please vote and leave comment, dear!
thank you <3
.
.
.Tiga tahun kemudian ...
Oliver dan Tom sedang menuju ke sebuah hotel di mana mereka akan mengadakan transaksi jual beli senjata api. Sebenarnya sejak tiga tahun lalu, Oliver sudah terbiasa melakukan pekerjaan seperti ini seorang diri. Lucia memberikannya tanggung jawab untuk mengurus seluruh transaksi dan kegiatan bisnis yang terjadi di bar-bar miliknya seperti jual beli senjata api dan beberapa transaksi obat-obatan terlarang. Sementara Tom akan membantu Alberto mengurus bisnis lainnya.
Namun kali ini, Tom ingin sekali menemaninya karena klien mereka kali ini agak sedikit berbeda. Tom khawatir dalam kondisi Oliver yang belum sepenuhnya stabil akan membahayakan kliennya atau kemungkinan terburuknya, Oliver bisa mengacaukan transaksi mereka dan membahayakan dirinya sendiri.
Tom mengendarai mobilnya sendiri dengan Oliver yang duduk di sampingnya. Ia memperhatikan anaknya itu dari spion depan. Pemuda itu tampak serius sekali, tidak ada senyuman sama sekali di wajahnya. Oliver memang jarang tersenyum dan sejak kecelakaan beberapa tahun lalu itu, ia jadi semakin jarang lagi tersenyum. Ditambah saat Lucia merubah penampilan Oliver dari seorang remaja yang tampak depresi menjadi seorang lelaki dewasa yang memiliki kepribadian. Lucia merubah gaya rambut Oliver dan memperbaiki cara berpakaiannya. Sekarang Oliver tampak lebih dewasa dari usianya yang sebenarnya. Dan itu membuat wajahnya terlihat kejam apalagi ditambah dengan tatapannya yang dingin.
Mereka sampai di hotel tempat mereka akan mengadakan transaksi. Sebelum turun dari mobil Tom berpesan, "Ingat, Oli. Jangan sampai mereka tahu kalau kita memiliki hubungan dan kuharap kau bisa menjaga sikapmu. Karena klien yang satu ini agak berbeda dan kurasa ia akan sedikit agresif jika melihatmu."
Oliver tidak menjawab ucapan ayahnya. Ia segera turun dari mobil dan membawa tas besar yang berisi senjata api dan beberapa amunisinya.
Saat tiba, mereka disambut oleh seorang lelaki tua bertubuh gempal yang mengenakan jubah mandi sambil menghisap cerutunya. Di belakangnya tampak seorang pengawal perempuan yang berbadan tinggi besar seperti seorang pegulat. Wajah pengawal itu bengis seperti tak mengenal ampun.
"Oh suatu kehormatan kau mengantarkan pesananku sendiri, Tom. Dan lihat, kau membawa teman?" Lelaki berperut buncit itu menatap penuh minat pada Oliver.
"Tidak perlu berbasa-basi, Doris. Cepat selesaikan transaksi ini karena kami harus segera pergi."
"Kenapa harus terburu-buru. Minumlah sebentar." Lelaki bernama Doris itu menghisap cerutunya. "Apalagi kau membawa teman istimewa hari ini. Kau mau minum apa, manis?" Tuan Doris menatap Oliver sambil menggigit bibir bawahnya membayangkan jika bibir Oliver yang berwarna merah muda itu memainkan miliknya di bawah sana. Ia memain-mainkan sebuah borgol di tangannya.
"Kami datang untuk berbisnis bukan untuk minum," ucap Tom. Ia mulai merasa tidak sabar karena lelaki itu mulai bersikap agresif pada anaknya. Sementara di sampingnya, Oliver hanya diam memperhatikan.
"Tunggu sebentar. Siapa namamu, manis? Mengapa kau rela mengorbankan nyawamu dan bekerja dengan mereka." Tuan Doris bangkit dari kursinya dan mulai menyentuh wajah Oliver dengan borgolnya. "Kau lebih pantas menjadi seorang model atau menjadi peliharaanku. Kau begitu cantik dan lihat bibirmu yang merona ini, kau pasti sangat pandai memainkan bibirmu ini, kan?" Oliver bergeming merasakan borgol itu terasa dingin menyentuh kulitnya. Sementara Tom mulai terlihat tidak sabar di tempatnya. "Aku akan membayar lebih jika kau mau menerima tawaranku untuk menemaniku sekarang. Kau akan menjadi peliharaanku yang paling kusayang. Aku akan memberikan semua yang kau inginkan. Aku benar-benar tidak sabar ingin mengikat tanganmu di belakang dengan borgolku ini dan membuatmu berlutut di–"

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐋𝐈𝐕𝐄𝐑
General Fiction[𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄 𝟐𝟑/𝟎𝟒/𝟐𝟐] Oliver Harris, seorang pemuda broken home, bertato, mempunyai temperamen buruk dan tidak pernah segan untuk menghajar setiap orang yang menghalangi jalannya. Tumbuh besar bersama ibunya yang seorang pemabuk setelah...