HOLLLAAA ✋ SELAMAT SABTU MALAMAN bagi kalian baik yang udah TAKEN ataupun yang masih JOMBLO 😌😂
Aku hadir menemani SABTU MALEM kalian, nih 💃 jarang-jarang, kan aku baik gini. Wkwkwkwk? 😁
Dan sebelum menuju ke cerita, aku mau tanya nih, disini mana yang mendukung TEAM :
1) Davin dan Erine
2) Davin dan Mada
3) Erine dan Jimmy
4) Jimmy dan SandraHayokk, di COMMENT 👌 siapa tau aku bakalan BANTING SETIR dari angan-angan ku dulu mengenai cerita ini karena saran dari kalian tentang couple mana yang paling cocok di cerita ini 😂
°°°°°
Benar kata mereka
Buta rupa, buta rasa
Dengan ujung tebing air mata
Tapi mengapa? Disini aku masih tetap mempertahankan dia?By : @selvimeliana
°°°°°
Sebuah ruangan luas bernuansa putih abu-abu ini, terlihat sunyi sejak bermenit-menit yang lalu. Tidak ada suara apapun yang mengisi ruangan ini, karena si pemilik ruangan hanya diam berdiri dengan wajah sayunya. Matanya sejak tadi terfokus menatap kesebuah meja persegi yang cukup luas dengan kedua tangan kekarnya memegang pinggiran meja yang lebih tinggi dari bagian tengahnya sebagai penopang tubuhnya.
Entah apa yang sebenarnya dipikirkan olehnya, namun sesekali lelaki itu menghela napasnya berat tanpa melepaskan pandangannya dari meja tersebut.
"Davin!"
Panggilan dan tepukan yang lelaki itu dapat di bahunya, membuatnya memutar tubuhnya dengan gerakan cepat. Dia menatap seseorang yang berjalan kembali dan berhenti tepat disampingnya. Seseorang itu yang baru saja memanggil namanya dengan nada sangat lembut didengar.
"Bunda."
Maureen tersenyum kecil menatap anak lelakinya yang bahkan sekarang tingginya sudah mengalahkannya. "Bunda tadi udah ketuk pintu dan manggil kamu, tapi kamu-nya gak keluar-keluar. Jadi, bunda masuk aja." Ujar Maureen setelah melihat raut wajah Davin yang penuh dengan tanda tanya. "Dan ternyata kamu sedang melamun." Lanjut Maureen yang dibeberapa detik setelahnya melirik meja yang berada tepat didepannya sambil mengukir senyum di wajahnya.
Sedangkan Davin berdehem pelan dan ikut menatap apa yang sedang dilihat oleh bundanya sekarang. "Ada apa, bun?" Tanya Davin yang lebih tepatnya guna mengalihkan pembicaraan.
"Kamu sudah baik-baik saja?"
"Iya, Davin baik." Jawabnya sambil menatap Maureen yang juga menatapnya.
"Nanti jangan lupa! Udah bunda siapkan diatas nakas tempat tidur kamu." Kata Maureen yang mengingatkan putranya itu. "Bunda sekarang mau ke kantor ayah kamu, nganter berkas yang harusnya di tanda tangani sore ini." Lanjutnya.
Davin hanya mengangguk saja sebagai jawaban. Tangan kekarnya juga mengusap punggung tangan bundanya yang beberapa menit lalu memegang salah satu lengannya.
"Kalo gitu, bunda pergi dulu."
"Hati-hati, bun!"
Maureen mengangguk dan mengusap lengan Davin beberapa kali, sebelum dia benar-benar melangkah pergi meninggalkan Davin sendirian di kamar lelaki itu yang kembali terasa begitu sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVINNO [END]
Novela JuvenilSquel DUSK TILL DAWN •With You• Bisa di baca terpisah dengan DUSK TILL DAWN •With You• karena cerita ini berdiri sendiri Rank#1 in masasekolah (10/04/2020) Rank#9 in squel (10/04/2020) Davinno Renove Ballar Siapa yang tidak mengenal lelaki tampan t...