Chaehyun berada dirumahnya. Bersama kedua adik, dan kakak sepupunya yang ditugaskan sang mama untuk menemani mereka malam ini.
Mama Yujin super sibuk sekarang, job nya banyak. Karena itulah, untuk sedikit penjagaan ia meminta keponakan-keponakannya untuk menemani ketiga anaknya, Chaehyun, Sunoo dan Dayeon. Secara bergantian.
Ini katanya lebih baik dari pada menyewa pembantu, atau satpam tambahan.
Udah ketahuan 'baik-busuknya', kata mama Yujin.
Sepupu Chaehyun sekarang sedang bermain ludo dengan kedua adiknya, sedangkan Chaehyun tengah belajar. Sebuah kebiasaan untuknya, membuka buku pelajaran setelah makan malam.
"Hmm, susah juga caranya.." keluh Chaehyun sambil menggaruk-garuk kepalanya.
Kalau begini, biasanya ia akan berakhir minta bantuan Yedam untuk mengajarinya. Tapi berhubung hari ini ada kakak sepupunya, jadi Chaehyun pun punya ide lain.
Gadis itu bangkit dari duduknya. Ia berjalan sambil menenteng buku ditangan kanan dan pulpen ditangan kiri. Akhirnya, Chaehyun keluar dari zona nyamannya.
Menghampiri tiga manusia yang bercemongan bedak, setelah kalah berkali-kali main ludo di handphone Dayeon.
"Ppfft-hahahaha! Bang Soobin jelek banget kayak badut! Hahahaha!" tawa Sunoo meluncur.
Dayeon yang baru saja selesai mendandani Soobin kakak sepupu mereka, ikut tertawa lepas.
"Kupikir cantik, ternyata...Ahahahahahahaha!"
"Ahahahaha!!"
Ruangan kumpul keluarga itu jadi begitu hidup karena cerahnya wajah Sunoo dan Dayeon. Sepasang kembar berusia 11 tahun itu tertawa riang gembira menyaksikan wajah sengsara Soobin.
"Jahat kalian sama abang." ratap Soobin.
"Ahahahahaha mahakarya siapa nih?" tanya Chaehyun sembari tertawa geli.
Dayeon mengibaskan rambutnya,"Dayeon dong!" sahutnya bangga.
Soobin mendengus sebal.
"Eh eh! Foto dong foto!" tukas Sunoo sambil mengeluarkan handphonenya. Soobin membelalakkan matanya.
"Heh! Heh! Perjanjiannya gak ada foto-fotoan ya!" serunya.
Dayeon dan Sunoo kompak mencebikkan bibir.
"Bang Soobin gak asik."
"Tau nih, gak seru."
Keduanya terlihat mau merajuk. Sementara Chaehyun hanya bisa menahan senyum, sebentar lagi paling Soobin menyerah.
Kakak sepupu mereka yang satu ini, mana tega. Apa sih yang bakal dia tolak buat kedua--ketiga adiknya itu.
"Ck! Iya-iya! Sini, buru foto. Dah kek artis aja gue." sahutnya setengah bergumam.
Dan hal ini, tentu disambut antusias oleh sikembar.
"Senyuumm~" ujar Dayeon sebelum mengambil beberapa foto. Namun Soobin tak nampak tersenyum sedikit pun.
Hanya raut wajah merana dan tertekan yang ia tunjukkan.
"Hihihi, up di Ig sabi nih!" celetuk Sunoo sambil melihat-lihat foto di handphone Dayeon.
Dayeon pun mengangguk setuju, dan saat berbalik Soobin sudah melotot hingga terlihat seram.
"Awas ya bocil, kalo sampe tuh foto lewat diberanda Ig gue!" ancamnya.
Keduanya malah cengengesan.
"Gampang, tinggal di privasi aja!" pancing Sunoo.
"Heh!"
"Kabuuurrr!!" Dayeon dan Sunoo berlari bersama-sama menuju ke kamar masing-masing.
Mereka menghindari Soobin yang kayaknya mau mengamuk. Berbeda dengan Chaehyun yang kini tertawa terpingkal-pingkal sambil duduk dan memegangi perut rampingnya.
"Aduuh," keluh gadis itu menghabiskan sisa-sisa tawanya sambil menyeka setitik air matanya.
"Tawa lu." ucap Soobin sebal.
"Mau ngapain?" tanya Soobin setelah mengelap wajahnya dengan handuk basah yang sebelumnya mereka siapkan.
Untungnya, make up yang digunakan Dayeon tidak waterproof. Alhasil, sekarang semuanya belepotan diwajah Soobin.
"Ehehe, bantuin Chae dong."
Sudah Soobin duga. Chaehyun memang tipe yang suka mengurung diri di kamarnya kalau ada saudara-saudaranya yang lain. Dan ketika memutuskan untuk keluar, kalau bukan karena lapar, Chaehyun pasti butuh bantuan untuk sesuatu.
"Hm, bantuin apa?" tanya Soobin lagi.
Chaehyun pun langsung menyodorkan bukunya.
"Jelasin dong, Chae gak ngerti. Ini matriks gimana cara ngitungnya?" kali ini Chaehyun yang bertanya.
Sepupunya itu mendengus. Ini sih soal mudah buatnya.
"Dengerin nih." tukas Soobin sebelum menjelaskan dengan panjang dan lebar.
Hingga 15 menit lamanya, Soobin selesai menjelaskan pembelajaran tentang matriks pada Chaehyun. Ngomong-ngomong, Soobin juga dulu anak IPA. Dan dia adalah manusia yang jenius.
"Apa lagi nih? Mumpung gue lagi ada disini." celetuknya.
Chaehyun sedikit berpikir.
"Oh iya! Spanyol sama Portugis, sebenernya duluan mana sih yang sampe di Indonesia?" tanya Chaehyun penasaran.
Walau sudah dibahas dibuku sejarah, sayangnya Chaehyun jarang memperhatikan. Menurutnya, Sejarah agak membosankan karena terlalu banyak tulisan.
Mendengarnya pun, Soobin ketar-ketir sendiri.
Dalam hatinya, ia meratap.
'Kenapa musti nanya yang ini sih?'
Mau mengakui kalau dia juga bukan ahli sejarah, Soobin gengsi. Masa orang jenius kayak dia gak tahu pelajaran anak kelas 11 semester 1.
Ditaruh dimana nanti wajah tampannya kalau ketahuan tak bisa menjawab pertanyaan ini?
"Ma-mana gue tau! Gue bukan orang Porbugis sama Sikonyol!" jawabnya pura-pura cuek.
"Portugis sama Spanyol bang!"
"Na-nah! Iye itu! Typo tadi gue!"
Chaehyun mendengus."Typo, emangnya ngetik."
"Yang lain deh, yang lain!"
KAMU SEDANG MEMBACA
It's so Hurt[✓]
Fanfic❝Kalo boleh, gue mau bersikap egois aja rasanya. Asli, kayak gini terus juga sakit banget.❞ Update setiap hari minggu! Januari, 16, 2022