"Jake,"
Pagi itu, Jake sedikit tidak mood. Perasaannya agak berkecamuk sejak semalam. Ibunya lagi-lagi tidak pulang, dan sepupunya bilang kalau sang ibu juga tak ada di rumah sakit.
"Kak," ia menatap perempuan yang tadi memanggilnya.
Perempuan itu tersenyum, manis dan imut. Dan bodohnya, Jake selalu menyukai senyumannya.
Melihat itu, bahkan Jake reflek tersenyum."Mau ngantin gak sebelum masuk?" ajak Jake tiba-tiba.
Gadis itu tersenyum kecil dan mengangguk.
"Lo gak papa? Muka lo pucet, dan kelihatannya lo lagi bad mood ya?" tukasnya.
Jake hanya mengangguk dan tersenyum tipis.
"Bukan masalah besar."
"Pasti itu masalah besar,"
"Gak perlu dipikirin."
Perempuan itu pun bungkam. Ia hanya menghela nafas, hingga keduanya sampai di kantin. Jake kemudian melangkah ke stan makanan lalu memesan untuk keduanya.
Sedangkan si gadis mencari meja untuk mereka.
"Lo masih suka makan roti sama susu kotak rasa strawberry ya kan?" perempuan itu mengangguk dan menerima roti yang disodorkan Jake.
"Lo sendiri masih suka ngemil biskuit sebelum masuk?" Jake menipiskan bibir, dan menyembunyikan sebungkus biskuit ke saku tas nya.
"Hehe." cengir pemuda itu.
Perempuan tadi pun tertawa pelan.
"Ngomong-ngomong, gimana kabar tante?" tanyanya sambil mengunyah roti tadi.
Jake tersenyum simpul."Mamah baik, nyokap bokap lo sendiri gimana?"
"Hmm, baik juga. Akhir-akhir ini mereka sering banget jalan-jalan bareng. Katanya, karena bentar lagi ulang tahun pernikahan mereka, mereka mau sering jalan romantis kayak abg."
Jake pun tertawa mendengarnya. Ia menyesap teh kotak yang dibelinya, lalu membuang bungkusnya saat sudah habis.
Pemuda itu terdiam sambil memperhatikan anak-anak di kantin.
Tanpa sengaja, matanya menatap Chaehyun yang kini tengah bersama dengan keempat teman—dekatnya.
Keempat manusia itu terlihat mendorong-dorong tubuh Chaehyun. Seperti memaksa, tapi Jake bingung kenapa mereka bertingkah seperti itu.
"Jake,"
Dan tiba-tiba ia menoleh. Ia sendiri terkejut, bisa juga dirinya mengalihkan perhatian dari perempuan di depannya ini.
"Lo ngelamun?"
Jake menggelengkan kepalanya."Enggak kak." balasnya.
"Oh iya, lo barang kali ada yang mau dibicarain?"
"Enggak, lo sendiri?"
Perempuan itu tersenyum kecil, ia menjawab."Banyak."
Jake mengangguk-angguk, tapi sesekali ia melirik ke arah dimana Chaehyun dan teman-temannya berada. Membuat perempuan tadi juga ikut melirik ke arah yang sama.
"Udah berhasil move on?" tanyanya.
Jake buru-buru menoleh dan diam kebingungan.
"Nggak semudah itu," tapi perempuan di depannya tersenyum tipis dan bangkit dari duduknya.
"Kalau gue liat, akhir-akhir ini lo lebih bahagia dari biasanya. Dugaan gue, lo udah punya alasan lain buat senyum lebih lebar. Dan gue yakin ini baik dampaknya entah buat lo atau gue sendiri."
"Kak Belle,"
Belle menepuk pundak Jake pelan dan tetap tersenyum."Gue seneng karena akhirnya gue bisa bebas dari rasa bersalah itu. Bye Jake."
Ia melangkah pergi meninggalkan Jake sendirian.
Jake menopang dagu dan menghela nafas panjang. Ia kembali menoleh ke arah Chaehyun. Sekarang gadis itu juga sendirian, terlihat kebingungan dan masih menatapnya.
"Lebih bahagia? Kelihatannya gitu ya?" gumamnya.
Di sisi lain,...
Chaehyun berdiri dengan rasa tak percaya dirinya. Ia bingung harus berbuat apa. Atau justru hanya diam memperhatikan hingga dua orang itu menyelesaikan acara sarapan bersama mereka.
"Lo mau diem aja kayak patung Kemayoran? Gak mau gerak terus pindah ke Kalimantan kayak Monas?" celetuk Gaeul.
Dirinya sebal, heran dan aneh pada Chaehyun.
"Santuy Gaeul, Chaehyun kena mental." tukas Soeun.
Chaehyun menggelengkan kepalanya,"Gue gak tau mau ngapain.."
"Yaudah diem aja." imbuh Kai datar.
Chaehyun cengengesan pelan sambil menggaruk kepalanya.
"Kayaknya gue gak bisa," ia bergumam pelan.
"Kita tinggalin aja coba."
Semuanya terkecuali Chaehyun mengangguk setuju dengan ucapan Taehyun.
Mereka berempat memutuskan pergi dari sana sementara Chaehyun ribut sendiri karena tidak mau ditinggalkan.
"Te-terus gue harus gimana ini hey?!"
"Tunggu aja sampe Jake liat terus nyamperin lo!"
Chaehyun pun menghela nafas panjang. Ia pun berbalik lagi dan memperhatikan Jake. Tak lama dari itu, Jake balas menatapnya. Mereka saling menatap dalam diam.
Namun sayang, Jake tidak menghampirinya. Pemuda itu hanya menghela nafas lalu pergi melalui pintu kantin yang lain.
Hal ini sontak membuat Chaehyun kehilangan semangat, dan rasa percaya dirinya langsung melebur begitu saja.
"Apa yang gue harapin?" gumamnya nanar, Chaehyun lantas tersenyum miris.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's so Hurt[✓]
Fanfiction❝Kalo boleh, gue mau bersikap egois aja rasanya. Asli, kayak gini terus juga sakit banget.❞ Update setiap hari minggu! Januari, 16, 2022