BAGIAN 01 [ Davin dan Erine ]

19.2K 668 5
                                    

Mata tajam milik Davin terus terarah kedepan sana, menatap lantai koridor kelas sebelas yang kini tengah dilaluinya. Saat Davin berjalan, telinganya terus mendengar bisikan-bisikan kagum para siswi yang dilaluinya, namun lelaki itu memilih terus berjalan tanpa memperdulikan mereka semua.

Tangan kekar Davin kini semakin menggenggam erat tangan Erine yang sejak tadi melangkah disampingnya. Davin seolah tengah memperlihatkan kepada mereka yang terus menatapnya dengan tatapan kagum, bahwa dirinya hanya milik gadis yang ada disampingnya ini.

Sementara Erine menghela napasnya pelan saat dia merasa sedikit terganggu dengan ini semua, apalagi saat dia melihat beberapa tatapan ketidaksukaan siswi lain saat melihatnya bersama dengan Davin.

Sudah beberapa bulan lalu dirinya memang menjadi santapan tatapan mata dari siswi-siswi lainnya, namun dirinya masih belum bisa terbiasa dengan ini semua. "Davin." Cicit Erine dengan tangan kirinya yang menyentuh lengan kokoh Davin.

Davin berdehem pelan, lalu menatap Erine yang tengah menatapnya juga. "Ada apa?" Tanyanya sambil terus melangkah.

Erine hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya pelan. "Gak jadi." Ujarnya lirih. Kemudian tangannya turun dari lengan kokoh Davin yang sempat dia pegang.

Mereka berdua menghentikan langkahnya setelah sampai didepan kelas Erine yang nampak sudah ramai. Davin melepaskan genggaman tangannya, membuat Erine melangkah kedepan dan menghadapkan tubuhnya kearah Davin.

"Nanti ke kantin sama Mollysa!"

Erine menautkan kedua alisnya bingung. Tumben sekali Davin mengatakan hal semacam ini karena biasanya tanpa berkata apapun terlebih dahulu, Davin sudah berdiri didepan kelas Erine saat jam istirahat berbunyi. "Kenapa?" Tanya Erine bingung sekaligus penasaran.

Davin menghela napasnya pelan dengan tatapan yang beberapa detik teralihkan dari Erine. "Latihan basket." Katanya memberitahu dengan nada yang masih saja terdengar dingin.

Erine menganggukan kepalanya beberapa kali, tanda bahwa dia mengerti. "Iya, nanti aku ke kantin sama Mollysa." Ujarnya mengiyakan apa yang diperintahkan oleh Davin.

Erine sempat menggeser tubuhnya saat melihat ada teman sekelasnya yang akan masuk.

"Jangan makan yang pedas-pedas!"

Erine kembali menatap kearah Davin sambil tersenyum kecil. "Iya, Dave." Ujarnya sambil mengangguk kecil.

Davin tidak mengatakan apapun lagi kepada Erine, lelaki itu hanya sempat mengusap pelan rambut gadis didepannya itu sebelum melangkah pergi meninggalkan kelas Erine.

Erine masih berdiri ditempatnya meskipun Davin telah pergi. Mata Erine terus menatap kearah punggung lebar milik Davin yang semakin menjauh dari pandangannya dengan Erine yang sempat menghela napasnya pelan.

Davin adalah sosok lelaki yang dingin, dan semua orang tahu mengenai hal itu. Namun mereka tidak tahu jika dibalik sikapnya yang dingin, Davin adalah lelaki yang memiliki sejuta perhatian, dan itu dia tunjukan pada Erine.

"Kenapa, Dave?" Batin Erine.

°°°°°

Siang ini, matahari nampak tertutup oleh awan-awan tebal yang berwarna putih bersih, membuat cahaya matahari yang hendak menyentuh bumi terhalang.

Davin yang sejak tadi berdiri dibawah langit, tepatnya di lapangan basket, kini mulai melangkah meninggalkan lapangan dan menuju kearah tribun penonton. Dia memilih duduk disana dengan pandangan yang menatap kearah anggota tim basket lainnya yang masih latihan.

DAVINNO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang