Bibir ini tidak pernah mengatakan cinta, hati ini juga tidak merasakan cinta yang tercipta untukmu. Tapi kenapa rasa takut kehilangan itu hadir begitu dalam dan menyakitkan?
Valerine Camelia
°°°°°
GAK TAU KENAPA AKU LAGI NGERASA SEDIH, GITU 😩 ENTAH KARENA KEBANYAKAN VIDEO SAMA LAGU SEDIH, ATAU EMANG KARENA CERITA INI DAN PARA READERS DAN MEREKA-MEREKA SEMUA 😭
UDAH GITU DOANG. JANGAN BOSEN BACA CERITA AKU APALAGI SAMPAI BOSEN BERI VOTE SAMA COMMENT 😧 YANG ADA AKU TAMBAH SEDIH BERLIPAT-LIPAT 😖
SEMOGA KITA DIPERTEMUKAN LAGI DI PART BERIKUTNYA, KALO ENGGAK KITA INTROSPEKSI DIRI MASING-MASING AJA, OKE! 😞
JADI SPAM NEXT DISINI BUAT LANJUTIN INI CERITA BABANG DAPIN TERCINTA 👈 ❤
BYE ❤ 👻
°°°°°
Davin melirik pintu balkon kamarnya yang terbuat dari kaca sudah tertutup rapat dengan tirai yang belum menutupinya. Tatapannya menembus kaca tersebut untuk memastikan sesuatu, ketika telinganya tadi sempat mendengar suara gemericik air yang jatuh. Dan ternyata awan gelap penyelimut angkasa sejak berjam-jam yang lalu, kini sudah menurunkan rintik hujan yang deras.
Tatapan Davin berpindah kearah jam dinding yang ada di dekat balkon kamarnya. Ternyata waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam yang berarti sudah satu jam lamanya Davin berkutat dengan buku-buku di meja belajar yang tersusun rapi ini.
Besok, sekolah memang libur, namun hal itu tidak membuat Davin libur membaca buku-bukunya. Lelaki yang gemar membaca buku sejak kecil tersebut, memang suka membaca buku yang seharusnya belum dia pelajari, seperti sekarang ini. Lelaki tersebut sedang membaca buku yang seharusnya di pelajari oleh mahasiswa tingkat akhir.
Dengan tangan yang masih memegang buku tersebut, Davin berputar sembilan puluh derajat dengan kursi putar yang dia duduki sedari tadi. Dia mulai menatap kearah sofa yang ada di kamarnya tersebut. Lebih tepatnya, seorang gadis yang duduk disana sambil bersandar di sandaran sofa dengan kedua kaki yang dia peluk menggunakan kedua tangannya.
"Rine!" Davin berdiri dari duduknya untuk memastikan Erine yang dari sini terlihat sudah memejamkan matanya. Buku Davin saat kelas sebelas pun sudah tergeletak disebelahnya. Padahal beberapa menit yang lalu, Erine masih sibuk belajar menggunakan buku Davin yang dulu.
Selepas makan malam tadi, Erine memang tidak langsung pulang. Gadis itu masih bertahan disini setelah Davin berkata akan mengantar Erine pulang setelah dirinya membantu Erine belajar tentang fisika yang memang selama ini selalu menjadi kelemahan Erine. Biasanya dalam seminggu, Davin melakukan hal tersebut satu kali atau bahkan dua kali, namun dalam seminggu ini dia baru melakukannya kali ini.
Mereka sempat belajar bersama, sampai pada akhirnya Davin memberikan soal latihan untuk Erine kerjakan. Sambil menunggu Erine menyelesaikan soal-soal tersebut, Davin memilih pergi ke meja belajarnya dan belajar sendiri. Dan benar saja sejak beberapa menit yang lalu, Davin tidak mendengar suara Erine yang bertanya kepadanya, ternyata gadis itu sudah letih sampai memejamkan matanya seperti itu bahkan mungkin sudah tertidur.
Davin bergerak cepat menuju Erine saat matanya melihat tubuh Erine yang bergerak kesamping, hendak terjatuh. "Erine!" Davin memanggil Erine pelan dengan kedua tangan yang berhasil menopang tubuh Erine sebelum gadis itu benar-benar jatuh tertidur di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVINNO [END]
Teen FictionSquel DUSK TILL DAWN •With You• Bisa di baca terpisah dengan DUSK TILL DAWN •With You• karena cerita ini berdiri sendiri Rank#1 in masasekolah (10/04/2020) Rank#9 in squel (10/04/2020) Davinno Renove Ballar Siapa yang tidak mengenal lelaki tampan t...