please vote and leave comment, dear!
thank you <3
.
.
.Bramall Lane tampak begitu ramai siang itu. Stadion berkapasitas 32,050 tempat duduk itu tampak cukup megah. Amy belum pernah pergi ke stadion sebelumnya atau berkumpul dengan puluhan ribu suporter seperti sekarang ini. Ia tampak sedikit takut, takut adanya kerusuhan antar suporter atau hal buruk lainnya seperti yang sering ia lihat di tv.
Amy dan Alex duduk di atas tribun. Amy merasa sangat takjub melihat ribuan penonton menyanyikan yel-yel untuk tim kesayangan mereka. Alex bahkan ikut bernyanyi bersama mereka.
Sekitar 20 menit berlalu. Para pemain dari kedua tim masuk ke lapangan disambut oleh standing ovation puluhan ribu penonton.
"Amy, kau lihat itu Billy Sharp! Kapten kita!" Alex berteriak pada Amy dengan wajah yang tampak sangat bahagia. Sejak tinggal di Amerika ini adalah pertama kalinya lagi Alex menyaksikan pertandingan sepakbola langsung di stadion. Ia merasa sangat tidak sabar.
Pertandingan berjalan sangat menegangkan. Amy yang bahkan tidak mengerti sepakbola sama sekali pun ikut terhanyut dalam pertandingan itu.
Beberapa kali bola hampir masuk ke gawang lawan tapi berhasil diselamatkan oleh kiper mereka.
Pertandingan babak pertama berakhir imbang tanpa gol.
"Amy, kau menikmati pertandingannya?" tanya Alex sambil menikmati minumannya.
"Ya, tadi itu keren sekali! Semoga babak kedua nanti Sheffield berhasil membuat gol!"
"Tentu saja! Kita pasti akan pulang dengan poin penuh!" Mereka berdua tersenyum. Mengamini perkataan Alex dalam hati.
Di babak kedua permainan jauh lebih menegangkan dari babak pertama. Beberapa kali striker tim tuan rumah mencoba menjebol gawang tim tamu tapi berhasil ditepis oleh kiper. Tim lawan pun beberapa kali melakukan serangan balik.
Bramall Lane bergemuruh saat striker tim tuan rumah berhasil mencetak gol yang sangat dramatis di menit ke-89. Semua pendukung bersorak, melompat dan bertepuk tangan. Alex bahkan tanpa sadar memeluk Amy dengan sangat erat karena begitu senangnya. Amy pun merasa senang untuk Alex dan pendukung yang lain.
Hari itu, tim kebanggaan kota pulang dengan poin penuh walau hanya dengan kemenangan tipis 1-0. Tapi, sudah cukup untuk mempertahankan posisi mereka di puncak klasemen sementara.
Amy dan Alex keluar dari stadion dengan perasaan puas. Senyuman tidak pernah hilang dari wajah Alex hari itu.
***
Setelah kira-kira setengah jam berkeliling melihat-lihat stand suvenir, Amy dan Alex duduk di tengah lapangan di The Peace Garden, taman yang berada tak jauh dari Bramall Lane. Mereka duduk di atas rerumputan sambil menikmati makanan yang mereka beli.
"Kau tau, Am? Hari ini aku sangat bahagia." Mulut Alex penuh dengan makanan yang belum sempat ia kunyah.
"Ya, aku bisa melihatnya." Amy tersenyum.
"Apa kau merasakan hal yang sama? Maksudku, kau senang Sheffield memenangkan pertandingan?"
"Ya, tentu saja! Habiskan dulu makanan di mulutmu. Jangan banyak bicara nanti kau tersedak!" Amy memberikan kaleng soda miliknya. Alex langsung meminumnya sampai habis.
"Hei, itu minumanku!" Alex tertawa melihat raut wajah Amy.
"Iya, nanti kubelikan lagi."
Mereka berdua menghabiskan makanan dan minuman yang mereka beli dalam waktu singkat. Amy dan Alex merasa sangat kelaparan. Khususnya Alex yang dari tadi terus saja berteriak sepanjang pertandingan. Ia kehilangan banyak energi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐋𝐈𝐕𝐄𝐑
General Fiction[𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄 𝟐𝟑/𝟎𝟒/𝟐𝟐] Oliver Harris, seorang pemuda broken home, bertato, mempunyai temperamen buruk dan tidak pernah segan untuk menghajar setiap orang yang menghalangi jalannya. Tumbuh besar bersama ibunya yang seorang pemabuk setelah...