengikutinya.

Chaehyun pun ikut keluar, lalu melihat seorang gadis kecil melompat-lompat di depan gerbang rumah sambil tertawa riang dan melambai-lambaikan tangannya pada Chaehyun dan kedua adiknya.

"Kakak Chaeee~!" panggil Yeseo.

Lalu kemudian, Chaehyun mengalihkan perhatiannya pada cowok yang sedari tadi menggenggam erat tangan Yeseo.

"Laah? Itu adek-adek lo?" tanya Taehyun tak percaya. Ia tertawa menyadari jika selama ini sering kemari untuk mengantarkan Yeseo tapi tak menyadari jika Dayeon dan Sunoo memiliki seorang kakak yang satu sekolah dengannya dan sempat ia kenal.

"Ohh, itu juga adek lo? Haha pantes mirip." jawab Chaehyun lalu tertawa kecil. Ia berlari ke gerbang dan membuka pintu gerbang. Lalu mempersilahkan kedua tamu itu masuk.

Taehyun duduk di teras, begitu pula Chaehyun setelah mengambilkan air dan kue dari dapur.

Keduanya mengobrol-ngobrol sambil memperhatikan Yeseo, Dayeon dan Sunoo yang asik bermain di halaman rumah.

"Gue gak nyangka anjir, hahaha." tawa Taehyun menguar. Ia masih tak percaya kalau Dayeon dan Sunoo adalah adiknya Chaehyun.

"Percaya gak percaya," kata Chaehyun.

Ia memperhatikan kedua adiknya yang kini terlihat sangat senang bermain-main bersama Yeseo.

"Btw, lo gak pernah ngambil buku lagi ke perpus, kenapa?" tanya Taehyun basa-basi.

Chaehyun menggaruk kepalanya."Harus gue aja kah yang ngambil?"

Kali ini Taehyun yang menggaruk kepalanya.

"Ya gak juga sih." balas cowok itu, canggung sendiri.

"Lagian kalo bisa orang lain, kenapa harus gue?" lalu keduanya tertawa mendengar perkataan Chaehyun.

"Hahahahaha sesat lo! Pasti ajarannya si Jake kan?" terka Taehyun.

"Hahahahaha, ya kagaklah!"

"Emhh, btw itu Jake sama Gaeul pacaran ya? Perasaan gue mereka sering banget berduaan." kata Chaehyun dengan hati-hati.

Dia juga terus memperhatikan ekspresi wajah Taehyun yang masih asik tertawa. Bahkan kini tawanya semakin mengeras.

"Kagaklah anjim! Gaeul dah punya cowok, lagian Jake juga masih gak bisa move on dari gebetannya." balas Taehyun tertawa lagi.

Chaehyun mengerutkan keningnya."Kata Yedam, kebanyakan ketawa bisa bikin mati." cetus cewek tersebut kritis.

Taehyun dibuat tersedak mendengarnya.

"Pemikiran anak IPA kok gila semua?" gumamnya heran, kedua tangannya segera mengambil air minum yang tersedia dan menenggaknya.

"Kalo kebanyakan ketawa bikin orang mati, mungkin Jake yang bakal jadi testimoni pertama."

Mendengar itu, spontan Chaehyun membelalakkan matanya dan menatap Taehyun tajam.

"Maksud lo?!?" tanyanya sangsi.

Taehyun tersenyum tipis dan menoleh pada Chaehyun.

"Karena Jake selalu bahagia dan ketawa bahkan disaat hatinya mengalami kesedihan."

"Jake punya banyak rahasia, Chaehyun. Tapi berkat tingkahnya, Jake bisa nyembunyiin semua rahasia itu dengan baik."

"Jake yang kita liat, Not the real Jake."

It's so Hurt[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang