💚💚💚
Matahari kini telah meninggi di langit kota X, panasnya pun mulai terasa menyengat di permukaan kulit tubuh. Meski di luar matahari sudah mulai terasa terik, namun Jeno masih bergulat dengan selimut & bantalnya.
Suhu yang terasa terik dari luar justru di rasakan sebaliknya oleh Jeno. Wajahnya terlihat agak pucat & suhu badannya terasa menggigil karna demam yang kini menyerangnya. Ia pun menyibakkan selimut yang menutupi wajahnya kemudian meraih ponsel yang berada di pinggir bantalnya.
Begitu layar beranda ponselnya hidup, Ia kemudian mencari kontak Hisa untuk menelponnya. Setelah menunggu beberapa detik telpon pun tersambung.
"baby, can you come to my house now?". Ucap Jeno dengan suara lemas & agak serak, kemudian menempelkan punggung tangannya di atas dahi dengan kedua mata tertutup.
Hisa pun mengernyitkan kedua alisnya menyadari jika suara Jeno terdengar aneh dari biasanya."ada apa? Kau gak sakit kan?". Tanya Hisa yang merasa cemas sekarang.
Jeno kemudian mengangguk kecil. "aku hanya sedikit demam".
"demam?! Ah baiklah, tunggu biar aku ke rumahmu sekarang". Hisa kemudian mengakhiri panggilan telponnya. Meski masih di jam kampus tanpa pikir panjang Ia pun segera meluncur ke Rumah Jeno karna cemas.
Sesampainya di sana tanpa menunggu ijin Jeno, Ia langsung memasukan pasword yang mengunci pintu rumah Jeno. Begitu pintu berhasil terbuka, Hisa pun tanpa ragu masuk & naik menuju kamar Jeno kemudian masuk menghampirinya yang tengah terbaring tertutup selimut di atas ranjang.
Hisa kemudian duduk di sisi ranjang tempat Jeno berbaring sekarang. "oh ya ampun badanmu panas banget!". Ucap Hisa saat mengecek suhu tubuh di dahi Jeno dengan punggung tangannya. "kau sudah minum obat?".
Jeno hanya menggelengkan kepalanya lalu menutup wajah yang terasa panas itu dengan kedua tangannya. "oh mataku rasanya panas sekali".
"apa kau punya plester untuk demam?".
"ada di laci obat sana, kau cari saja".
Hisa kemudian turun dari ranjang & berjongkok untuk mengambil plester demam yang ada di dalam laci nakas. Setelah menemukannya, Ia pun segera menempelkan plester demam itu di dahi Jeno.
"kau sudah makan?".
"aku sedang tidak nafsu makan".
"ie! pokoknya kau harus makan, aku akan pesankan kau makanan tunggu sebentar". (nggak!) Hisa kemudian berdiri & mengorder makanan untuk Jeno melalui ponselnya.
Setelah beberapa lama menunggu, bel pintu rumah Jeno pun berbunyi. Hisa kemudian turun untuk membuka pintu,lalu mengambil pesanannya & kembali ke kamar Jeno.
"ayo buka mulutnya".
Alih-alih menuruti perkataan Hisa, Jeno justru menolehkan kepalanya ke samping menjauhi sendok berisi bubur yang ada di depan mulutnya. "aku gak laper". Tolak Jeno
Hisa pun menghembuskan nafas kasar melihat tingkah Jeno sekarang. "kau ini seperti anak kecil saja, ayo makan agar badanmu cepat pulih. Bukankah rasanya aneh jika seorang Dokter sakit?".
KAMU SEDANG MEMBACA
APHRODITE
Fanfiction[18+] beberapa bagian akan mengandung unsur 18+. Tidak ada maksud menjatuhkan atau melecehkan. Harap bijak dalam menanggapi & bersikap. Katanya kalo cewek cowok selalu gak akur itu tandanya mereka belahan jiwa di masa lalu, dan akan jadi pasangan ba...