BAGIAN 29 [ Penghilang Jejak ]

4.1K 241 41
                                    

Selamat membaca 😀 jangan lupa VOTE dan COMMENT 👌 biar aku gak nyesel udah ngetik bagian ini sampai 2500+ WORD 😅 awas, mual bacanya 😂

Dan juga bagi kalian yang baca bagian ini pas lagi puasa, AWAS DOSA! Karenaaaaaaaa, ehemmm ada itunya lah, wkwkwkwk 😂

Astagfirullah 🙇 dah, aku udah tobat duluan 😳😂

°°°°°

Tidak terasa sekarang waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam, menandakan jika malam sudah semakin larut saja. Mungkin karena itu, jalanan disalah satu blok perumahan ini begitu sepi. Hanya beberapa kendaraan saja yang terlihat melintasi jalan yang diterangi lampu temaram disetiap sisi jalannya.

Dinginnya malam juga semakin terasa menembus jaket hitam yang dikenakan oleh pengendara motor ninja merah yang tengah melintasi jalan ini.

Kaca helm full face yang digunakannya dibiarkan tidak tertutup, memperlihatkan dengan jelas sorot mata tajamnya yang mengarah pada sebuah mobil silver didepannya. Tangan kirinya yang tidak memegang setir motonya pun terlihat mengepal kuat, menahan emosi yang sejak tadi mengumpul didalam hatinya.

Sejak satu jam yang lalu, pengendara itu menjaga jarak dengan mobil silver yang ada didepannya. Dia tidak mau jika usahanya untuk membuntuti dua orang yang ada didalam mobil sana, menjadi sia-sia begitu saja.

Setelah beberapa menit, pengendara motor tersebut berhenti mendadak saat mobil yang diikutinya berhenti didepan sebuah rumah minimalis yang terlihat indah. Pengendara tersebut melepaskan helm merahnya yang lalu dia letakan diatas motornya. Matanya yang menjadi terlihat tajam dari biasanya itu, tidak pernah mengalihakan pandangannya dari mobil silver tadi. Sampai pada suatu saat, kedua matanya menatap dengan jelas dua orang yang keluar dari dalam mobil tersebut.

"Jadi dia orangnya, pah?"

Jimmy, lelaki itu bermonolog sambil tersenyum miring ketika matanya melihat papahnya bersama dengan wanita lain. Jimmy yakin wanita itu adalah wanita yang istimewa untuk papahnya, sampai membuat papahnya rela mengantarnya pulang malam-malam begini.

Jimmy tidak menyesal telah membuntuti papahnya sampai sejauh ini, karena dengan ini dia bisa tahu wajah wanita lain mana yang ada didalam hidup papahnya itu. Wanita yang membuat papahnya berubah seratus persen dari biasanya. Wanita yang sudah jelas menjadi alasan percekcokan antara orang tuanya.

"Kurang ajar!"

Jimmy sudah tidak bisa mengontrol emosinya lagi saat melihat papahnya hendak masuk kedalam rumah tersebut bersama wanita disampingnya yang setia dia genggam tangannya.

Drett... Drett... Drett...

Decakan keras keluar dari bibir Jimmy saat merasakan ponsel yang ada di saku jaketnya bergetar, membuat Jimmy mau tidak mau harus menjawab panggilan masuk tersebut, apalagi ternyata yang menelponnya itu adalah mamahnya sendiri.

"Assalammualaikum, mah."

"Wa'alaikumsalam salam, sayang. Kamu dimana?"

Suara lembut yang menyapa Jimmy dari sebrang sana membuat hati Jimmy bergetar seketika. Dia membayangkan betapa tersiksanya wanita yang di cintainya itu hanya karena pria semacam papahnya. Lidah Jimmy juga terasa kelu saat diberi pertanyaan seperti itu. Dia bingung harus menjawab apa.

"Jimmy!"

"Iya, mah?"

"Kamu dimana sebenarnya?"

"Di dekat rumah selingkuhan papah." Jimmy menjawab dengan mata terpejam, setelah dia melihat papahnya dan wanita itu sudah masuk kedalam rumah.

Jimmy juga merasakan dengan pasti luka mendalam pada hatinya walau hanya dengan mengatakannya saja. Sekarang, entah bagaimana reaksi mamahnya disebrang sana setelah mendengar jawabannya. Jimmy tahu jika ini akan menambah luka untuk mamahnya tapi jujur, Jimmy sejak dulu tidak pernah bisa berbohong sedikitpun kepada mamahnya.

DAVINNO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang