39. letting go

184 24 18
                                    

Amy terus saja memperhatikan sekitarnya, dengan jantung yang berdebar cepat dan tubuh yang sedikit gemetar. Ia sedang menunggu kedatangan seseorang.

Siang itu Amy menunggu Alex di The Peace Garden, tepatnya di lapangan tempat mereka biasa mengobrol. Tadinya Amy berniat untuk menemui Alex di tempat yang lebih tertutup, tapi entah kenapa tiba-tiba ia merasa takut untuk bertemu dengan Alex di tempat sepi. Ia sudah membuat janji dengan lelaki itu untuk menemuinya dan sekarang Amy sadar kalau Alex bisa muncul kapan saja. Dan benar saja, tak lama Alex tampak berjalan ke arahnya dengan senyuman yang tidak pernah lepas dari bibirnya.

Melihat lelaki itu berjalan ke arahnya membuat jantung Amy berdebar lebih cepat lagi. Ia teringat dengan semua yang Oliver katakan kemarin mengenainya. Dan sekarang Amy akan menanyakan hal itu padanya langsung. Semua kebenaran harus terungkap. Masa depannya akan ditentukan sebentar lagi. Sekarang atau tidak sama sekali.

Akhirnya Alex tiba di hadapan Amy. Lelaki itu segera menghampirinya dan mengecup pipi Amy sesaat. Gadis itu masih terdiam sambil menahan perasaannya.

Alex mengambil posisi duduk bersila tepat di depan Amy lalu meraih tangan gadis itu.

"Halo, sayang. Ada apa kau memintaku kemari? Kau tahu saja kalau aku sedang merindukanmu." Alex meremas tangan Amy perlahan, ia tampak sangat senang bisa melihat gadis itu lagi.

"Aku memintamu kemari karena ada hal yang ingin kutanyakan padamu, Alex." Amy masih menahan perasaannya. Ia terus saja menatap lelaki di hadapannya itu tanpa berkedip.

"Tentang apa, Amy? Oh ya, kau tahu? Sebenarnya ini suatu kebetulan juga kau memintaku kemari. Karena aku juga punya berita baik yang ingin kusampaikan padamu secara langsung. Tapi, aku mau mendengar ceritamu dulu."

"Tidak, Alex. Aku mau mendengar berita baikmu dulu," jawab Amy dengan nada datar.

Di hadapannya, Alex tampak menghela napas sambil tersenyum. Entah kenapa Amy merasa kalau lelaki itu tampak sedang bahagia sekali saat ini. Apakah ia begitu jahat kalau menanyakan hal yang Oliver ceritakan kemarin di saat Alex sedang merasa begitu bahagia seperti sekarang?

"Jadi begini, Amy. Tadi malam aku mendapat pesan dari mantan teman kuliahku di NY, dia memberikanku penawaran untuk membuat sebuah proyek bersama, dia memintaku untuk tinggal di NY sementara waktu. Dan kalau kita menikah bulan depan, aku berencana ingin membawamu ke sana dan kita akan berbulan madu sekalian tinggal sementara waktu di NY. Kau bisa mengambil cuti kuliah beberapa bulan. Bagaimana, Amy. Bukankah itu berita yang sangat baik?"

Alex mengguncang-guncang tangan Amy dalam genggamannya perlahan. Ia tampak benar-benar antusias dengan apa yang baru saja diceritakannya. Alex tampak tidak sabar mendengar jawaban Amy setelah ini.

Tapi di hadapannya, Amy masih terdiam, memperhatikannya. Dalam hati ia bertanya apakah semua hal yang Oliver katakan kemarin benar? Apakah mungkin seseorang seperti Alex bisa berbuat hal keji seperti itu?

"Sebelum kita membicarakan semuanya lebih jauh, aku ingin menanyakan sesuatu hal padamu dulu, Alex. Dan aku mau kau untuk menjawab jujur pertanyaanku nanti."

Senyuman Alex seketika memudar dari bibirnya. Ia menatap Amy dengan bingung.

"Pertanyaan tentang apa, Amy?"

Jantung Amy berdegup dengan cepat di dalam sana. Tapi ia harus menanyakannya agar tidak ada penyesalan di kemudian hari. Amy menguatkan hatinya lalu perlahan ia berkata, "Katakan padaku, Alex. Apa benar kau adalah orang di balik kecelakaan yang menimpaku dan Oliver di Hereford waktu itu?"

𝐎𝐋𝐈𝐕𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang