please vote and leave comment, dear!
thank you <3
.
.
."Ayah?"
Kaki Oliver terasa sangat lemas melihat sosok yang berdiri di hadapannya saat ini. Ia seperti ingin menangis. Ia tidak percaya bisa bertemu ayahnya lagi setelah sembilan tahun berpisah.
Oliver berlari ke arah ayahnya dan memeluknya dengan sangat erat. Akhirnya, ia bisa merasakan lagi dekapan seseorang yang biasa melindunginya.
"Hei, Jagoan! Apa kau menangis?" tanya Tom menggoda. Oliver melepas pelukannya pada tubuh lelaki itu. Ia tertawa dengan mata yang sedikit basah.
"Aku sangat merindukanmu, Ayah." Oliver memeluk ayahnya sekali lagi.
"Aku juga sangat merindukanmu, Oliver." Tom menepuk-nepuk pundak Oliver.
Oliver menghela napas dan melepas pelukannya. Ia berdiri di samping ayahnya.
"Apa Ayah yang membebaskanku?" tanya Oliver penasaran. Tom tersenyum dan mengangguk.
"Iya, aku memberi uang jaminan untuk mengeluarkanmu," jawab Tom lalu menghisap rokoknya.
"Tapi untuk apa, Ayah? Aku tidak bersalah. Aku pasti akan bebas walau tanpa uang jaminan."
"Aku tahu. Tapi terkadang uang dapat membuat semua prosesnya menjadi lebih mudah dan cepat. Maksudku, aku tidak bisa melihatmu berada lebih lama lagi di dalam sana. Aku tahu kau sangat ingin kembali ke pelukan gadismu. Para polisi itu hanya ingin uang, Oliver. Jadi, mereka mengulur-ulur semuanya. Dan membuat kasus palsu tentang cincin itu. Aku tidak bisa membiarkan mereka lebih lama lagi."
Oliver terdiam mendengar semua ucapan ayahnya. Lelaki itu sudah tahu terlalu banyak tentang kehidupannya.
"Dari mana Ayah tahu tentang itu semua? Maksudku, tahu tentang apa yang sedang kualami dan tentang Amy. Apa Benji yang memberitahumu?"
"Apa kau benar-benar perlu tahu dari mana aku mengetahui semuanya?"
Oliver teringat ucapan Benji, Ayahmu sekarang bekerja dengan seseorang yang cukup penting di sana.
"Mmh, tidak juga," jawab Oliver ragu. Ia berusaha menghindari kontak mata dengan ayahnya.
"Aku tahu semua hal tentangmu, Oliver," ucap Tom santai.
"Juga tentang Amy?" tanya Oliver tidak percaya. Ia berpaling pada Tom.
"Semuanya tanpa terkecuali. Tapi, kau tidak perlu tahu dari mana aku mengetahui semua itu."
Oliver semakin bingung dengan ucapan ayahnya. Apa ayahnya mengirim seseorang untuk memata-matainya selama ini? Tapi, untuk apa?
"Oh ya, ngomong-ngomong kau masih memakai mobil ini?" Tom mengusap mobil peninggalannya yang tampak masih terawat di hadapannya. Ia seperti sedang mengingat kenangan-kenangannya dengan mobil itu dulu.
"Hanya itu yang kumiliki, Ayah. Terima kasih sudah menyisakannya untukku."
Mereka tersenyum lalu setelah itu, untuk beberapa saat keduanya terdiam.
"Mengapa kau meninggalkanku saat aku benar-benar membutuhkanmu, Ayah?" tanya Oliver tiba-tiba. Ayahnya tampak kaget mendengar pertanyaan Oliver. Lelaki itu terdiam sambil memandang lurus ke depan.
"Aku minta maaf, Oliver. Aku tahu aku benar-benar pecundang."
"Tidak apa-apa, Ayah. Semua sudah berlalu. Aku bersyukur bisa melalui semua itu dan berhasil bertahan."

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐋𝐈𝐕𝐄𝐑
General Fiction[𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄 𝟐𝟑/𝟎𝟒/𝟐𝟐] Oliver Harris, seorang pemuda broken home, bertato, mempunyai temperamen buruk dan tidak pernah segan untuk menghajar setiap orang yang menghalangi jalannya. Tumbuh besar bersama ibunya yang seorang pemabuk setelah...