capt 02

115 10 0
                                    


Suatu hari di cafe dekat kampus..

Hisa yang tengah berdiri sambil menatap papan menu disana, mencoba memahami tulisan dari masing-masing nama menu yang ditulis dalam bahasa yang tak begitu ia fahami. Pengunjung yang datang silih berganti menatap aneh pada Hisa yang sudah kurang lebih 30 menit berdiri dan menatap papan menu disana.

Pelayan pun gemas & berkali-kali menegurnya agar cepat memutuskan pesanan, & tak membuat para pengunjung terganggu.

Suara lonceng dari arah pintu masuk cafe pun berdenting, tanda ada pelanggan baru yang masuk kesana.

Seorang pria tampan dengan topi hitam yang menutupi setengah muka & memiliki tahi lalat di sisi wajahnya, kini berjalan & berdiri tepat disamping Hisa. Ia kemudian memesan sebuah Americano cofee. Mendengar kata Americano Hisa pun teringat ucapan Jisung beberapa waktu lalu, yang mengatakan jika minuman itu adalah minuman yang banyak dipesan orang-orang disana.

"Ah, Americano! " ucap Hisa tiba-tiba, seraya mengangkat sebelah tangannya ke atas.

Pria yang tadi berdiri disamping Hisa seketika menoleh ke arahnya.

"Untuk berapa orang Nona?" tanya sang pelayan yang bersiap mencatat pesanan Hisa.

"Nani?" (apa?) Hisa kembali berpikir dan menimbang-nimbang apa yang baru saja ia pesan, tanpa tahu seperti apa rasanya dan entah ia sukai atau tidak.

Karena takut akan menghambat pesanan orang lain yang sudah lama menunggu pria itu pun menyambar pertanyaan pelayan yang ditujukan pada Hisa. "Dua, satu untukku & satu untuknya!"

Hisa seketika menoleh ke arah pria bertopi itu. "Kau?!" ucapnya terkejut, saat melihat pria yang tidak lain adalah Jeno, yang sempat ia temui di Perpustakaan beberapa waktu lalu.

"Maaf, apa ada lagi Tuan?" tanya pelayan kembali.

"Ummm.. Short cake, satu short cake untuknya!"

"Baik silahkan tunggu, kami akan buat pesanan anda!"

"S-short cake?" ucap Hisa keheranan.

"Ne, wae, Kau tidak suka ya? Jika kau tidak suka, kau boleh membuangnya." ujar Jeno dengan sikap acuh & santai.

"Aa.. No, no! Maksudku, bagimana kau bisa tahu kalau aku suka short cake?"

"Bukankah, di dunia ini ada yang namanya kebetulan?" jawab Jeno dengan sikap juteknya.

Setelah beberapa lama menunggu, pesanan mereka pun tiba. Terlihat respon yang amat antusias dan menggemaskan dari wajah cantik Hisa yang diam-diam mengusik hati Jeno saat melihatnya.

Seketika Jeno menepis rasa yang tiba-tiba mengusik itu dengan pikirannya yang mengatakan jika Hisa adalah gadis aneh, & sama sekali tidak imut. Ia kembali bersikap datar seperti biasanya, lalu segera berjalan keluar dari cafe setelah membayar pesanannya.

Hisa yang masih terlalu senang karna akhirnya dapat membeli minuman yang sama dengan orang-orang di Kota itu, lupa untuk berterima kasih pada Jeno karena telah membantunya memesan. Ia memberikan sejumlah uang dari tasnya untuk membayar pesanan, namun pelayan itu mengatakan jika semua pesanan Hisa telah dibayar oleh Jeno.

Seketika Hisa pun lari terbirit-birit keluar cafe untuk mengejar Jeno, namun sayang motor sport yang dikendarai Jeno sudah melaju kencang & menjauh darisana.



***


Ke esokan harinya dihalaman parkir Kampus, Jisung baru saja sampai disana bersama Hisa. Setelah menyimpan helm & jaket, Jisung melangkah hendak masuk ke gedung Kampus mereka, namun Hisa tiba-tiba saja memanggilnya & seketika menghentikan langkah Jisung.

APHRODITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang