Amy berdiri di depan cermin sambil memandangi pantulan dirinya sendiri. Ia sudah memakai gaun pengantin sederhana berwarna putih dan wajahnya sudah dirias dengan riasan tipis. Semua hal tampak sesuai seperti keinginannya. Amy dan Oliver memutuskan untuk menikah secara sederhana, tertutup dan hanya dihadiri oleh orang-orang terdekat mereka. Yang paling penting bagi Amy adalah ia menikahi orang yang paling dicintainya dan ia tak sabar untuk menjadi istri Oliver sebentar lagi.
Saat ia sedang terdiam, tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan tampak Josh masuk. Amy tersenyum melihat kehadiran ayahnya dan langsung bangkit dari tempat duduknya. Amy dapat melihat kedua mata Josh yang berkaca-kaca dan wajahnya yang tampak memerah.
Tanpa lelaki itu mengucapkan satu kata pun Amy sudah tahu kalau ayahnya merasa terharu, begitu pula dirinya sendiri. Perlahan Josh menghampiri Amy dan berkata, "Kau cantik sekali, sayang. Aku merasa sangat beruntung bisa menjadi ayahmu."
"Aku juga merasa sangat beruntung menjadi putrimu, Dad."
"Dan Oliver, ia adalah seorang berandalan kecil yang beruntung karena bisa menikahimu."
Keduanya tertawa menutupi perasaan masing-masing.
"Ya, Dad. Dia memang berandalan kecil. Berandalan kecil yang beruntung." Amy tersenyum lalu menatap kedua mata ayahnya yang memerah. "Apa kau menangis?"
Josh menggelengkan kepalanya lalu mengusap air mata yang sudah terlanjur mengalir di pipinya.
"Apa ada larangan bagi seorang ayah untuk menangis di hari pernikahan putri semata wayangnya? Lagipula aku menangis bukan karena bersedih, Amy. Aku menangis bahagia karena akhirnya putriku yang kusayangi sejak kecil akan menikahi lelaki impiannya. Mengetahui kalau kau akan menikah dengan lelaki pilihanmu sendiri dan kau begitu mencintainya saja sudah cukup bagiku, Amy. Dan aku percaya Oliver akan menjagamu. Aku sangat menyayangimu, Amy gadis kecilku."
"Terima kasih, Dad. Aku juga sangat menyayangimu." Amy menjatuhkan kepalanya dalam dekapan ayahnya. Untuk beberapa saat Amy tidak mau melepas dekapannya pada tubuh ayahnya. Begitu pula Josh, ia merasa tidak ingin melepas dekapannya pada putri semata wayangnya yang sebentar lagi akan menjadi milik orang lain.
"Oh ya, Amy. Sebenarnya aku masuk ke sini untuk memberitahu kalau ada seseorang yang ingin bertemu denganmu."
Amy melepas dekapannya dari tubuh Josh.
"Siapa, Dad?"
"Nanti juga kau akan tahu. Ia sedang menunggu di luar. Biar kupanggilkan."
Josh mengecup kening Amy lalu meninggalkan anaknya itu untuk memanggil seseorang di luar ruangan. Tak lama Amy tertegun melihat siapa sosok yang masuk ke ruangannya itu.
Amy melihat Alex berdiri di ambang pintu. Lelaki itu tampak terpaku melihat Amy yang sedang memakai gaun pengantin di hadapannya.
"Aku akan meninggalkan kalian, tapi sebentar lagi aku akan kembali karena upacara pernikahannya akan dimulai dua puluh menit lagi," ucap Josh.
"Terima kasih, Paman. Aku berjanji tidak akan lama."
Perlahan Alex berjalan menghampiri Amy. Ia hampir saja menangis melihat seorang gadis yang sedang berdiri di hadapannya dengan mengenakan gaun pengantin. Gadis yang seharusnya menjadi pengantinnya dan menikah dengannya. Tapi akibat kebodohannya di masa lalu, cintanya itu harus pergi meninggalkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐋𝐈𝐕𝐄𝐑
General Fiction[𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄 𝟐𝟑/𝟎𝟒/𝟐𝟐] Oliver Harris, seorang pemuda broken home, bertato, mempunyai temperamen buruk dan tidak pernah segan untuk menghajar setiap orang yang menghalangi jalannya. Tumbuh besar bersama ibunya yang seorang pemabuk setelah...