please vote and leave comment, dear!
thank you <3
.
.
.Beberapa hari kemudian ...
Siang itu Amy dan Oliver sedang bersantai di sebuah kafe di pinggir jalan. Mereka sedang membahas tentang pesta ulang tahun Oliver yang akan dirayakan di rumahnya. Oliver berniat membuat pesta kecil dan mengundang beberapa teman dekatnya.
"Temanku tidak banyak, Amy. Hanya Matt, Lee, Jona dan ya kau tahu, aku tipe orang yang lebih suka sendiri. Aku tidak membutuhkan banyak teman."
"Tidak ada yang mau berteman denganmu karena kau selalu bersamaku di sekolah." Amy menarik hidung Oliver. Mereka berdua tertawa.
"Ya, kupikir kau benar." Oliver tersenyum. Tiba-tiba ponselnya berdering. Ia melihat nomor tidak dikenal di layar ponselnya. Panggilan dari luar negeri. Oliver memperlihatkan layar ponselnya pada Amy sambil mengangkat bahu.
"Angkat saja," ucap Amy.
Dengan ragu Oliver mengangkat teleponnya.
"Halo," ucap Oliver perlahan.
"Oliver. Ini Ayah. Kau apa kabar?"
Raut wajah Oliver berubah seketika. Amy dapat melihatnya dengan sangat jelas dan ia merasa sedikit khawatir.
Oliver bangkit dari kursinya dan berjalan menjauhi Amy.
"Ayah?" Suara Oliver seperti tercekat di tenggorokannya. Matanya mulai berkaca-kaca. Ia seperti ingin menangis.
"Oliver, apa kabar, Jagoan? Aku sangat merindukanmu." Oliver dapat mendengar suara parau ayahnya. Oliver yakin di sana pun ayahnya sedang menahan air mata.
"Aku baik, Ayah. Ayah di mana sekarang? Datanglah kemari. Aku sangat merindukanmu." Oliver mengusap air matanya yang sudah terlanjur mengalir di pipinya.
"Aku tidak bisa menemuimu, Oliver. Aku sudah mempunyai kehidupanku sendiri di sini. Kuharap kau bahagia di sana. Oh ya, mulai sekarang aku akan mengirimimu uang setiap bulan. Jangan khawatir."
"Aku tidak butuh uangmu saja, Ayah! Kembalilah kemari! Aku membutuhkanmu!" Oliver mulai berteriak. Ia sudah tidak bisa mengontrol emosinya saat ini. Perasaannya campur aduk. Oliver merasa sangat senang ayahnya kembali dalam kehidupannya tapi ia juga kesal karena lelaki itu tidak mau datang menemuinya.
Oliver masih sangat marah pada ayahnya karena telah meninggalkannya saat ia kecil tapi jauh di lubuk hatinya, Oliver masih sangat menyayangi ayahnya itu. Dan Oliver sangat merindukannya. Lalu hari ini, ia seperti bermimpi bisa mendengar suara ayahnya lagi.
"Aku tidak bisa, Oliver. Kuharap kau mengerti. Aku hanya ingin bilang–"
Oliver mematikan teleponnya. Ia tidak mau lagi mendengar alasan lelaki itu. Segala macam perasaan berkecambuk dalam diri Oliver saat ini. Ia marah, ia senang, ia benci ...
Oliver membalikkan tubuhnya dan berniat kembali pada Amy, tetapi setibanya ia malahan melihat Amy sedang duduk berduaan dengan pemuda yang sama dengan yang Oliver temui beberapa hari lalu. Pemuda yang meraba-raba Nath yang sedang mabuk.
Rahang Oliver mengeras melihat Amy dan pemuda itu tertawa bersama. Oliver langsung berjalan terburu-buru menghampiri mereka.
"Menjauhlah darinya." Suara Oliver menghentikan tawa mereka berdua. Amy tersenyum melihat kedatangan Oliver.
![](https://img.wattpad.com/cover/292919020-288-k561010.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐋𝐈𝐕𝐄𝐑
General Fiction[𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄 𝟐𝟑/𝟎𝟒/𝟐𝟐] Oliver Harris, seorang pemuda broken home, bertato, mempunyai temperamen buruk dan tidak pernah segan untuk menghajar setiap orang yang menghalangi jalannya. Tumbuh besar bersama ibunya yang seorang pemabuk setelah...