BAGIAN 70 [ Davin Untuk Erine ]

1.3K 131 160
                                    

Semua pertemuan, akan selalu diikuti perpisahan. Dan perpisahan selalu diliputi air mata.

Davinno Renove Ballar
Valerine Camelian

°°°°°

WARNING !!!
(Gambar-gambar yang ada hanya sebagai ilustrasi, dan pemanis cerita saja.)

SELAMAT MEMBACA...

°°°°°

Kaki Erine sudah tidak kuat menopang berat badannya, membuat gadis itu hampir saja jatuh jika saja Moscar tidak mendekap kedua bahu Erine dengan cepat. Erine akhirnya terduduk lemas di kursi panjang yang ada dilorong rumah sakit ini dengan mata yang menatap nanar kearah pintu lebar didepannya. Davin yang tidak sadarkan diri sudah ada didalam sana.

Erine mulai menangis setelah ingat keadaan terakhir Davin sebelum lelaki itu dibawa masuk kedalam ruang IGD. Tidak ingin memperlihatkan tangisannya, Erine menutup wajahnya menggunakan kedua tangan yang masih terdapat bercak darah Davin.

"Kamu harus tenang!" Moscar memeluk Erine. Pria itu beberapa kali memberikan tepukan pelan di bahu Erine. "Davin tidak akan suka kalau tau kamu seperti ini."

"Davin kaya gini karna berusaha menyelamatkan aku, dad. Aku penyebab ini semua." Erine berbicara lirih ditengah-tengah tangisannya yang mulai terdengar.

"Lihat daddy!" Moscar berusaha menurunkan kedua tangan anaknya itu. Setelah berhasil, Moscar mengarahkan wajah Erine untuk menatapnya. Dari ini, Moscar bisa melihat seberapa kacaunya Erine sekarang. Rambutnya berantakan, matanya sembab, dan kedua pipinya basah karena air mata yang bercampur dengan darah. "Jangan pernah menyalahkan diri kamu sendiri! Kamu juga tidak menginginkan hal ini terjadi. Ini semua juga tidak bisa kamu hindari. Jadi berhenti menyalahkan diri kamu. Sekarang kamu hanya perlu doakan Davin. Davin pasti akan baik-baik saja." Moscar mengusap bekas darah di wajah Erine.

"Aku gak mau Davin kenapa-kenapa, dad. Aku sayang sama dia. Aku gak mau kehilangan dia lagi." Erine menatap kosong tangannya. Ia terbayang-bayang Davin yang ia dekap tadi.

Erine dibawa kedalam pelukan Moscar, membuat gadis itu tidak segan-segan untuk membalas pelukan pria itu. "Kamu jangan bicara seperti itu, Davin pasti akan baik-baik saja."

Erine terus menangis.

Masih dalam pelukan Moscar, Erine melihat Maureen yang terlihat sama rapuhnya. Wanita itu menangis dalam diam hingga suaminya, Noven memeluknya erat sambil memberikan kalimat penenang yang tidak bisa Erine dengar. Beralih kepada Noven, Erine bisa merasakan sorot mata kosong dari pria itu. Walaupun tidak ada air mata yang keluar dari matanya, tapi Erine bisa merasakan kesedihan yang begitu dalam. Erine menjadi semakin merasa bersalah, bukan hanya kepada Davin, tapi juga kepada keluarga lelaki itu.

Disisi lain juga ada Keno, dan Andrew yang terlihat begitu khawatir. Dua lelaki itu duduk disebrang Erine sambil melamun. Tidak ada Andrew yang selalu berisik, dan tidak ada Keno yang selalu memarahi Andrew jika lelaki itu sedang bertingkah menyebalkan. Mereka semua diam tanpa berbicara satu sama lain sejak mereka sampai di rumah sakit.

Mereka semua mengkhawatirkan keadaan Davin, orang yang mereka sayangi. Davin harus baik-baik saja demi mereka. Davin harus segera sadar dan berkumpul dengan mereka lagi.

"Davin."

"Berdoa untuk keselamatannya, ya!" Moscar berbisik setelah Erine memanggil nama Davin lagi. Suara gadis itu benar-benar pilu, hati Moscar sampai nyeri dibuatnya.

DAVINNO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang