RAVEN [ ✔ ]

22

" Saya sudah menegaskan jangan mengecewakan saya...lantas mengapa... "

.
.

Prok! Prok!

" Interesting... "
(menarik)

Seorang pria dewasa keluar dari zona nyamannya, bertepuk tangan berjalan mendekati mobil Arthur. Kai dan Kei yang ingin menghadang seketika terhenti, setelah melihat satu wajah familier mengikuti pria jangkung itu.

" Dixon... " gumam Kai menatap tak percaya.

Arthur mengeraskan rahang, keluar dari mobil menggendong Raven yang masih tertidur pulas memeluk babaynya. Tak menyangka rival lamanya yang merencanakan ini semua. Arthur juga menatap salah satu anggota keluarga Dixon turut bergabung disana.

" Kau bosan hidup... Farenzo Le Noir..."

Arthur menatap dingin pria Eropa bersurai coklat , dengan kacamata hitam yang bertengger dihidung bangirnya.

" Long time no see... U don't miss me? hmm Arthur de Lerion "
( Lama tidak bertemu... Kau tidak merindukanku?)

Arthur hanya diam , sampai lelaki bernama Farenzo itu berdiri tepat dihadapannya. Ia memandang remeh kepala keluarga De Lerion, netranya menelisik wajah mungil dalam gendongan Arthur.

" Kau menjadi lemah sejak terakhir kali aku melihatmu , mantan rekan... aha~ sejak kapan kau memelihara kelinci? "

Pria itu ingin menyentuh surai Raven. Arthur langsung menepis kasar tangannya.

" GET LOST! "
( Enyahlah )

Umpatan keras membuat si bungsu tersentak. Raven mengucek matanya pelan, menyelaraskan cahaya yang masuk.

" Ayah~ " suara parau terdengar. Ia tertegun merasakan sakit dikepalanya.

" aww~ sakit hiks... Ayah sakit...." isaknya memegang benjolan yang masih memerah.

" Waw cukup manis, bukan begitu Aciel Dixon... "

ujar Faren menyeringai melirik Ciel , Kakak kandung Raven. Yang entah sejak kapan mengenal rival Arthur.

Raven langsung berhenti menangis tatkala mendengar nama akrab, Ia menoleh mendapati pria tak dikenal dengan sang Kakak yang menatapnya datar.

" Ka... Kak... "

lirihnya membelalak. Masih tak percaya sosok yang sempat menjadi sandaran, berdiri seperti orang asing didepan mata.

" Kakak... kenapa disini..."

Raven mulai turun dari gendongan sang Ayah. Mendongak memeluk boneka menatap Aciel yang masih diam. Kakaknya ini bertambah lebih tinggi atau dianya yang semakin pendek?