♪ s e v e n t e e n ♬

72 16 0
                                    

Mereka sampai kesekolah ketika sekolah masih belum ramai. Mungkin, pukul 07.22 memang masih terlalu pagi.

"Yah, kepagian dong Chae." cengiran Yedam tunjukkan. Sementara Chaehyun mendengus.

"Ayok ke sanggar pramuka aja dulu." kata Chaehyun lalu berjalan mendahului Yedam. Pemuda itu mengikutinya dari belakang.

Keduanya berjalan sambil mengobrol. Sambil sesekali menyapa kakak kelas yang sudah ada disana dan juga teman seangkatan yang mereka kenal.

Hingga keduanya berjalan melewati beberapa kelas terakhir sebelum ke sanggar pramuka.

"Lo beneran mau keluar Jake?"

Yedam dan Chaehyun sudah berhenti di belakang pintu. Suara Gaeul terdengar, dan selanjutnya suara Jake ikut terdengar. Mereka berada di dalam kelas 12 IPS 3. Kelas paling ujung dilantai atas sebelum ruangan aula, dan sanggar.

"Iya, gue dimarahin mulu ikut KIR. Salah aja nggak, tiba-tiba dimarahin aja."

"Dih, gak berasa ya lu? Salah mah ada aja kali."

"Ya gue tau, Gaeul. Tapi kan, kadang gue juga kagak bikin salah setiap waktu kali. Masa dimarahin mulu. Mana yang dimarahin gue terus lagi."

"Ya kan, semuanya bisa dibicarain. Mending lo tanyain langsung sama kak Ryujin, kenapa dimarahin terus."

"Kagak deh. Gue gak mau sok deket sama dia."

"Yaudah. Kalo lo keluar, gue juga."

"Hahaha, apa sih? Lo mah ngikut-ngikut gue mulu, anjir."

"Ya gak papa! Masalah buat lo?"

"Wkwkwk ya kagak sih."

Yedam memegang bahu Chaehyun. Tanpa sadar, mereka sudah menguping pembicaraan Gaeul dan Jake.

"Chae," bisik Yedam ditelinga Chaehyun seolah mengingatkan gadis itu.

Chaehyun tersentak dan mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia menghela nafas dan langsung berjalan diikuti Yedam.

Keduanya dengan santai melewati pintu yang terbuka lebar itu, sedangkan Gaeul dan Jake tengah tertawa karena candaan yang Jake lontarkan.

Chaehyun meliriknya sedikit. Hatinya nyeri melihat Jake bisa sebahagia itu dengan Gaeul.

Gue pikir, cuma gue yang bisa bikin lo senyum dan ketawa kayak gitu

Gadis itu segera menggelengkan kepalanya, ia bergumam. "Apa sih yang gue pikirin?"

Sedangkan Yedam memandang gadis itu heran. Tapi kemudian ia berbalik karena mendengar suara sepatu yang beradu dengan lantai. Tapi itu bukan miliknya ataupun Chaehyun.

Itu terdengar seperti seseorang yang berlari.

"Chae!!"

Chaehyun berhenti, sedangkan Yedam yang sudah tahu sudah berhenti melangkah lebih dulu.

"Chae, gue mau--"

"Hai Jake, gue duluan ya." potong Chaehyun dengan tenang saat berbalik dan melihat Gaeul juga ada dibelakang Jake dengan pandangan bingungnya.

Chaehyun tersenyum dan berjalan menuju ke sanggar dengan lebih cepat.

"E-eh, aduh...Jake gue juga duluan ya!" pamit Yedam dan mengejar Chaehyun yang sudah cukup jauh.




















































Chaehyun seharian itu termenung. Tak mendengarkan seniornya yang bicara di depan dengan panjang lebar. Ia memikirkan tindakannya tadi pagi.

Mengabaikan Jake, bersikap kasar dengan menatap Gaeul tak suka, dan bahkan tak mendengarkan Yedam.

Ini bukan Chaehyun banget.

Pikirannya kacau dan kalut. Ia hanya melirik seniornya yang menjelaskan tentang Praktek Latihan Kepramukaan yang akan dilaksanakan sekitar beberapa minggu lagi. Tapi, gadis itu tak benar-benar menggubrisnya.

Dia bisa tanya-tanya nanti pada Yedam. Dan Chaehyun lebih memilih menelungkupkan kepalanya pada meja.

"Nah kakak-kakak sekalian, ada yang mau ditanyakan?" tanya seorang cowok yang merupakan ketuplak acara ini. Namanya Lee Heeseung, sedangkan yang disebelahnya ada wakilnya yang bernama Remi.

Dua orang itu menunggu dengan sabar pertanyaan dari para juniornya ini. Tapi tak ada satu pun yang mengangkat tangannya untuk bertanya.

"Haduhh, dah pada ngerti ya kalian semua?" tanya Heeseung sambil memijat dahinya.

"Kalo ada yang gak ngerti, bisa tanyain ke penanggung jawab kelompok kalian nanti ya?"

Tapi ada satu yang akhirnya mengangkat tangan.

"Iya, kamu kenapa?" tanya Remi. Heeseung pun diam mendengarkan.

"Kak....pulang kapan ya? Saya laper." ucap siswa itu membuat semua yang ada disana bahkan Remi tertawa kecil menanggapinya.

Sementara Heeseung hanya berdecak.

"Kayak berminggu-minggu gak makan aja kamu." tukasnya sinis. Siswa itu terkekeh konyol.

"Yaudah, kita pulang ya."

Lalu semuanya mulai bangkit dari kursi masing-masing untuk berjalan ke pintu.

"Yedam, temenin gue yuk!" ajak seorang siswi pada Yedam yang awalnya mau mengajak Chaehyun pulang.

Sayang, Yedam gak bisa menolak keinginan seorang cewek. Jadinya, pemuda itu menunjukkan cengiran sekilas pada Chaehyun dan pergi bersama cewek tadi.

Chaehyun menghela nafas kesal.

"Yedam kemana tuch?" tiba-tiba, Isa nongol dengan wajah-wajah keponya.

Chaehyun memakai ranselnya kembali, dan mengendikkan bahu."Gak tau, jalan sama gebetannya kali." jawabnya pelan.

Isa yang awalnya melihat pada Yedam dan teman perempuannya, perlahan menoleh pada Chaehyun yang murung. Tatapannya penuh selidik.

"Jangan bilang, lo cemburu liat Yedam sama cewek itu?" duganya sambil memicingkan mata.

Chaehyun reflek menampar bahu Isa.

"Aduh!"

"Apa sih?!" tanya Chaehyun kesal.

"Apa karena....itu!" Isa dengan wajah tengilnya menunjuk seorang cowok yang kini asik bercengkrama dengan salah satu senior mereka.

Tangan Chaehyun perlahan terkepal. Niat yang sudah ia tekadkan dalam hati perlahan melebur begitu saja.

Itu Jake. Bercanda, dan tersenyum riang bersama dengan kakak kelas mereka yang berasal dari jurusan IPS.

Jin Hyeonju atau gadis berwajah manis yang lebih suka disapa dengan panggilan Belle.

"Padahal, gue mau minta maaf." lirih Chaehyun dengan pandangan tertunduk.

Dan setelahnya, Chaehyun berlari keluar kelas membuat Isa panik karena terkejut.

It's so Hurt[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang