satu bulan setelah kepulangannya dari pulau J. kini Jeno & Hisa kembali menjalani aktifitas seperti biasanya. Hisa kini memiliki aktifitas yang baru Ia jalani kurang lebih satu minggu belakangan ini. Ia mengikuti kelas kursus memasak di suatu daerah yang lumayan jauh dari kompleks perumahan tempat tinggalnya bersama Jeno. meski jauh, namun tempat kursus tersebut satu jalur dengan arah Rumah sakit tempat Jeno bekerja.hari ini tepat pukul 8 malam lewat. semua siswa yang mengikuti kelas kursus terlihat berbondong-bondong keluar dari gedung tempat mereka belajar. begitupun Hisa yang ikut keluar dalam kerumunan tersebut. Ia berjalan keluar dari pintu gedung seraya menyandang tas di pundaknya. Ia berjalan menembus kerumunan orang-orang disana menuju arah trotoar jalan untuk menunggu Jeno menjemputnya malam ini seperti biasa.
waktu terus berjalan & detik pun terus berganti namun tak ada juga tanda-tanda dari Jeno yang biasanya terlihat sudah memarkir mobilnya sedikit agak jauh dari tempat Hisa berdiri sekarang. Hisa pun mulai diliputi resah melihat satu persatu teman-teman kursusnya pergi meninggalkannya di sana.
saat tengah resah menunggu Jeno, tiba-tiba suara dering panggilan dari dalam tas yang Ia sandang seketika menyita pendengarannya sejenak. Ia pun merogoh tas nya untuk mengambil ponsel yang terus berdering itu kemudian mengangkatnya. "moshi moshi?!".(halo)
"sayang, apa kau sudah keluar dari tempat kursus?".
"hmm". Hisa bergumam seraya menoleh ke arah jalanan yang mulai sepi & dingin karena malam yang makin larut.
"aku minta maaf sayang.. hari ini ada jadwal operasi mendadak korban kecelakaan lalu lintas. mungkin hari ini aku tidak akan bisa datang untuk menjemputmu..".
"oh ok..".
"kau mau ku pesankan taksi atau..??". belum tuntas Jeno bicara tiba-tiba dari panggilannya terdengar suara perawat yang memintanya untuk segera bergabung di meja operasi.
"ah tidak usah, aku akan minta tolong pada Issa Oppa untuk menjemputku malam ini". sergah Hisa yang menyadari jika sang suami kini tengah dalam situasi sibuk & darurat.
"a alasseo.. kalau begitu hati-hati di jalan ya, maaf aku harus segera ke ruang operasi. bye, aku mencintaimu..". seketika panggilan pun berakhir.
setelah menerima kabar itu, Hisa kemudian mengirim pesan pada Issa & memintanya untuk menjemput. waktu menunjukkan pukul 9 malam lewat & jalanan pun mulai terlihat sepi disana. tak ada orang atau kendaraan yang lewat di jalanan blok menuju tempat kursusnya. karena merasa pegal beridiri lama menunggu sang kakak datang, Ia pun memustuskan untuk berjalan mencari tempat duduk di dekat sana. suasana jalanan yang terkesan gelap & hanya di terangi cahaya lampu jalan membuat Hisa agak takut mengingat maraknya kasus tindak kriminal yang akhir-akhir ini marak terjadi di Kota tersebut.
setelah berjalan beberapa meter menjauh dari tempat kursusnya, Ia menemukan sebuah halte bus kemudian berjalan ke arah halte tersebut & duduk di sana. Ia duduk sendirian di sana seraya memeperhatikan bangunan halte tersebut sambil sesekali menoleh ke arah jalanan yang terlihat sepi & gelap. tiba-tiba dari arah pinggir jalan terlihat sosok pria yang tengah berjalan sempoyongan melintas di depannya. karena cara jalannya yang tak stabil pria itu pun oleng & jatuh tepat di jalanan. Hisa yang memiliki sifat kepedulian tinggi itu tak bisa melihat kejadian buruk di depan matanya terjadi, Ia pun segera berlari menghampirinya kemudian membantunya berdiri. tercium bau alkohol yang amat pekat dari pria tersebut.
