💚💚💚
Di kediaman kedua orang tua Hisa, tengah di adakan acara makan malam sederhana untuk melepas keberangkatan Issa yang akan melaksanakan tugas militernya selama satu tahun di luar pulau.
Tak hanya kedua orang tuanya & Hisa saja yang ikut dalam makan malam tersebut, mereka juga mengundang Jeno untuk makan malam bersama sebagai anggota keluarga yang sebentar lagi akan menjadi bagian dari keluarga mereka.
Di tengah-tengah makan malam yang serius tiba-tiba saja pernyataan Jun membuat semua yang ada di sana tercekat kaget. Jun kembali meminta Jeno untuk mau menginap & ikut melepas ke berangkatan Issa besok.
Seperti biasanya Issa pun melayangkan protes kerasnya terhadap keinginan sang Ayah yang takut akan membuat hubungan sang adik & Jeno akan melewati batasan.Meski hal tersebut sangatlah lumrah di kota tersebut, namun Issa merasa jika hal itu tidak lah benar & akan sedikit mengurangi norma ke susilaan.
Pemikiran Issa amatlah benar & sangat di akui oleh sang Ayah, namun bukan berarti sang ayah mendukung tindak kebebasan tanpa melupakan kesusilaan. Sang Ayah pun menjelaskan maksudnya meminta Jeno menginap.
Jun hanya ingin membuat hubungan antara Issa & Jeno lebih akrab, mengingat dalam waktu dekat mereka akan jadi saudara ipar. Jun juga menginginkan mereka hidup rukun & bahu membahu menjaga putri kesayangannya tanpa harus ada pro & kontra diantara mereka di masa depan kelak.
Hal itu pun mendapat tanggapan positif dari sang Ibu & juga Hisa, mereka memberi dukungan penuh pada ide sang Ayah. Issa yang tak memiliki suara itu pun harus rela setuju dengan keinginan sang Ayah meski enggan.
Setelah acara makan malam selesai kedua orang tua Hisa beserta Hisa & Jeno, duduk berkumpul di ruang tengah membahas soal acara pernikahan mereka yang akan di gelar secara privat & telah di setujui kedua belah pihak.
Bukan tanpa maksud, mereka menggelar acara sakral itu secara privat bertujuan untuk menjauhi awak media yang akan membuat kehidupan Jeno & Hisa kelak jadi konsumsi publik, mengingat status Hisa yang merupakan cucu perempuan tunggal dari Perdana Menteri yang merupakan Ayah Shiho.
Saat tengah serius mengobrol, dari arah tangga tiba-tiba Issa datang berdiri tegap di tengah-tengah mereka. Sontak semua yang ada disana menatap ke arahnya.
"jika kalian ingin Jeno menginap di sini aku akan menantangnya main jenga". Karena protesnya yang gagal, Ia pun tak menyerah & malah mengajukan sebuah tantangan konyol pada Jeno.
Ucapan sang kakak yang terkesan selalu saja memancing keributan bagi Hisa, sontak membuatnya geram & tak mengerti kenapa Issa selalu saja tak sejalan pada Jeno.
"Oppa apa-apaan sih?!". Ucap Hisa mulai kesal dibuatnya. "Eomma, Appa.. Lihat, dia mulai lagi". Rengek Hisa pada kedua orang tuanya.
"kau takut calon suamimu yang tampan ini kalah ya?". Issa mulai memprovokasi Jeno yang saat ini tengah menatap Issa dengan santainya. "ah aku rasa Jeno tidak sepengecut itu, lagi pula cuma main jenga kok, apa salahnya?". Lanjut Issa dengan tatapan meremehkan.
"Issa! Kau ini apa-apaan sih, kekanakan sekali". Sergah Shiho yang tak habis pikir dengan tingkah sang sulung.
"ah gak masalah, aku akan terima tantangan Issa hyeong". Tukas Jeno yang di respon penuh senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
APHRODITE
Fanfiction[18+] beberapa bagian akan mengandung unsur 18+. Tidak ada maksud menjatuhkan atau melecehkan. Harap bijak dalam menanggapi & bersikap. Katanya kalo cewek cowok selalu gak akur itu tandanya mereka belahan jiwa di masa lalu, dan akan jadi pasangan ba...