Sekedar pemberitahuan jika cerita on going punya aku bakalan jadi cerita yang slow update 😴 ini bukan keinginan aku tapi ini karena kesibukan ku yang bener-bener nguras waktu banget 😩 jadi maafkanlah aku dan doakanlah yang terbaik untuk aku disini 😊 semoga kalian masih mau menunggu cerita ini ❤
Semoga kita dipertemukan di part selanjutnya ❤
Bye 👻
☆☆☆☆☆
Hirup piruk kota jakarta memang tidak ada habisnya. Pagi, siang, malam, kota tersebut seolah tidak berhenti beraktivitas. Padatnya kota sudah menjadi hal yang biasa untuk para penduduknya. Kemacetan pun sudah menjadi hal yang sering di lihat mereka semua.
Hirup piruk kota Jakarta di malam ini, tidak ada yang berbeda dari malam-malam sebelumnya. Dinginnya udara tidak membuat mereka, para pengendara menghentikan laju kendaraannya.
Mobil, motor, bus, truk, mereka semua berbaur menjadi satu di jalan yang sama. Saling berlomba memacu kendarannya agar segera sampai pada tujuannya.
Hal ini terjadi pula kepada seorang pengendara motor merek terkenal yang memacu kecepatan lebih diatas rata-rata. Sang pengendara tersebut dengan lincah menyalip kanan dan kiri walaupun terkadang mendapat teguran dari pengendara lain dengan cara membunyikan klakson. Meskipun begitu, pengendara tersebut tidak memperdulikan teguran itu. Dia terus melaju kencang dengan percaya dirinya.
Setelah menempuh perjalanan lebih dari setengah jam lamanya, lelaki tersebut membelokan stir motonya kearah kanan. Dia mulai memasuki halaman rumah yang bisa di bilang cukup luas ini.
Motor tersebut berhenti di halaman depan sebuah rumah. Sang pengendara itu segera mematikan mesin motornya, lalu melepaskan helm hijau yang digunakannya. Setelah itu dia segera melangkah memasuki rumah tanpa berucap sama sekali.
Disaat sudah tiba di suatu ruangan dengan televisi yang menyala, mata sayunya melihat seseorang yang duduk di salah satu sofa tersebut. Dengan masih tanpa bersuara, lelaki tersebut duduk disebelahnya.
Lelaki tersebut bahkan masih tetap diam disaat seseorang yang duduk disebelahnya saat ini, memukul keras lengannya.
"Kalo bertamu ngucapin salam, kek, Lang. Bikin kaget aja, dasar setan."
Gilang tidak peduli dengan ungkapan kekesalan yang di lontarkan Hito tersebut. Dia hanya duduk diam sambil bersedekap dada, menatap kosong kedepan sana.
"Heh, budeg!" Hito menatap kesal Gilang dengan pukulan yang kembali dia layangkan di lengan Gilang.
Hito berdecak keras dengan tingkah Gilang kali ini yang asal masuk kedalam rumahnya tanpa mengucapkan salam dan juga tanpa mau mengatakan apapun saat di tanya. Setahu Hito, Gilang tidak pernah seperti ini. Gilang adalah sosok lelaki yang tidak bisa diam baik dari tingkah maupun perilakukanya. Oleh karena itu, Hito penasaran namun juga kesal sendiri dengan tingkah Gilang.
"Pulang aja sono, daripada diem kaya gini aja!" Hito masih dengan tatapan kesal saat berucap kepada Gilang.
Gilang yang sudah menyadarkan punggungnya pada sandaran sofa sejak Hito mengatakan banyak hal tersebut, mulai menghela napasnya pelan dengan kedua kelopak mata yang terpejam.
Dia tahu jika ini bukan dirinya yang lebih suka diam daripada berbicara banyak hal. Sebenarnya Gilang begitu ingin berucap kepada Hito, menceritakan apa yang dia rasakan sampai membuatnya seperti ini, namun mau bagaimana lagi karena Gilang merasa lidahnya sulit untuk berucap disaat hatinya tidak menentu seperti ini.
"Wah, lo kayanya beneran tuli." Hito menatap tidak percaya kepada Gilang yang masih tidak di pedulikan juga. "Perasaan pagi tadi lo masih waras-waras aja." Kepala Hito menggeleng karena tidak habis pikir dengan Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVINNO [END]
Genç KurguSquel DUSK TILL DAWN •With You• Bisa di baca terpisah dengan DUSK TILL DAWN •With You• karena cerita ini berdiri sendiri Rank#1 in masasekolah (10/04/2020) Rank#9 in squel (10/04/2020) Davinno Renove Ballar Siapa yang tidak mengenal lelaki tampan t...