Di meja baris ke dua, Erine duduk tenang dengan sebuah novel yang tengah dia baca. Matanya tidak berhenti membaca setiap huruf yang tercetak didalamnya sambil berusaha menghayati setiap katanya. Erine rasa sekarang waktu yang tepat untuk membaca novel yang beberapa waktu lalu dia beli bersama Davin, karena guru yang seharusnya mengajar sedang ada kepentingan, sementara tugas yang diberikan sudah Erine kerjakan sampai selesai.
Setelah beberapa menit Erine fokus dengan novel-nya, kini gadis itu mengangkat pandangannya sambil menghela napasnya pelan. Kemudian dia memutar badannya untuk melihat kearah pojok kiri belakang.
Erine tidak habis pikir dengan para lelaki di kelasnya, karena saat ini mereka berkumpul di pojok kiri belakang sambil menyanyikan lagu tahun dua ribua-an sampai tahun dua ribu dua belas-an. Mereka terus bernyanyi bersama dengan iringan musik yang berasal dari music box yang dibawa oleh salah satu siswa.
"Aku bukanlah superman, aku juga bisa nangis. Bila kekasih hatiku, pergi meninggalkan aku."
Erine tersenyum sambil menggelengkan kepalanya karena mendengar lagu yang kali ini mereka nyanyikan sambil memukul-mukul meja. Diantara mereka juga ada yang memegang sapu, seolah itu adalah mic. Setelah itu, Erine memutuskan untuk memutar tubuhnya kembali.
"Rine, Rine. Coba liat, deh!"
Lengan Erine tiba-tiba ditarik oleh Mollysa yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya, dan itu membuat Erine meliriknya tanpa mengatakan apapun.
"Mereka ganteng-ganteng, ya?"
Di detik setelah itu, Erine menghembuskan napasnya kasar. Tadi dia kira ada apa, dan ternyata Mollysa hanya ingin menunjukan foto salah satu boyband Korea.
"Gue jadi pengin liat konser mereka?"
"Kalo pengin, ya, tinggal liat!"
Mollysa merengut kesal mendengar jawaban Erine. Kemudian matanya yang sejak tadi terfokus pada ponselnya, kini menatap Erine. "Sama bonyok gak boleh, karena kalo gue liat konser mereka, itu berarti gue harus bolos." Rengeknya setelah mengingat waktu dimana dia meminta izin kepada Nova dan Kelvin, tapi mereka justru langsung menolaknya.
"Menurut gue, om sama tante emang bener, sih." Ujar Erine sambil menatap Mollysa kembali.
"Padahal mamah suka juga sama yang berbau Korea." Kata Mollysa yang masih memanyunkan bibirnya. "Dulu juga pernah kepergok sama om Noven kalo mamah lagi begadang liat drakor sampai laptop mamah disita sama om Noven. Waktu itu juga ada tante Maureen." Curhatnya.
Erine hanya tersenyum mendengar curhatan dari sahabatnya ini. Sekarang Erine jadi tahu jika hobi Mollysa ternyata diturunkan dari mamahnya. "Mungkin tante Nova gak mau anaknya kaya dia." Ucap Erine santai sambil memalingkan pandangannya kearah novel-nya lagi yang justru semakin membuat Mollysa cemberut.
Setelah itu, tiba-tiba Erine berdecak membuat Mollysa sedikit terkejut. Kemudian Erine mengangkat wajahnya lagi karena novel yang sedang dia baca diambil secara paksa dari belakang.
"Eh, biang onar. Ngapain lo disini, ganggu aja?"
Erine mengikuti arah pandang Mollysa dan dia melihat Gilang yang berdiri sambil membolak-balikan novel milik Erine. Tadi Erine kira yang mengambil novel-nya adalah Mollysa dan ternyata bukan.
"Balikin novel gue!" Erine berujar sambil mengangkat tangan kanannya hendak meraih novel miliknya. Namun mau bagaimana lagi, karena Gilang segera menaikan novel tersebut. "Gilang!" Ucapnya lagi.
"Friendzone. Um, judul yang menarik." Gumam Gilang sambil mengusap dagunya, lalu dia membalikan novel tersebut. "Ketika mencintai sahabat sendiri." Gilang berucap sambil membaca dengan singkat tulisan yang ada dibagian belakang novel tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVINNO [END]
Teen FictionSquel DUSK TILL DAWN •With You• Bisa di baca terpisah dengan DUSK TILL DAWN •With You• karena cerita ini berdiri sendiri Rank#1 in masasekolah (10/04/2020) Rank#9 in squel (10/04/2020) Davinno Renove Ballar Siapa yang tidak mengenal lelaki tampan t...