Langkah kaki lebar seorang lelaki membawanya kelantai bawah, lebih tepatnya menuju meja makan yang terletak tidak jauh dari dapur. Lelaki itu menggunakan kemeja putih tanpa dasi yang sengaja dikeluarkan dengan jaket berwarna hitam yang menutupinya, celana abu-abu panjang yang berbentuk celana pensil, dan tas abu-abu bertulis 'The King' yang tersampir di bahu kanannya. Dia jelas sudah melanggar peraturan sekolah, namun dia terlihat semakin tampan dengan penampilannya yang seperti itu.
Langkahnya terhenti begitu saja didekat meja makan dengan pandangan yang terarah ke dapur. Kedua sudut bibirnya terangkat pelan saat dia melihat ada dua orang yang tengah bermesraan di dapur. Mereka bermesraan seolah di mansion ini hanya ada mereka berdua.
Dia sudah sering melihat pemandangan ini sejak kecil, jadi dia tidak masalah, justru dia merasa bahagia melihat pasangan suami istri yang notabenya adalah orang tuanya sendiri itu nampak masih mesra walaupun dengan usia yang tidak lagi muda.
Lelaki itu bersyukur, setidaknya kedua orang tuanya masih harmonis setelah lebih dari dua puluh tahun membina rumah tangga, karena bagaimanapun diluar sana masih banyak anak yang kurang beruntung dengan keadaan kedua orang tuanya yang memilih berpisah sampai berimbas pada anak-anaknya.
Srett
Lelaki itu sengaja menarik salah satu kursi yang ada di meja makan dan dia segera duduk disana, membuat ayahnya yang sejak tadi memeluk bundanya kini menatap kearah meja makan. Begitupula dengan bundanya yang nampak terkejut, tapi lelaki itu pura-pura saja tidak melihat mereka.
"Davin, sejak kapan kamu disana?"
Davinno Renove Ballar, putra dari Noven dan Maureen itu menatap kearah Noven yang tengah berjalan kearahnya. "Lima menit yang lalu." Jawabnya santai.
Noven duduk di kursi yang berada dipaling ujung meja makan. Dirinya terpaksa menghentikan waktunya bersama Maureen karena anaknya ini yang tiba-tiba saja datang, padahal dia sudah menyuruh pelayan yang sempat berada di dapur untuk melakukan pekerjaan yang lain agar dirinya bisa berduaan dengan Maureen.
"Kamu datang tapi tidak ada suaranya." Komentar Maureen yang datang dengan dua piring berisi makanan untuk sarapan pagi ini.
Davin menatap kearah Maureen tanpa ekspresi sedikitpun. "Sengaja." Katanya yang membuat Noven dan Maureen menatapnya secara bersamaan. "Biar gak ganggu." Lanjutnya sambil menatap kearah ponselnya yang menyala karena ada pesan masuk.
Maureen memilih meninggalkan meja makan untuk membawa makanan lainnnya dengan senyum kecil setelah mendengar jawaban dari putranya itu.
Davinno memang tidak jauh berbeda dengan Noven. Dingin, datar, itulah sifatnya yang menurun dari ayahnya. Meskipun demikian, ada hal yang membuat Noven dan Maureen setidaknya bernapas lega, karena Davinno tidaklah sama dengan Noven dulu yang hobi merokok, balap liar, bahkan clubbing.
"Cukup pengertian." Ujar Noven pelan, namun masih dapat didengar oleh Davin.
Noven mulai membuka lembar demi lembar koran yang kini ada di tangannya. "Ayah lihat, kamu tidak ada perubahan setelah punya pacar." Ujarnya tanpa menatap kearah Davin.
Davin yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya, kini memilih meletakan kembali ponselnya diatas meja dan dia segera menatap Noven yang baru saja berucap. Kemudian tatapannya sempat teralih beberapa saat karena kedatangan Maureen. "Apa harus berubah?" Tanyanya singkat.
Maureen yang baru saja duduk di kursi yang berhadapan dengan Davin, kini menatap putranya itu dan juga suaminya secara bergantian. Dia tidak mengerti mereka tengah membicarakan apa.
Noven melipat korannya ketika menyadari Maureen telah selesai dengan kegiatannya. Mata yang masih terlihat tajam itu, kini menatap kearah Davin. "Setidaknya ada perubahan sedikit yang tentunya lebih baik." Katanya sambil mengingat jika dulu dirinya berubah drastis hanya karena Maureen dan hanya disaat bersama dengan Maureen.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVINNO [END]
Teen FictionSquel DUSK TILL DAWN •With You• Bisa di baca terpisah dengan DUSK TILL DAWN •With You• karena cerita ini berdiri sendiri Rank#1 in masasekolah (10/04/2020) Rank#9 in squel (10/04/2020) Davinno Renove Ballar Siapa yang tidak mengenal lelaki tampan t...