please vote and leave comment, dear!
thank you <3
.
.
.Beberapa hari kemudian, saat kelas Bahasa Inggris baru saja akan dimulai, Amy melihat buku catatan Sejarahnya sudah ada di meja tempat ia biasa duduk. Ia ingat kalau buku itu dipinjam oleh Oliver kemarin dan ia yakin kalau pemuda itu yang sudah meletakkannya di sana. Saat Amy membuka bukunya, ia melihat ada sebuah tulisan tangan di halaman paling belakang buku catatannya.
Terima kasih untuk bukunya. Oh ya, Jumat malam besok aku akan pulang bekerja lebih awal, aku ingin mengajakmu ke festival pasar malam. Akan ada perayaan kembang api di sana. Kalau kau mau ikut, hubungi aku +44 144 8638xxx
-Oliver
Amy menutup buku catatannya takut-takut kalau Lynn akan melihat. Amy sadar kalau Lynn sangat dekat dengan keluarganya dan ia pasti akan mengadukan semua hal pada ibu Amy. Tapi, walau terkadang menyebalkan, cerewet dan sering mengadu, Amy tetap menyayangi Lynn karena Amy sudah menganggap gadis itu seperti saudaranya sendiri.
Malam harinya, Amy sedang duduk di depan meja belajarnya saat ibunya masuk ke kamarnya. Wanita itu duduk di tepian tempat tidur Amy.
"Dad ingin mengajak kita pergi ke rumah Paman Billy Jumat besok, sayang. Kita akan menghabiskan akhir pekan kita di London. Kau bisa ikut, kan?"
Amy teringat akan tawaran Oliver untuk ikut ke festival pasar malam Jumat malam besok. Tapi tiba-tiba saja ibunya mengajak Amy untuk berakhir pekan di luar kota. Entah kenapa tiba-tiba Amy merasa tidak ingin ikut dengan kedua orang tuanya.
"Maaf, Mum. Tapi kurasa aku akan tinggal di rumah saja. Aku sedikit tidak enak badan. Bolehkah aku tinggal di rumah saja? Aku akan meminta Lynn untuk menemaniku besok."
Jantung Amy bergemuruh di dalam dadanya. Ia tahu ibunya itu sangat cerewet dan tidak mudah dibodohi.
Melanie–ibu Amy–menghela napas berat lalu bangkit dari tempat tidur Amy. Ia mengusap pundak anak gadisnya itu perlahan.
"Baiklah, sebenarnya aku ingin mengajakmu karena sudah lama kita tidak berlibur bertiga, sayang. Tapi kalau kau memang tidak bisa, tidak apa-apa. Kita bisa pergi bersama lagi lain waktu. Oh ya, ngomong-ngomong terima kasih untuk nilai A pada ulanganmu kemarin. Walau sebenarnya aku dan ayahmu berharap kau akan mendapat nilai lebih baik dari itu."
Amy terdiam mendengar ucapan Melanie mengenai nilainya. Tapi ia tidak merasa sedih perihal ketidakpuasan ibunya itu, yang paling penting bagi Amy, ibunya sudah membolehkannya untuk tidak ikut bersama mereka. Entah kenapa wanita itu bisa mengizinkan Amy tetap tinggal di rumah tanpa pertanyaan lebih jauh. Padahal biasanya Melanie akan sangat kritis pada anak semata wayangnya itu.
Sepeninggal ibunya, Amy langsung saja meraih ponselnya dan membuka buku catatan Sejarahnya. Ia memasukkan nomor ponsel Oliver dan menulis pesan singkat untuknya.
Amy :
Aku akan ikut denganmu besok malam. Jemput aku pukul sembilan.Amy menghela napas, ia tidak tahu apakah keputusannya ini benar. Tapi yang pasti Amy sangat ingin bertemu dan menghabiskan lebih banyak waktu dengan Oliver. Walau sejujurnya Amy sangat takut melihat penampilan pemuda itu dengan tattoo-nya dan wajahnya yang selalu tampak seperti menahan marah. Ditambah dengan berita miring yang sudah menyebar di kalangan para murid tentang latar belakang pemuda itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐋𝐈𝐕𝐄𝐑
Algemene fictie[𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄 𝟐𝟑/𝟎𝟒/𝟐𝟐] Oliver Harris, seorang pemuda broken home, bertato, mempunyai temperamen buruk dan tidak pernah segan untuk menghajar setiap orang yang menghalangi jalannya. Tumbuh besar bersama ibunya yang seorang pemabuk setelah...