21

41.1K 4K 63
                                    

" satu kata mengakhir panjangnya penjelasan darinya "

" satu kata mengakhir panjangnya penjelasan darinya "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Arthur memarkirkan mobilnya di area parkir khusus Lerion School , tanpa Feri yang mengemudi untuk kali ini. Ia keluar menyecahkan kaki memandang sekitar.

" Apa aku terlalu cepat menjemputnya? "

Waktu telah menunjukkan pukul 12 siang, jadwal pulang untuk para murid disana. Namun, Ia tak melihat Raven dan kedua putranya yang lain. Mau tak mau lelaki itu melangkah menuju lokal bayinya.

' kupikir dia akan terus menangis '

Batin Arthur ketika pandangannya terkunci pada sosok mungil familiar sedang tertawa dari kejauhan. Memeluk boneka menampilkan senyum lebar. Diiringi dua titan tampan dikedua sisinya.

" Pas tadi lompatkan Kak...Bugh! Raven gak sengaja benturkan helm Raven didagu gak Kei tadi hahaha "

Si bungsu terus berbicara , menceritakan momen singkat saat berkuda. Tertawa terbahak-bahak lengkap dengan suara serta gerakan tangan mengikuti setiap cerita.

" Bayiku terlihat bersenang-senang "

Arthur memecahkan suasana. Raven yang tak sadar sang Ayah sedari tadi berdiri tak jauh dari ruang kelasnya langsung menoleh.

" Ck! Kek ada yang ngomong "

Berlagak seolah tak melihat Arthur disana.
Bocah itu menarik kedua tangan Kakaknya, berlalu meninggalkan sang Ayah yang kini menyeringai.

' oh~ kau merajuk ~ '

" Kurasa terlalu banyak popcorn caramel yang kubeli ~ bayiku tidak menyukainya ~ bukankah lebih baik kubuang "

Arthur melewati mereka, berjalan didepan menyisir keatas surainya. Sedikit melirik reaksi si bocah. Benar saja, Raven membelalakkan mata setelah mendengar ujaran sang Ayah.

" AYAH!!~ kapan Ayah datang ~ "

Ia langsung memeluk pinggang Arthur dari belakang, mendusel-duselkan kepalanya manja. Kedua Kakaknya menghela napas kasar, begitu mudah membujuk si bungsu batin mereka.

" baru saja...terabaikan "

ujarnya sedikit menyindir sang Anak. Arthur menggendong Raven ala koala berjalan menuju mobil.

" Raven becanda, bagaimana bisa anakmu ini mengabaikan lelaki tampan seperti Ayahnya! " pekiknya memainkan rambut Arthur. Sang Ayah meringis mendengar suara cempreng Raven.

" begitu... "

Arthur membuka pintu mobil, berniat mendudukkan Raven dikursi penumpang. Namun, bocah tengil itu memeluk leher sang Ayah semakin erat. Enggan mendudukkan bokongnya disana.

" Raven mau sama Ayah ~ " cicitnya menyembunyikan wajah diceruk leher Arthur.

" Aku harus menyetir "

RAVEN [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang