♪ t e n ♬

86 22 0
                                    

Hari sudah berganti.

Diwaktu yang berbeda, Chaehyun bersama orang yang berbeda juga.

Kali ini, rekannya berganti. Jika kemarin ia mengajak sahabatnya, Yedam. Sekarang, Chaehyun justru bersama Jake.

Soal tema, ia sudah memikirkannya. Bahkan sudah membicarakannya juga dengan teman satu kelompoknya semalam.

Dan semuanya setuju dengan ide Chaehyun. Bain bahkan menawarkan diri untuk membantu Chaehyun, namun gadis itu malah menolak dan meminta mereka untuk mencari foto dengan tema yang telah ia tentukan. Ditempat-tempat yang berbeda tentunya.

"Makasih Jake." ucap Chaehyun ketika dirinya sampai ditempat dimana Jake menunggu.

Jake yang semula tertunduk, mengangkat kepalanya dan tersenyum.

"Gue kan belum bantu apa-apa Chae." jawab Jake sambil tertawa pelan.

Chaehyun jadi malu sendiri.

"Ngomong-ngomong, lo emang udah agenda ya? tiap minggu kayak gini?" tanya Chaehyun. Jake menyesap minuman sebelum menjawab.

"Nggak sih, cuma kalo sabtu-minggu gue gak ada kegiatan aja. Atau nggak, kalo mamah nyuruh gue buat ngecek keperluan sama fasilitas Panti."

Chaehyun berdecak. Dia tidak tahu jika ibu Jake adalah seorang yang dermawan. Gadis itu juga baru tahu kalau panti asuhan itu dibuat dengan nama ibunya Jake.

"Mamah lo baik banget." puji Chaehyun sembari tersenyum tipis.

Ia teringat dengan kata-kata mama nya yang juga ingin melakukan ini suatu hari nanti.

Mama Yujin selalu ingin membangun panti asuhan untuk anak-anak terlantar diluar sana. Namun karena masalah keuangan, keinginan itu belum terpenuhi.

Chaehyun selalu berdoa, jika bukan ibunya, maka ia yang nanti akan membangunkannya atas nama sang ibu.

"Jadi langsung jalan aja nih?" Chaehyun tersentak. Tanpa ia sadari, dirinya ternyata sudah melamun dihadapan Jake yang kini hanya tersenyum kecil.

Chaehyun tertawa canggung."Ehe, iya. Langsung aja Jake."

Jake pun bangkit, dan mengisyaratkan Chaehyun agar mengikutinya. Gadis itu melangkah tepat dibelakang Jake.

"Eum, lo bawa motor?"

Jake menoleh pada Chaehyun. Ia mengangkat sebuah kunci didepan wajah gadis itu lalu tersenyum lebar.

"Hehe iya. Kalo bawa mobil, gue belum dibolehin lah." Jake menatapnya lamat.

"Kenapa? Gak biasa ya?"

Chaehyun segera menggelengkan kepalanya.

"Ng-nggak! Tiap hari gue sama Yedam naik motor kok. C-cuma..." ia memperhatikan motor Jake dengan wajah kebingungan.

Jake pun melarikan pandangannya pada motor yang biasa ia bawa, kemanapun juga kesekolah. Ia kembali menatap Chaehyun.

Jake ikut kebingungan. Dia tidak paham, apa yang salah dengan motornya.

"Oh...Lo gak biasa naik motor tinggi ya?" tanya Jake, peka.

Chaehyun pun menganggukkan kepalanya cepat. Jake tertawa terbahak-bahak. Lucu liatnya. Sementara Chaehyun hanya bisa mengedipkan matanya polos.

"Rata-rata cewek pengen naik motor tinggi kan? Model ninja gini?" Chaehyun mengangguk.

"Tapi gue enggak! Gak bisa, kaki gue pendek. Gak bisa naik." Chaehyun berdengus, melihat Jake terus tertawa.

"Lucu deh lo."

"Makasih!" ketus Chaehyun kesal.

Jake terkekeh. Ia pun mengambil handphone disaku jaketnya.

"Mau gue pesenin gocar aja?" tanya Jake sembari mengotak-atik benda pipih itu.

Namun Chaehyun menggeleng. Ia memperhatikan dengan lamat motor ninja milik Jake.

"Jake, lo gak tinggi-tinggi amat kan?" tangan Jake berhenti, lalu ia berdecak.

"Ck ck ck, sekate-kate lo." sahutnya jengkel.

Kali ini, Chaehyun yang tertawa.

"Haduuh~ udah ah, yuk jalan." ajak Chaehyun.

Jake pun mengangguk. Tapi ketika ia sudah duduk diatas motornya, Jake menoleh pada Chaehyun.

"Beneran mau naik nih? Emang gak risih?" tanya Jake sekali lagi. Dan Chaehyun mengangguk teguh.

Tidak apa-apa, batin Chaehyun. Cuma sekali kok.

Jake tersenyum remeh, sejujurnya ia menahan tawa geli."Emang lo bisa naiknya? Katanya kaki lo pendek?" ejeknya.

Chaehyun berdecak.

"Bisa kok!" ujar gadis itu menggerutu.

"Yaudah." Jake tersenyum geli, lalu memasang helm dikepalanya. Ia berbalik dan memberikan helm lain pada Chaehyun.

"Bisa kan? Yuk cus."

It's so Hurt[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang