22. the beginning of the end

154 30 46
                                        

please vote and leave comment, dear!
thank you <3
.
.
.

Keesokan harinya Oliver bangun pagi-pagi sekali dan membuatkan sarapan untuk mereka berdua. Amy masih sedikit marah dengan apa yang terjadi tadi malam. Sambil menyiapkan makanan, Oliver tersenyum sendiri memikirkan reaksi Amy semalam yang tampak begitu takut kehilangannya.

Selesai menyiapkan semuanya, Oliver masuk ke kamar. Ia melihat Amy masih tertidur dengan selimut yang menutupi tubuhnya sampai ke leher. Oliver berjalan menghampiri Amy dan mendekatkan bibirnya ke telinga Amy.

"Bangun, Tuan Putri." Oliver berbisik di telinga Amy. Tapi, Amy masih tidak bergerak. Oliver mengusap-usap pipi Amy lalu meniupkan angin dari bibirnya ke telinga Amy dengan perlahan.

Amy bergumam dan membuka matanya. Ia tampak kaget melihat wajah Oliver di sampingnya.

"Apa yang kau lakukan, Oliver? Kau mengganggu tidurku. Ini masih terlalu pagi." Amy mengusap-usap matanya. Ia meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas di samping tempat tidur untuk melihat jam.

"Ya Tuhan, ini baru jam 7. Apa yang kau lakukan sepagi ini?" Amy mengangkat tubuhnya, duduk bersandar.

"Aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita berdua." Oliver tersenyum. "Kau mau sarapan di dapur atau aku bawakan semuanya dan kita sarapan di sini saja?"

"Apa kau akan pergi ke bengkel lebih awal hari ini?" tanya Amy sambil mencoba mengikat rambutnya yang berantakan.

"Tidak, Am. Hari ini aku tidak akan pergi ke bengkel."

"Kenapa?"

"Karena si Tuan Putri ini masih marah padaku, jadi aku memutuskan untuk pergi ke taman dan tidak akan ke bengkel hari ini."

"Apa maksudmu, Oliver?" tanya Amy bingung.

"Ya Tuhan, kau tidak mengerti juga ya? Hari ini aku tidak akan pergi ke bengkel. Aku akan mengajakmu berjalan-jalan di taman. Kau mau?"

Senyuman mengembang di wajah Amy. Ia merasa sangat senang Oliver tidak pergi bekerja hari ini dan memilih untuk menghabiskan waktu sepanjang hari bersamanya.

"Tentu saja aku mau. Baiklah, kalau begitu bawakan sarapannya ke sini. Aku mau sarapan di kamar saja."

"Baiklah, Tuan Putri. Aku akan melayanimu seharian penuh untuk menebus kesalahanku semalam. Bagaimana, kau senang?" Oliver menaikkan alisnya untuk meyakinkan Amy.

Amy tertawa melihat ekspresi wajah Oliver.

"Baiklah, sekarang cepat kau bawa sarapannya ke sini, kalau kau tidak melakukannya sekarang juga aku akan menghajar bokongmu."

Oliver pergi keluar kamar dan menuju dapur. Tak lama ia kembali dengan nampan berisi makanan dan minuman.

"Sarapan datang."

Amy memperhatikan makanan yang Oliver bawa. Oliver telah membuatkannya pancake yang tampak agak gosong tapi dengan cerdik ia menutupinya dengan whip cream dan irisan stroberi di atasnya agar terlihat cantik. Oliver juga membuatkan Amy telur mata sapi dan segelas susu. Tampilan pancake itu membuat Amy merasa geli hati tapi ia juga merasa tidak sabar untuk mencicipinya.

"Whoa, menu spesial hari ini." Amy tersenyum.

"Ya, hanya untukmu, Tuan Putri," jawab Oliver.

"Terima kasih, Tuan Tampan. I love you."

Amy menyuapi Oliver sepotong pancake yang lumayan besar bagian gosongnya, ia sengaja melakukannya agar Oliver merasakan rasa pahit dari masakannya sendiri.

𝐎𝐋𝐈𝐕𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang