Sebelumnya aku ucapkan terima kasih untuk yang sudah memberikan semangat di PART-PART sebelumnya 🙏 sampai aku hari ini bisa UPDATE lagi 💃 Terima kasih juga buat yang udah setia buat VOTE dan COMMENT. Buat yang SILENT READER juga aku ucapkan terima kasih, loh 🙏
Aku sebenernya ingin cepet-cepet UPDATE jadinya, karena aku udah gak sabar nunggu KONFLIK, abis itu ENDING deh 😆 jari-jari ini udah gak sabar ngetik adegan nangis-nangis 😊
Husttt, ini RAHASIA kalo Davin disini lagi aku umpetin 😯😜
°°°°°
"Udah ketemu Davin?"
Suara berat yang berasal dari belakang itu, membuat Erine memutar tubuhnya seratus delapan puluh derajat dengan ponsel yang masih bertengger di telinganya. Menangkap dengan jelas sosok lelaki berseragam rapi yang sedang berjalan kearahnya.
"Belum, dia gak berangkat." Jawab Erine sambil menurunkan ponsel dari telinganya secara perlahan, karena nomor Davin tidak aktif juga sampai sekarang. "Gimana lo tau gue lagi cari dia, Jim?" Tanya Erine kepada Jimmy karena Erine merasa saat Erine keluar dari kelas, Jimmy belum ada disekitarnya.
Jimmy tersenyum kecil sambil menghentikan langkahnya tepat didepan Erine. Dia mendorong pelan dahi Erine, karena dia merasa pertanyaan Erine barusan itu tidaklah elit. "Lo pikir, lo ke lantai tiga mau apa lagi kalo enggak cari Davin? Gak mungkin nyariin gue, kan?"
Erine menatap kesal kearah Jimmy sambil memegang dahinya. Memang yang di katakan Jimmy itu benar. Saat bel istirahat berbunyi, Erine memutuskan untuk pergi ke lantai tiga untuk mencari keberadaan Davin yang ternyata katanya tidak masuk. Dan saat Erine menanyakan keberadaan Keno dan Andrew, Kakak kelasnya bilang jika mereka berdua membolos di jam pelajaran kedua.
"Gak usah dorong dahi juga, Jim!" Protes Erine.
Sedangkan Jimmy yang diprotes hanya terkekeh sambil mengangguk pelan. "Udah tanya sama Keno atau Andrew?"
"Mereka gak di kelas."
"Mungkin mereka udah di kantin."
Erine mengangguk pelan sebagai jawaban. "Gue juga mau ke sana."
"Ya udah, bareng gue aja. Ayok!"
Erine terdiam tanpa mengatakan apapun lagi. Hanya kakinya saja yang melangkah ke depan sesuai dengan arahan Jimmy yang sekarang merangkulnya sambil tersenyum. Sesekali Erine menatap wajah Jimmy dari samping, memperhatikan wajah tampan itu yang membuat hatinya tiba-tiba bergetar.
"Rine, disana ada apa?"
Erine memutuskan pandangannya dari Jimmy. Sekarang pandangannya tertuju kearah pandangan Jimmy. Beberapa saat setelahnya, dahi Erine berkerut bingung karena melihat banyak kerumunan siswa siswi disekitaran tangga sana.
"Jim, apa ada yang berkelahi?"
"Ayok kita liat!"
Erine terdiam lagi dengan detakan jantung yang semakin menggila hanya karena Jimmy menggenggam tangannya begitu erat dan menariknya untuk menerobos kerumunan yang ada di tangga dan di sekitarnya.
"Kenapa masih sama, kapan berubah?"
°°°°°
"Helmi, udah!"
Langkah Jimmy dan Erine terhenti dibeberapa undakan tangga terakhir. Beberapa detik setelahnya, Erine segera melihat tangannya yang sudah tidak lagi digenggam oleh Jimmy, karena Jimmy segera berlari ke ujung tangga tanpa mengatakan apa-apa kepadanya setelah melihat disana ada Sandra yang berusaha menarik tangan lelaki bernama Helmi yang sepertinya sedang beradu mulut dengan, gurunya?
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVINNO [END]
Teen FictionSquel DUSK TILL DAWN •With You• Bisa di baca terpisah dengan DUSK TILL DAWN •With You• karena cerita ini berdiri sendiri Rank#1 in masasekolah (10/04/2020) Rank#9 in squel (10/04/2020) Davinno Renove Ballar Siapa yang tidak mengenal lelaki tampan t...