Perayaan hari jadi pernikahan kedua orang tua Jeno & Yeojong pun tiba, banyak tamu yang berdatangan datang untuk sekedar memberi ucapan & kado di sana. Acara yang di gelar sederhana itu hanya di hadiri beberapa orang terdekat serta rekan kerja Teressa & suaminya saja.
Saat tengah asyik menikmati acara sambil mengobrol bersama, tiba-tiba Yeojong datang menghampiri mereka di ikuti dua orang pria di belakangnya. Dengan langkah riang & senyum terkembang ia pun berdiri di tengah-tengah mereka.
"Aku mau memperkenalkan seseorang pada kalian."
Jeno hanya mengernyit penasaran. "Nuguya?" (siapa?)
"Tadaaa...!"
Sosok pria tinggi berwajah tampan di belakang sang kakak seketika membuat mata Jeno terbuka lebar.
"Yeonjun!?"
"Sein?" ucap Hisa, berbeda.
"Sein?!" Jeno menoleh pada sang istri, "siapa yang kau maksud?"
Hisa menunjuk pria di samping Yeonjun dengan tangan agak gemetaran. Matanya benar-benar tak berkedip, tergambar sebuah rasa ketakutan dari kedua sorot mata indahnya.
"Kau, mengenal Sein?" tanya Yeojong, heran.
Tak ada jawaban dari Hisa, ia hanya terus mematung ketakutan membuat Jeno & kedua orang tuanya cemas. Tiba-tiba sebuah serangan panik melanda Hisa, keringat dingin pun mulai muncul menandainya.
Jeno merasakan cengkraman kuat tangan Hisa yang menandakan jika sang istri mulai tak nyaman. "Mwoya, jagiya?" (ada apa sayang?)
"Beibi, -ka ni kaeritai. Na..." (sayang, aku mau pulang, aku..) tiba-tiba Hisa menutup mukutnya, merasakan mual & pusing yang bersamaan.
"Ya! Gwaenchanha?" (hei! Kau baik-baik saja?)
"Are you ok, Honey?"
"Sepertinya dia kena panick attack, biar aku bantu." Pria bernama Sein itu tiba-tiba berjalan sigap mendekati Hisa.
Saat hendak membantu, tiba-tiba sebuah reaksi keras mengejutkan semua orang yang ada di sana.
"NO! DON'T TOUCH ME!" teriak Hisa amat lantang penuh ketakutan.
Suasana yang riuh, seketika menghening.
"Beibi jib-e delyeoda juseyo..." (sayang aku mohon bawa aku pulang) ucap Hisa dengan air mata berderai sambil memegang tangan Jeno kuat-kuat saking begitu ketakutannya.
Tak mau hal itu memicu hal buruk untuk kandungan Hisa, Jeno pun segera membawa sang istri keluar dari acara tersebut meski ia benar-benar tak mengerti dengan perangainya yang tiba-tiba.
Ke esokannya di Rumah Sakit...
"Oseo!" (silahkan masuk) ucap Jeno, saat pintu ruangannya di ketuk.
Seorang pasien pria dengan perawakan tinggi & tampan pun masuk kemudian duduk di kursi yang berhadapan dengan meja kerja Jeno.
"Selamat siang, ada yang bisa saya ban..." saat menaikkan pandangan seketika ucapannya terhenti begitu melihat sosok yang tak ia duga, "kau?!" lanjutnya.
"Oh, selamat siang! Kebetulan sekali ya kita bertemu lagi. Izinkan aku memperkenalkan diri sekali lagi, namaku..."
Jeno hanya menatap sinis pada pria yang tidak lain adalah Sein yang beberapa waktu lalu sempat bertemu di pesta yang di adakan kedua orang tuanya itu.
"Saudara Yeonjun, Sein Jeong." sambar Jeano, "aku tau."
"Ah, ne." Sein kembali menarik ragu-ragu tangannya yang sempat terulur.
KAMU SEDANG MEMBACA
APHRODITE
Fanfiction[18+] beberapa bagian akan mengandung unsur 18+. Tidak ada maksud menjatuhkan atau melecehkan. Harap bijak dalam menanggapi & bersikap. Katanya kalo cewek cowok selalu gak akur itu tandanya mereka belahan jiwa di masa lalu, dan akan jadi pasangan ba...