┌∩┐(◣_◢)┌∩┐
vs
╭∩╮(︶︿︶)╭∩╮Langit yang berwarna ke emasan terlihat menaungi Kota X. Rona ke emasan itu terlihat membias di sepasang bola mata dengan iris kecoklatan di balik kaca mata berlensa bening yang kini tengah menatap damai langit kota X lewat jendela ruangan gedung Rumah Sakit.
Warna ke emasan yang sedikit di bubuhi warna orange itu bagaikan gradasi pallete warna di atas kanvas lukisan, Betapa indah & memanjakan mata. Saat tengah terbuai dengan langit, sepasang mata itu pun beralih saat suara dari arah pintu ruangan menyita pendengarannya.
"permisi Dokter Lee..". Seorang perawat wanita lengkap dengan pakaian dinas & masker medis yang menutupi setengah wajahnya itu memanggilnya. Ia pun kemudian berjalan menuju arah meja yang penuh dengan berkas, alat tulis & komputer.
"oh perawat Im, ada apa?". Dengan wajah penasaran pemilik mata kecoklatan yang tidak lain adalah Jeno itu berjalan seraya melepas jubah putih khas yang sering di gunakan para garda medis saat mereka bekerja.
"apa anda akan pulang sekarang, Dokter Lee?". Tanya perawat itu kembali saat melihat Jeno yang sudah menggantungkan jubah putih yang telah Ia lepas ke atas punggung kursi kerja berwarna hitam itu.
"tentu saja, bukankah jadwalku hari ini sudah selesai?". Ujarnya seraya membuka masker yang sedari tadi menutup setengah wajah tampannya.
"tapi Dokter, ada seorang pasien yang membutuhkan anda hari ini. Ah sebenarnya dia pasien Dokter Moon, tapi hari ini Dokter Moon sedang absen karena urusan penting". Jelas sang perawat
Jeno kemudian berpikir sejenak & memutuskan untuk menunda waktu pulangnya sedikit terlambat dari biasanya, karna menurutnya keselamatan & kesehatan pasien yang lebih utama. Ia kemudian kembali mengenakan jubah & masker yang tadi telah di tanggalkannya lalu duduk di kursi. "baiklah biarkan dia masuk, Perawat Im".
Sang perawat pun mengangguk kemudian keluar dari ruangannya.
Sementara itu di lorong Rumah Sakit terlihat sepasang pria & wanita tengah berdebat, dimana seorang pria yang merupakan seorang atlet Racer itu tengah mengalami cedera di lengan kirinya yang terbalut gips.
"nuna, apa nuna yakin Dokter penggantiku kali ini handal?". Dengan nada merengek Ia merasa tak yakin dengan keputusan sang nuna yang membawanya berobat ke Rumah Sakit itu, meskipun sang nuna merupakan manajernya sendiri.
"ya! Kau gak percaya ya? Meski usianya sama denganmu, sudah banyak orang & aktris terkenal yang jadi pasiennya tau". Bentak sang Nuna yang kesal karna sejak tadi mendengar rengekan & alasan yang memenuhi telinganya sedari mereka tiba di sana.
"mwo?! Jinjja?! Apalagi dia masih muda begitu, dia pasti belum memiliki banyak pengalaman, aku tidak mau! Aku mau pulang saja". (apa?! Benarkah?!) Ia pun menolak keras ajakan sang manajer karna merasa jika Dokter yang Ia datangi kali ini belum cukup berpengalaman hanya karna usia mereka sebaya.
"silahkan! Silahkan jika kau ingin pensiun dini dari dunia Moto GP, dengan senang hati aku akan mencari atlet lain yang lebih penurut".
Mendengar ucapan & ancaman dari mulut sang manajer, sontak membuatnya takut akan karirnya terancam. karna kecintaannya dengan dunia Moto GP Ia pun terpaksa mengalah & menyetujui keinginan sang manajer. "ne, ne, baiklah kalau begitu kau menang!". Ujarnya dengan nada terpaksa.
Setelah di penuhi drama sepanjang perjalanan mereka tadi. Mereka akhirnya tiba di depan ruangan Dokter yang akan mereka datangi hari itu, sang perawat yang baru saja keluar dari ruangan itu kemudian bertanya pada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
APHRODITE
Фанфик[18+] beberapa bagian akan mengandung unsur 18+. Tidak ada maksud menjatuhkan atau melecehkan. Harap bijak dalam menanggapi & bersikap. Katanya kalo cewek cowok selalu gak akur itu tandanya mereka belahan jiwa di masa lalu, dan akan jadi pasangan ba...