sejenak ada rasa takut & ke khawatiran dalam hati Hisa sekarang. pria itu kemudian tak sengaja melirik ke arah Hisa. betapa terpananya Ia saat melihat pesona yang di tawarkan paras cantik Hisa. jangankan orang mabuk, bahkan orang sadar pun akan di buat mabuk dengan pesona Aphrodite yang di miliki istri Jeno tersebut. alih-alih berterima kasih, pria itu justru malah tergoda oleh pesona Hisa saking cantik & sempurnanya. otak kriminal seketika bersarang di kepala sang pria Ia menarik paksa Hisa ke dalam halte bus membuat Hisa berontak ketakutan. sedangkan pria itu terus beeusaha melancarkan aksi tindak kriminalnya. Hisa terus menjerit minta tolong & berontak dari cengkraman pria tersebut. namun apa daya perbedaan kekuatan harus di akui olehnya, Hisa pun menangis dalam teriakannya & mulai merasa tak sanggup lagi menahan pria itu.
di saat bersamaan sebuah tendangan keras dari arah sisi samping pria itu membuatnya terpental ke dinding halte tersebut. bak di serang hewan buas pria itu terus di serang & di pukuli tanpa ampun. aura tajam penuh kebencian begitu terasa, hantaman demi hantaman terus terhujam padanya hingga dirinya terkulai lemas penuh luka. teriakan permohonan ampun dari pria itu seketika menyadarkan Hisa dari tangis ketakutannya. pandangannya langsung tertuju pada sosok orang dengan jaket hitam yang sedari tadi memukuli pria yang hampir sekarat tersebut.
"Oppa..?!".
rupanya pria tersebut tidak lain adalah Issa tanpa banyak berpikir Ia langsung berlari ke arah sang kakak yang sedari tadi tak hentinya memukul pria tersebut. dengan amat kuat & penuh ketakutan, Hisa memeluk erat pinggang sang kakak untuk menghentikan tindakannya. namun hal itu tak serta merta membuat Issa berhenti, hingga suara tangis sang adik pecah & membuatnya kaget bak orang yang baru sadar dari kerasukan. tangisan dari Hisa membawa pikirannya jauh ke masa silam dimana hal serupa pernah terjadi sebelumnya. Issa begitu shook saat sadar apa yang telah Ia lakukan, seketika Ia melepaskan cengkramannya dari pria tersebut. Ia amat sangat shook dengan hal yang dirinya lakukan sendiri di luar kendalinya itu hingga membuat pria yang Ia pukuli terlihat tak sadarkan diri penuh luka dalam keadaan hampir sekarat.
"sudah Oppa jangan pukul lagi..".
seketika Issa menoleh cepat saat tangisan Hisa terdengar. Ia pun berjongkok di hadapan sang adik penuh kepanikan yang begitu tergambar jelas. "daijobudesuka?! apa dia melukaimu? melecehkanmu?". alih-alih dapat jawaban dari sang adik, Issa justru terus menyaksikan tangis penuh ketakutan Hisa. "jawab aku Hisa, katakan!". tegasnya.
dengan tubuh & suara bergetar Hisa mencoba melawan ketakutannya. "jangan pukul lagi.. jangan.. aku takut Oppa, aku takut".
melihat ketakutan adiknya, Issa merasa sedih & amat bersalah sekarang. Ia kemudian menarik kedua bahu sang adik ke dalam pelukan erat penuh penyesalannya. "gomen.. gomen'nasai..". ucapnya penuh lirih dengan mata berkaca-kaca.
note: hehe saya kembali lagi setelah pertapaan beberapa waktu, tolong maafkan saya ya tiba2 menghilang. semoga masih ada yang mau baca deh haha

KAMU SEDANG MEMBACA
APHRODITE
Fanfiction[18+] beberapa bagian akan mengandung unsur 18+. Tidak ada maksud menjatuhkan atau melecehkan. Harap bijak dalam menanggapi & bersikap. Katanya kalo cewek cowok selalu gak akur itu tandanya mereka belahan jiwa di masa lalu, dan akan jadi pasangan ba...