please vote and leave comment, dear!
thank you <3
.
.
.Beberapa bulan kemudian ...
Beberapa bulan setelah terakhir Amy bertemu dengan Alex malam itu, banyak hal yang terjadi dalam kehidupannya. Amy dan Oliver berhasil lulus dengan nilai baik dari sekolah sementara Alex telah resmi berpindah domisili ke luar kota. Walaupun sejauh ini belum pernah sekali pun Alex berusaha mengunjungi Amy dan keluarganya di Sheffield.
Amy mendengar kabar dari Paman David—ayah Alex—bahwa sekarang lelaki itu sedang sibuk berkonsentrasi pada pekerjaan barunya. Dan, Amy merasa sangat senang mendengar hal itu. Paling tidak, Amy tahu kalau sekarang Alex telah bisa sedikit melupakannya dan tenggelam dalam pekerjaan barunya.
Amy berniat untuk kuliah di Sheffield sementara Oliver bekerja penuh waktu di toko Tuan Russel. Ia berniat mencari pekerjaan yang lebih baik sambil mengumpulkan uang untuk biaya kuliahnya nanti. Kehidupan Amy dan Oliver berjalan sesuai dengan keinginan mereka sejauh ini. Hingga pada suatu hari terjadi sesuatu hal pada mereka, sesuatu yang akan merubah jalan hidup keduanya setelah ini untuk selama-lamanya.
Siang itu Oliver sedang merapikan rak pada sesi minuman di toko tempatnya bekerja saat tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang. Oliver berpaling pada orang itu.
"Halo, broham."
Oliver tidak menjawab ucapan Eric dan kembali fokus pada pekerjaannya. Ia tidak mau lagi berurusan dengan pemuda itu karena sudah berjanji pada Amy.
"Oh, ternyata jagoan kita bekerja di toko seperti ini? Apa kau tidak bisa bekerja di tempat yang lebih baik? Tentu saja, kau pasti tidak punya cukup uang untuk melanjutkan kuliah, kan? Dan nilaimu tidak cukup baik untuk mendapatkan beasiswa."
Oliver masih terdiam sambil melanjutkan pekerjaannya walau sekarang rahangnya mulai tampak mengeras. Eric mengambil sekaleng soda dan meminumnya sebelum membayar. Oliver masih membiarkan perbuatan pemuda itu.
"Oh ya ngomong-ngomong, bagaimana kabar ibumu?"
Oliver segera berpaling dan menatap Eric dengan tajam. Ia masih berusaha menahan amarahnya.
"Oh aku kenal tatapan itu." Eric berpura-pura merasa takut tapi setelah itu ia tertawa. "Santai saja, broham. Aku hanya bertanya karena sudah lama aku tidak melihat ibumu yang seksi itu."
Oliver sudah tidak tahan mendengar ucapan Eric, ia mendorong tubuh pemuda itu hingga terhuyung ke belakang. Tanpa sengaja tangan Eric mencoba meraih rak untuk berpegangan sehingga menjatuhkan beberapa botol minuman dan menghasilkan suara yang begitu nyaring akibat pecahnya botol-botol minuman itu.
Eric tampak panik melihat kekacauan yang dibuatnya di toko milik Tuan Russel sementara Oliver masih terdiam menatapnya.
Tak berapa lama Tuan Russel datang dari arah meja kasir dan memeriksa kedua pemuda itu.
"Apa yang terjadi?" tanya Tuan Russel dan ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Beberapa botol minumannya pecah berserakan di lantai. "Bisa kau jelaskan apa yang terjadi, Oliver?"
Sebelum Oliver menjawab, Eric sudah lebih dulu mendahuluinya.
"Pegawai Anda yang sudah mendorongku, Tuan. Ia merasa kesal hanya karena aku bertanya di mana letak rak perlengkapan mandi."
"Brengsek!" Oliver tidak bisa lagi menahan emosinya. "Kau tidak bertanya padaku tapi kau terus memancing emosiku sejak tadi!"
"Bisa kau jaga sikapmu, Oliver? Sekarang aku bertanya, apa yang sebenarnya terjadi dan apa benar kau sudah mendorongnya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐋𝐈𝐕𝐄𝐑
Ficción General[𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄 𝟐𝟑/𝟎𝟒/𝟐𝟐] Oliver Harris, seorang pemuda broken home, bertato, mempunyai temperamen buruk dan tidak pernah segan untuk menghajar setiap orang yang menghalangi jalannya. Tumbuh besar bersama ibunya yang seorang pemabuk setelah...