♪ n i n e t e e n ♬

56 14 0
                                    

"Terus harus gimana mah?"

"Haa...Dia keliatannya suka sama Chae gak?"

"Eungg....gak tau mah. Jake baik ke semua orang. Gak keliatan siapa yang dia suka,"

Chaehyun menghela nafas. Susah rasanya jatuh cinta.

Kenapa juga dia harus jatuh cinta? Dan kenapa dia malah jatuh cinta pada orang seperti Jake?

"Kalo itu sih, kamu nya aja kali yang baperan." balas mamah Yujin jengkel. Chaehyun pun langsung menoleh dan menggeleng.

"Enggak mah. Jake gak pernah baperin Chae."

Yujin menatap putrinya dengan kening berkerut."Berarti kamu yang baperan tingkat maksimal."

"Ihhh mamah gak gituuuu!" bantah Chaehyun frustasi."Terus ini Chae harus gimana?! Chae gak bisa liat Jake sama cewek lain mah, hiks...sakit banget," Chaehyun dengan sedikit lebay (banget) menepuki bagian dimana jantungnya berada.

Tapi alhasil mamahnya malah tertawa. Ia pun mengusak rambut putrinya lembut.

"Kalo dia emang suka sama kamu, pasti dia gak akan biarin kamu diambil sama yang lain. Kalo dia punya keberanian, dia pasti bakal nyatain perasaannya ke kamu Chae." ujar Yujin.

Chaehyun perlahan mengusap air matanya. Ia menatap sang ibu dengan penuh harap."Beneran?"

"Ya gak tau lah."

"LAH MAMAH!!"

"YA KAN MAMAH BUKAN MAMAHNYA!!!"

Chaehyun cemberut. Ia benar-benar resah. Bagaimana setelah ini? Apa yang akan terjadi pada dirinya jika begini?

"Apa, Chae aja yang nyatain perasaan pertama kali ya?" tanya Chaehyun.

Mamah Yujin sontak melotot.

"Diiihhh??! Buat apa?? Menurunkan derajat wanita kamu. Perempuan itu harusnya dikejar bukan mengejar. Cowok yang harusnya merjuangin, dan cewek yang diperjuangin. Tapi kalo udah nikah, urusannya beda lagi."

"Ta-tapi kan mah, u-usaha..." gumam Chaehyun menanggapi omelan mamahnya.

"Usaha, usaha. Mana ada Chae. Kalo udah bukan jodoh, ya jangan maksa. Kalo emang dia gak suka, kita juga gak bisa maksain perasaan kita sayang. Emang kamu mau, dia nerima terus pacaran sama kamu atas dasar kasian? Sementara hatinya buat perempuan lain? Kamu mau??!" tukas Yujin sengit.

Pembahasan ini jadi mendalam karena Chaehyun tak sengaja membuka luka lama Yujin.

Chaehyun pun menundukkan kepalanya dalam. Ia menggeleng kaku dengan getaran pada bahu yang semakin terlihat.

"Eng-enggak..." suaranya bergetar kala bibirnya berkata.

Mamahnya melunak. Ia kembali menarik tubuh bergetar putrinya ke dalam pelukan. Diusapnya lembut punggung kecil itu.

"Maaf mamah jadi ngegas ya? Mamah agak kepancing emosi tadi." ujarnya menyesal. Chaehyun meresponnya dengan anggukan.

"Maafin Chae juga ma," ucap Chaehyun sama menyesalnya.

"Iya, sayang. Intinya apapun yang terjadi, jangan berusaha untuk menjangkau apa yang gak bisa kamu jangkau. Jangan maksain keinginan kamu sendiri."

"Yang tinggal di bumi bukan cuma kamu, semangat ya? Kamu pasti bisa, ini cuma masa SMA. kalau gak mau liat dia sama cewek lain, kamu harus bisa bikin diri kamu sibuk. Paham kan?"

Chaehyun mengangguk paham. Dan percakapan itu berakhir disana dengan Chaehyun yang terlelap dalam pelukan ibunya.

Yujin mengelus puncak kepalanya dengan sayang, ia bergumam. "Kasian anak mamah," lalu mengecup kening Chaehyun lembut.

"Mamah harap, kamu gak ngerasain apa yang mamah rasain, Chae."

"Kamu salah satu harta mamah yang paling berharga, mamah gak bisa biarin kamu sedih-sedih kayak gini."

"Mamah ngerasa gak becus jadi ibu, buat kamu, Sunoo sama Dayeon."

"Maafin mamah, yang gagal ini.."

Setelahnya, Yujin berkaca-kaca dan setitik air mata jatuh di pipinya.

Wanita itu menangis, tanpa menyadari jika Sunoo dan Dayeon tengah mengintip lagi dibalik pintu. Saling menggenggam tangan erat, ikut meresapi rasa sakit kakak dan ibunya.

Dan perlahan menyadari jika dunia orang dewasa benar-benar tidak menyenangkan.

It's so Hurt[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang